Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Kotak Suara

Sejumlah Pakar Sebut Pemilu Proporsional Tertutup Lebih Ideal, Apa Alasannya?

Ahmad Effendi oleh Ahmad Effendi
12 Januari 2023
A A
proporsional tertutup mojok.co

Ilustrasi surat suara (Mojok.co)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Pemilu dengan sistem proporsional tertutup mendapat banyak penolakan, khususnya dari mayoritas partai politik di parlemen Indonesia. Namun, di tengah sejumlah reaksi keras ini, akademisi dari dua kampus tersohor justru punya pandangan berbeda. Mereka menganggap sistem coblos partai lebih ideal diterapkan. Apa alasannya?

Pengamat politik Universitas Gadjah Mada (UGM) Mada Sukmajati menyebut,  jika dibandingkan dengan sistem pemilu yang berlaku pada 2019 lalu, sistem proporsional tertutup ia anggap punya lebih banyak kelebihan.

Lebih lanjut, kata Mada, untuk negara yang punya banyak partai seperti Indonesia ini, proporsional tertutup terlihat lebih ideal. Khususnya jika penyelenggaraan pemilu legislatif diadakan secara serentak.

“Banyak ahli sudah mewanti-wanti kalau sebuah negara menyelenggarakan pemilu serentak, maka pilihlah sistem yang paling sederhana,” terang Mada, dikutip dari laman resmi ugm.ac.id, Rabu (11/1/2023). “Dan sistem tertutup ini adalah sistem yang sederhana dari sisi pemilih,” tegasnya.

Profesor ilmu politik ini menambahkan, kelebihan lain dari sistem coblos partai adalah secara teknis lebih meringankan panitia pelaksana pemilu, mengingat proses rekapitulasi suara lebih mudah.

Dengan demikian, hal ini dirasa perlu menjadi salah satu pertimbangan, khususnya bagi panitia penyelenggara. Terlebih, berkaca pada pemilu sebelumnya, terdapat banyak penyelenggara yang sampai meninggal dunia karena kelelahan.

Sementara terkait pertanyaan bagaimana prinsip transparansi, akuntabilitas, dan partisipasi bisa terpenuhi, Mada menyebut beberapa mekanisme yang bisa diterapkan. Misalnya, melalui Peraturan Komisi Pemilihan Umum (PKPU) yang mewajibkan setiap partai membuat berita acara terkait proses pencalonan. Selain itu, pemilih juga bisa berperan misalnya dengan membuat forum di luar partai politik.

“Mekanismenya bisa macam-macam, paling tidak secara legal formal prinsip-prinsip tadi sudah terlihat,” katanya.

Paparan serupa juga pernah disampaikan Guru Besar Universitas Indonesia (UI), Valina Singka Subekti, dalam orasi ilmiah pengukuhan Guru Besar Tetap Ilmu Politik bertajuk “Sistem Pemilu dan Penguatan Presidensialisme Pasca Pemilu Serentak 2019” pada 2019 lalu.

Saat itu, Valina menyarankan agar Pemilu 2024 mendatang Indonesia menerapkan sistem proporsional tertutup alias coblos partai. Menurutnya, metode coblos partai bisa mencegah politik transaksional, sehingga lebih baik dari proporsional terbuka.

“Perlu dipertimbangkan untuk merancang kembali desain sistem pemilu yang mampu memperkuat presidensialisme pada satu sisi dan kualitas demokrasi Indonesia pada sisi lainnya,” kata Valina, dikutip dari laman resmi fisip.ui.ac.id.

Ada beberapa alasan yang diutarakan Valina. Pertama, sistem pemilu harus mampu meningkatkan derajat representasi dan akuntabilitas anggota DPR. Kedua, sistem pemilu harus mampu menghasilkan sistem kepartaian dengan jumlah partai sederhana.

Sementara yang ketiga, lanjut Valina, sistem pemilu harus mudah diaplikasikan dan berbiaya rendah serta mampu memutus mata rantai praktik politik transaksional.

“Sistem pemilu saat ini yang berpusat pada calon atau ‘candidacy centered’ perlu direkayasa kembali menjadi sistem pemilu yang berpusat pada partai atau ‘party centered’. Sistem pemilu proporsional tertutup dapat dipertimbangkan kembali sebagai salah satu alternatif untuk digunakan dalam pemilu serentak 2024,” sambungnya.

Iklan

Mantan anggota KPU (2004-2007) ini juga memaparkan gagasan awalnya terkait rancangan sistem pemilu proporsional tertutup. Tiga poin yang ia sampaikan di antaranya (1) memperketat persyaratan partai politik peserta pemilu, (2) memperkecil besaran daerah pemilihan dan alokasi kursi dari 3-12 menjadi 3-8, dan (3) meningkatkan ambang batas parlemen 5 persen.

“Dengan adanya rekayasa desain sistem pemilu, diharapkan dapat mendorong partai politik menjadi lebih kuat, aspiratif dan akuntabel sehingga penyelenggaraan pemerintahan presidensial lebih efektif,” jelasnya.

Sebagaimana diketahui sebelumnya, sistem proporsional tertutup—yang menjadi usulan PDIP—ramai-ramai ditolak oleh parpol-parpol di parlemen. Bahkan, beberapa hari yang lalu, delapan parpol telah berkumpul dan menyatakan sikap mereka menolak sistem proporsional tertutup.

Lebih lanjut, hasil survei dari Skala Survei Indonesia (SSI) baru-baru juga ini menunjukkan bahwa mayoritas publik, yakni sebesar 63 persen menginginkan agar Pemilu 2024 tetap menggunakan sistem proporsional terbuka. Hanya 4,8 persen responden yang sepakat dengan sistem coblos partai.

Penulis: Ahmad Effendi
Editor: Amanatia Junda

BACA JUGA 8 Partai Kompak Tolak Proporsional Tertutup, Apa Saja Poin Kesepakatannya?

Terakhir diperbarui pada 12 Januari 2023 oleh

Tags: Pemilu 2024sistem pemilusistem proporsional tertutup
Ahmad Effendi

Ahmad Effendi

Reporter Mojok.co

Artikel Terkait

Rasanya Satu Kelompok KKN dengan Anak Caleg, KKN Undip.MOJOK.CO
Kampus

Rasanya Satu Kelompok KKN dengan Anak Caleg, Semua Urusan Jadi Mudah Meski Suasana Bikin Tak Betah

14 Juli 2024
Komeng: Olok-Olok Rakyat Biasa untuk Menertawakan Politik MOJOK.CO
Esai

Komeng Adalah Bentuk Olok-Olok Paling Menohok yang Mewakili Lapisan Masyarakat Biasa untuk Menertawakan Politik

19 Februari 2024
bayi prabowo gibran di sumatera selatan.MOJOK.CO
Ragam

Kisah Bidan yang Membantu Persalinan Bayi Bernama Prabowo Gibran di Sumatera Selatan

16 Februari 2024
Menyaksikan Coblosan di Wotawati, Kampung Warisan Majapahit yang Mataharinya Tenggelam Pukul 15.00 MOJOK.CO
Aktual

Menyaksikan Coblosan di Wotawati, Kampung Warisan Majapahit yang Mataharinya Tenggelam Pukul Tiga Sore

14 Februari 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

pendidikan, lulusan sarjana nganggur, sulit kerja.MOJOK.CO

Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada

5 Desember 2025
Menanti kabar dari keluarga, korban bencana banjir dan longsor di Sumatera. MOJOK.CO

‘Kami Sedih dan Waswas, Mereka seperti Tinggal di Kota Mati’ – Kata Keluarga Korban Bencana di Sumatera

1 Desember 2025
Para penyandang disabilitas jebolan SLB punya kesempatan kerja setara sebagai karyawan Alfamart berkat Alfability Menyapa MOJOK.CO

Disabilitas Jebolan SLB Bisa Kerja Setara di Alfamart, Merasa Diterima dan Dihargai Potensinya

2 Desember 2025
Gen Z fresh graduate lulusan UGM pilih bisnis jualan keris dan barang antik di Jogja MOJOK.CO

Gen Z Lulusan UGM Pilih Jualan Keris, Tepis Gengsi dari Kesan Kuno dan Kerja Kantoran karena Omzet Puluhan Juta

2 Desember 2025
Maybank Cycling Mojok.co

750 Pesepeda Ramaikan Maybank Cycling Series Il Festino 2025 Yogyakarta, Ini Para Juaranya

1 Desember 2025
Warung makan gratis buat Mahasiswa Asal Sumatra yang Kuliah di Jogja. MOJOK.CO

5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana

4 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.