MOJOK.CO – Partai Gelombang Rakyat Indonesia (Gelora) resmi menjadi partai politik (parpol) peserta Pemilu 2024. Dalam proses pengundian yang digelar KPU pada Rabu (14/12/2022) kemarin, parpol yang digawangi Anis Matta dan Fahri Hamzah ini memperoleh nomor urut 7.
“Saya juga ingin menyampaikan pesan ini kepada teman-teman di KPU khususnya, mudah-mudahan jadwal pemilu berjalan sesuai yang telah ditetapkan sebelumnya,” ujar Ketua Umum Partai Gelora Anis Matta, seusai acara pengundian nomor urut.
“Para penyelenggara pemilu bersama para peserta pemilu ini semua adalah garda demokrasi di Indonesia,” sambungnya.
Partai Gelora sendiri menjadi satu dari tiga wajah baru yang akan berkompetisi di Pemilu 2024. Selain Gelora, ada parpol-parpol baru lain, seperti Partai Buruh dan Partai Kebangkitan Nasional (PKN).
Profil Partai Gelora
Mengutip laman resmi partaigelora.id, Partai ini didirikan pada 28 Oktober 2019 oleh 99 orang dari 34 provinsi di Indonesia. Deklarasi Partai Gelora dilakukan dalam acara konsolidasi nasional di Jakarta pada tanggal 10 November 2019.
Setelah melalui serangkaian proses pendaftaran dan verifikasi, barulah pada tanggal 2 Juni 2020, Partai Gelora sah menjadi badan hukum dengan penyerahan Surat Keputusan (SK) Menteri Hukum dan HAM.
Selain telah resmi memiliki badan hukum, saat ini Partai Gelora Indonesia tercatat memiliki kepengurusan di 34 Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) setingkat provinsi, 445 Dewan Pimpinan Daerah (DPD) setingkat kabupaten dan kota, serta 4.395 Dewan Pimpinan Cabang (DPC) setingkat kecamatan.
Partai Gelora, secara umur, memang termasuk kategori parpol baru. Namun, dari beberapa pendirinya, terdapat nama-nama tokoh politik yang cukup dikenal.
Bahkan, partai ini kerapkali disebut sebagai “pecahan” dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Mengingat, sejumlah mantan politisi PKS seperti Anis Matta, Fahri Hamzah, dan Achmad Rilyadi, saat ini menjabat sebagai pengurus partai tersebut.
Gagasan pendirian Partai Gelora sebenarnya telah bermula pada 3 Februari 2018 lalu, tatkala politisi PKS Anis Matta menyampaikan pidato “Arah Baru Indonesia” di acara Musyawarah Kerja Keluarga Alumni KAMMI.
Saat itu, Anis menyampaikan bahwa tiga gelombang yang dilalui bangsa Indonesia selalu dipengaruhi oleh faktor global. Tidak ada perubahan di Indonesia yang tidak dipengaruhi oleh faktor luar. Oleh karena itu, kalau bangsa Indonesia mau melakukan lompatan jauh ke depan, harus melihat ke kiri dan ke kanan.
Dalam pandangan Anis, untuk melakukan lompatan jauh ke depan, maka Indonesia harus melakukan tiga hal.
Pertama, melakukan konsolidasi ideologi: Islam dan negara tidak boleh lagi dipertentangkan. Kedua, kekuatan utama bangsa Indonesia, yakni ilmu pengetahuan, kekuatan militer, ekonomi, kesejahteraan dan keadilan, harus dibangun. Ketiga, Indonesia harus membangun strategic partnership global, dan menjadi pioneer bukan follower semata.
Tiga pandangan inilah yang Anis Matta sampaikan dalam pidato kebangsaannya. Pidato ini juga yang kemudian dijadikan landasan dalam menyusun Manifesto Partai Gelora, yang dipakai sekarang ini.
“Dari perjalanan sejarah panjang kita sebagai bangsa Indonesia, kita menemukan fakta bahwa setidaknya kita melalui dua gelombang sejarah yang penting. Pertama adalah menjadi Indonesia, dan kedua, adalah menjadi negara-bangsa moderen yang kuat. Seharusnya sekarang kita memasuki gelombang ketiga di mana Indonesia menjadi salah satu kekuatan utama dan merupakan bagian dari kepemimpinan dunia,” seru Partai Gelora dalam manifestonya.
Saat ini, Partai Gelora diketuai oleh Anis Matta. Adapun, Fahri Hamzah menjabat sebagai wakil ketua umum, Mahfuz Sidiq sebagai Sekretaris Jendral, serta Achmad Rilyadi dan Fetty Fatmasari Utami masing-masing jadi Bendahara dan Wakil Bendahara Umum.
Penulis: Ahmad Effendi
Editor: Purnawan Setyo Adi