MOJOK.CO – Capres dari Koalisi Perubahan, Anies Baswedan, kabarnya telah selesai memilih nama bakal cawapresnya. Menurut juru bicara bakal capres Anies, Sudirman Said, pengumumannya dalam waktu dekat. Kata dia, pihak koalisi tinggal menunggu hari baik saja.
“Saat ini proses memilah dan memilih sudah selesai. Tinggal tunggu hari baik bagi Pak Anies untuk memutuskan dan mengumumkan,” ujar Sudirman Said, Sabtu (10/6/2023) kemarin, mengutip dari Detik.
Ia menambahkan bahwa terkait pengajuan nama ini, tak ada yang memaksa Anies dalam memilih. Nama-nama ini, lanjut Sudirman, adalah usulan masing-masing dari Partai NasDem, PKS, dan Partai Demokrat.
“Tidak ada satu pun pihak yang memaksakan. Semua mendapat kesempatan mengusulkan nama,” ujarnya.
“Partai NasDem mengusulkan beberapa nama, PKS mengusulkan beberapa figur baik kader maupun nonkader. Begitupun Partai Demokrat menyodorkan sejumlah tokoh, baik internal maupun eksternal Partai,” pungkas Sudirman.
Lantas, siapa saja nama-nama yang paling potensial mendampingin Anies?
Tiga kandidat terkuat
Berdasarkan penelurusan Detik, yang mewawancarai sejumlah petinggi parpol anggota Koalisi Perubahan, tiga nama kini telah mengerucut.
Salah satunya menurut oleh Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera, yang menyebut bakal pendamping Anies 80 persen sudah pasti di antara Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Ahmad Heryawan alias Aher, dan Khofifah Indar Parawansa.
Kendati nama-nama ini telah mengerucut, para elite parpol tersebut masih menahan diri. Mereka tak mau terburu-buru dalam mengumumkan nama dan memilih menuggu pengumuman resmi dari Anies sendiri.
Belakangan, rumor menyebut bahwa di antara tiga nama itu cawapres itu, pendamping Anies kemuingkinan “berinisial A”.
Inisial A yang pertama adalah AHY, yang merupakan Ketua Umum Partai Demokrat saat ini. Sementara A yang kedua adalah Aher, PKS terus mendorongnya untuk menjadi cawapres Anies.
Benarkah inisial A adalah AHY?
Terkait inisial A ini, nama AHY adalah yang paling potensial. Wakil Ketua Umum Partai Demokrat, Benny K. Harman bahkan sudah menegaskan.
Dengan percaya diri, Benny mengatakan potensi AHY mendampingi AHY adalah 80 persen.
“Mudah-mudahan, ya, 80 persen lah,” kata Benny, Senin (12/6/2023).
Sebelumnya, juga telah muncul desas-desus kurang mengenakkan kalau Partai Demokrat memaksa koalisi untuk mengajukan nama AHY sebagai cawapres Anies. Kabar ini pertama kali muncul dari Bendahara Umum DPP Partai NasDem, Ahmad Sahroni.
“Mereka maksa pokoknya, untuk AHY mendampingi Anies,” kata Wakil Ketua Komisi III DPR tersebut, mengutip Tempo.
Ia mengatakan, tiga parpol Koalisi Perubahan pasti punya keinginan yang sama untuk segera mendeklarasikan cawapres. Namun saat ini, kata dia, kondisinya masih dinamis mengingat banyak nama cawapres yang mencuat.
“Semua partai selain Koalisi Perubahan pasti punya keinginan yang sama pengen cepat-cepat diumumin cawapresnya. Tapi dengan situasional saat ini, sangat dinamis dengan semua cawapres yang ada di republik ini,” pungkasnya.
Hanya AHY yang diklaim layak
Sebelumnya, Ketua Badan Pemenangan Pemilihan Umum (Bappilu) Partai Demokrat Andi Arief menegaskan bahwa hanya AHY yang menyanggupi dan memenuhi syarat sebagai cawapres Anies.
Sebagai Ketua Bappilu, Andi mengatakan telah menerima aspirasi masyarakat serta memperhatikan survei yang mengerucutkan enam figur potensial pendamping Anies. Ia bersama tim Demokrat juga telah bertemu langsung dan berkomunikasi dengan mereka.
Dari hasil pertemuan itu, Andi menyebut keenam figur menyatakan tidak sanggup memenuhi persyaratan sesuai Piagam Koalisi Perubahan untuk Persatuan. Dia mengatakan hanya AHY yang menyanggupi dan memenuhi syarat mendampingi Anies.
“Semua jawaban para figur di luar Mas Ketum [AHY] menyatakan tidak sanggup memenuhi persayaratan. Kesimpulannya, AHY yang memenuhi kesanggupan dan persayaran menjadi cawapres Anies,” tegas Andi.
Kendari demikian, baru-baru ini beredar kabar jika AHY bakal menemui Ketua DPP PDIP Puan Maharani dalam waktu dekat.
Memang belum pasti ihwal apa yang bakal jadi topik pembahasan. Namun, sejumlah pihak menilai pertemuan ini akan membicarakan koalisi.
Dengan demikian, jika koalisi terbentuk, ini akan menutup kemungkinan AHY menjadi pendamping Anies sekaligus bikin Koalisi Perubahan bubar.
Penulis: Ahmad Effendi
Editor: Purnawan Setyo Adi