Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Kotak Suara

Mengenal Politik Gagasan, Perwujudan Pemilu Ideal di 2024

Ahmad Effendi oleh Ahmad Effendi
21 Januari 2023
A A
politik gagasan vs politik identitas

Ilustrasi politik gagasan vs politik identitas (Mojok.co)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO–Menyongsong Pemilu 2024, Koalisi Indonesia Baru (KIB) meluncurkan visi-misi bernama “Politik Gagasan”. Sejumlah pengamat menilai bahwa visi tersebut sangat penting untuk membawa Indonesia keluar dari politik identitas yang sudah lama mengakar. Namun, apa sebenarnya politik gagasan itu?

Dalam launching visi-misi di Hotel Shangrilla, Surabaya, Agustus tahun lalu, Ketua DPD Partai Golkar Sarmudji menyatakan bahwa visi-misi KIB adalah untuk menjaring dan menampung ide serta gagasan akademisi, elemen masyarakat, dan lain sebagainya. Ia menegaskan, pihaknya tidak akan menonjolkan perseorangan, sebagaimana wacana politik yang sudah-sudah.

“Di sini yang ditonjolkan menjaring ide dan gagasan, tentu untuk Indonesia lebih baik. Siapapun nanti yang akan maju di pemilihan (pilpres) bisa disodorkan platform (visi-misi) ini untuk membangun Indonesia lebih baik,” terang Sarmudji.

“Visi Misi KIB tidak berbasis pada figur, tetapi lahir dari gagasan yang kemudian ditawarkan ke sosok calon yang akan maju di Pilpres,” sambungnya.

KIB sendiri merupakan koalisi yang diisi oleh tiga partai politik: Partai Golkar, Partai Persatuan Pembangunan (PPP), dan Partai Amanat Nasional (PAN). Sejauh ini mereka belum mengusung nama capres untuk Pemilu 2024. Namun, nama Ganjar Pranowo kencang dihubungkan dengan koalisi ini.

Politik Gagasan, Lawan dari Politik Identitas

Menurut akademisi Universitas Paramadina, Djayadi Hanan, politik gagasan didefinisikan sebagai praktik politik yang mengedepankan gagasan sebagai komoditas utama yang ditawarkan kepada publik, sekaligus menjadi agenda utama perjuangan—yang dalam konteks ini—partai politik.

Menurutnya, politik gagasan bukan politik yang mengedepankan persamaan identitas, faktor kedekatan, atau aspek-aspek non-rasional lainnya. Bahkan, ia juga tidak menjadikan kekuasaan sebagai tujuan, melainkan alat untuk meraih tujuan.

“Politik gagasan adalah ketika seseorang tidak memandang latar belakang seseorang. Jadi, sepanjang idenya cocok dan dianggap bagus oleh masyarakat, dia akan diikuti, dipilih,” ujar Djayadi, saat menyampaikan paparannya di diskusi bertajuk “Politik Gagasan di Era Post Ideologi”, dikutip dari laman rumahpemilu.org, Rabu (18/1/2023).

Ide politik gagasan, dipopulerkan salah satunya oleh ilmuwan politik Amerika Serikat Kenneth White dalam bukunya The Politics of Ideas (1998). Dalam buku ini dijelaskan, di negara-negara yang demokrasi sudah matang, gagasan menjadi sesuatu yang paling sering ditawarkan dalam politik.

Misalnya, di Amerika Serikat, liberalisme sudah bukan lagi jadi bahan perdebatan atau tawaran terhadap konstituen. Gagasan terkait penurunan pajak, keberpihakan kepada warga, asuransi kesehatan dari negara, dan lain sebagainya, jadi komoditas yang sering dijual selama masa kampanye pemilu.

Lawan dari politik gagasan sendiri adalah politik kehadiran (politics of presence). Jika politik gagasan menjual ide atau gagasan, politik kehadiran lebih banyak mengampanyekan sentimen identitas seperti agama, ras, etnis maupun primordialisme, dan narasi-narasi populis lainnya. Maka dari itu, politics of presence sekaligus jadi wajah politik identitas, yang menjamur di Indonesia hari ini.

Mungkinkah Ada Politik Gagasan di Pemilu 2024?

Selama lebih dari satu dekade terakhir, dunia politik Indonesia dicemari dengan politik identitas. Nyatanya, fenomena ini tidak menghasilkan apa-apa kecuali perpecahan dan polarisasi.

Iklan

Temuan Ross Tapsell dalam risetnya yang tayang di New Mandala membuktikan, bahwa narasi-narasi populisme yang digelorakan dua kandidat capres pada Pemilu 2019 bertanggungjawab atas terpecahnya rakyat menjadi dua kubu. Polarisasi ini, kata Tapsell, juga diperparah dengan propaganda dari para pendengung politik (buzzer).

Namun, seperti disampaikan Djayadi Hanan, ada harapan cerah untuk Pemilu 2024 mendatang. Menurutnya, hari ini konstituen sudah mulai bergeser ke arah pemilih rasional dan menerima politik gagasan.

Ia mengutip temuan lembaga survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) dan Lembaga Survei Indonesia (LSI). Dalam survei ini, ditemukan bahwa 22 persen responden memilih partai karena program yang ditawarkan, dan 11 persen lagi memilih partai karena dianggap memperjuangkan rakyat.

“Dua elemen ini kan politik gagasan. Jadi, 35 persen pangsa politik itu setuju dengan politik gagasan,” ujarnya.

Sisanya, atau lebih dari 15 persen orang memilih karena mengenal simbol partai. Sementara 11 persen lainnya memilih karena tokoh dalam partai tersebut

“Nah, ini tidak mesti bertentangan dengan politik gagasan. Jadi, ada peluang sebetulnya,” ia menambahkan.

Lebih lanjut, selain di konstituen, angin segar juga berembus ke kalangan partai. Menurut Rektor UIN Sunan Ampel, Muzakki, tiga koalisi yang terbentuk: Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang terdiri atas Partai Golkar-PPP-PAN; koalisi Partai Gerindra-PKB; Koalisi Perubahan, terdiri atas Partai Demokrat-Nasdem-PKS; serta poros PDIP, menunjukkan bahwa partai politik sudah memiliki kesadaran baru tentang politik gagasan.

“Pada titik inilah, rangkaian awal dalam derap menuju Pemilu 2024 menjadi saksi mulai menguatnya kesadaran atas pentingnya politik gagasan,” tulis Muzakki, dalam opininya di JawaPos, dikutip Rabu (18/1/2023).

“Menguatnya kesadaran atas pentingnya politik gagasan dalam perkembangan terkini perpolitikan Indonesia memberikan harapan besar kepada kembalinya kesadaran keindonesiaan kita,” sambungnya.

Penulis: Ahmad Effendi
Editor: Amanatia Junda

BACA JUGA Refleksi Akhir Tahun, Muhammadiyah Minta Politik Identitas Disudahi

 

Terakhir diperbarui pada 21 Januari 2023 oleh

Tags: koalisi indonesia bersatukoalisi pemilu 2024Pemilu 2024politik gagasanpolitik identitas
Ahmad Effendi

Ahmad Effendi

Reporter Mojok.co

Artikel Terkait

Rasanya Satu Kelompok KKN dengan Anak Caleg, KKN Undip.MOJOK.CO
Kampus

Rasanya Satu Kelompok KKN dengan Anak Caleg, Semua Urusan Jadi Mudah Meski Suasana Bikin Tak Betah

14 Juli 2024
Komeng: Olok-Olok Rakyat Biasa untuk Menertawakan Politik MOJOK.CO
Esai

Komeng Adalah Bentuk Olok-Olok Paling Menohok yang Mewakili Lapisan Masyarakat Biasa untuk Menertawakan Politik

19 Februari 2024
bayi prabowo gibran di sumatera selatan.MOJOK.CO
Ragam

Kisah Bidan yang Membantu Persalinan Bayi Bernama Prabowo Gibran di Sumatera Selatan

16 Februari 2024
Menyaksikan Coblosan di Wotawati, Kampung Warisan Majapahit yang Mataharinya Tenggelam Pukul 15.00 MOJOK.CO
Aktual

Menyaksikan Coblosan di Wotawati, Kampung Warisan Majapahit yang Mataharinya Tenggelam Pukul Tiga Sore

14 Februari 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO

Tragedi Sumatra Timbulkan Trauma: “Saya Belum Pernah Lihat Gayo Lues Seporak-poranda ini bahkan Saat Tsunami Aceh”

2 Desember 2025
banjir sumatera. MOJOK.CO

Bencana di Sumatra: Pengakuan Ayah yang Menjarah Mie Instan di Alfamart untuk Tiga Orang Anaknya

1 Desember 2025
Judi Online, judol.MOJOK.CO

Pengalaman Saya 5 Tahun Kecanduan Judol: Delusi, bahkan Setelah Salat pun Doa Minta Jackpot

2 Desember 2025
Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO

Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra

4 Desember 2025
Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

1 Desember 2025
Bioskop NSC Rembang, bangunan kecil di tanah tandus yang jadi hiburan banyak orang MOJOK.CO

Bioskop NSC Rembang Jadi Olok-olokan Orang Sok Kota, Tapi Beri Kebahagiaan Sederhana

1 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.