#2 Yenny Wahid
Secara elektabalitas, putri Presiden ke-4 RI ini sedikit lebih baik dari Cak Imin—meski tidak terlalu signifikan. Namanya pun sempat santer dihubungkan dengan bakal capres Koalisi Perubahan, Anies Baswedan.
Bahkan, pakar politik UGM Arga Pribadi Imawan menyebut bahwa sosok Yenny bisa mendongkrak elektabilitas Anies. Meski elektabilitasnya tak setinggi nama-nama mapan, tapi popularitasnya di kalangan akar rumput dan perempuan cukup tinggi.
“Nama Yenny cukup populer di masyarakat, terutama kalangan perempuan. Ini sekaligus jadi poin plus bagi Partai NasDem untuk mewujudkan gender equality, mengingat juga kini diskursus kesetaraan gender sedang menguat,” kata Arga pada Mojok.
Namun, Partai Demokrat, menjadi “faktor kunci” dari mungkin atau tidaknya Yenny mendampingi Anies. Pasalnya, sejak awal Partai Demokrat telah mengusung nama ketua umum mereka, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai cawapres.
Wah, gonjang-ganjing juga ya!
#3 Khofifah Indar Parawansa
Di antara Cak Imin dan Yenny Wahid, nama ketiga ini bisa dibilang punya elektabilitas paling mentereng. Elektabilitas Khofifah Indar Parawansa sebagai cawapres tercatat memang cukup tinggi; ia hanya kalah dari nama-nama kuat seperti Erick Thohir, Sandiaga Uno, Ridwan Kamil, AHY dan Gibran Rakabuming.
Selain itu, di provinsi yang disebut “battleground” yakni Jawa Timur, popularitas maupun dukungan bagi Khofifah juga cukup besar. Hal ini pula lah yang bikin namanya sempat muncul di bursa cawapres Anies Baswedan.
Sayangnya, baru-baru ini Khofifah juga memberi pernyataan bahwa dirinya bakal fokus di Pilkada Jawa Timur. Hal ini tentu dapat menutup kans Gubernur Jawa Timur ini untuk mendampingi salah satu capres untuk Pemilu 2024.
Keputusan Khofifah untuk fokus di Pilgub Jatim cukup masuk akal. Menurut pengamat sosial-politik UGM Arie Sudjito, Khofifah lebih punya potensi memenangi Pilgub Jatim ketimbang harus jadi cawapres Anies. Pasalnya, posisinya sebagai petahana menjadi poin plus tersendiri.
Kalau kalian, punya jagoan lain yang dari NU enggak?
Penulis: Ahmad Effendi
Editor: Purnawan Setyo Adi