Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Kotak Suara

KRPA: 4 dari 5 Perempuan Alami Pelecehan Seksual di Ruang Publik, Bukti Bahwa Kekerasan Seksual Tak Hanya Terjadi di Tempat Sepi

Ahmad Effendi oleh Ahmad Effendi
27 Maret 2023
A A
kekerasan seksual di ruang publik. Salah satunya pekerja hotel di Surabaya.

Ilustrasi kekerasan seksual bisa terjadi di ruang publik, tidak hanya di tempat sepi dan privat (Mojok.co).

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Empat dari lima perempuan di Indonesia pernah mengalami pelecehan seksual di ruang publik, seperti di jalanan, taman, hingga transportasi publik. Temuan ini pun pada akhirnya mematahkan mitos bahwa kekerasan seksual hanya bisa terjadi di tempat privat dan sepi.

Koalisi Ruang Publik Aman (KRPA) melalui risetnya pernah menemukan bahwa kekerasan seksual masih marak terjadi di ruang publik. Koalisi yang terdiri dari lima organisasi perempuan: Hollaback! Jakarta, Jakarta Feminist, perEMPUan, Lentera Sintas Indonesia, dan Dear Catcallers Indonesia, tersebut menyurvei 4.236 responden di 34 provinsi pada Desember 2021 lalu.

Hasilnya, 2.500 responden mengaku bahwa mereka pernah mengalami pelecehan di tempat umum. Lokasi-lokasi paling banyak terjadi pelecehan antara lain jalanan umum, kawasan pemukiman, transportasi umum, lokasi perbelanjaan, hingga tempat kerja.

Dalam survei tersebut, juga dipaparkan jenis pelecehan paling umum terjadi. Catcalling berupa siulan, adalah yang paling banyak mereka terima, di samping komentar tak senonoh atas tubuh/fisik, main mata, komentar seksis, hingga disentuh.

Menurut KRPA, jumlah ini bisa jadi meningkat, mengingat laporan tersebut hanyalah fenomena gunung es, alias data yang baru bisa dipetakan. Menurut data yang dihimpun, baru sedikit korban yang berani melapor atau melakukan konfrontasi ke pelaku.

Koalisi menyebut, bahwa banyak korban masih enggan untuk melapor lantaran terhalang ketidaktahuan, ketakutan, dan relasi kuasa.

Ruang virtual juga lebih ngeri

Selain dialami di dunia nyata (offline), banyak responden yang memaparkan bahwa di dunia maya (online) pun, pelecehan juga mereka alami.

Menurut survei tersebut, ada 1.250 respon yang mengalami pelecehan seksual di ruang digital. Platform digital dengan tingkat pelecehan paling tinggi meliputi media sosial, aplikasi chat, aplikasi kencan daring, permainan virtual, hingga diskusi virtual.

Sedangkan untuk bentuk pelecehan online, termasuk pengiriman video atau foto intim, komentar seksis, komentar atas tubuh, pemaksaan untuk mengirimkan video atau foto intim pribadi, hingga penguntitan di dunia maya alias cyberstalk.

Terkait temuan tersebut, Ellen Kusuma dari SAFEnet kepada BBC menjelaskan bahwa survei itu sesuai dengan riset yang pernah pihaknya bikin.

Pada awal 2021, SAFEnet menemukan bahwa aplikasi chat jadi platform yang paling banyak digunakan untuk melecehkan perempuan.

Melalui aplikasi chat, pelecehan biasanya melibatkan pengancaman, sementara di media sosial lebih sering berupa eskalasi kekerasan, termasuk penyebaran konten intim.

“Laporan paling banyak kami terima tentang penyebaran konten intim non-konsensual yang kami sebut cyber-flashing atau digital exhibitionism,” kata Ellen.

Patahkan mitos pelecehan selalu terjadi di tempat sepi

Komisioner Komnas Perempuan, Siti Aminah Tardi, menyebutkan bahwa temuan tersebut telah mematahkan mitos-mitos tentang pelecehan seksual yang banyak dipercaya sebelumnya.

Iklan

Misalnya saja, anggapan umum yang menyebutkan bahwa “pelecehan seksual hanya terjadi di tempat privat dan sepi”.

Buktinya, survei itu justru menggambarkan sebaliknya: pelecehan seksual tetap marak terjadi di tempat umum dan ramai.

“Hal ini juga memperlihatkan bahwa pelecehan seksual itu bukan sesuatu yang harus dinormalkan,” kata Ami dikutip dari DW, Senin (27/3/2023).

“Tetapi ini adalah sesuatu yang ternyata berdampak terhadap perempuan, termasuk pengurangan kemampuan perempuan untuk menikmati hak asasi di ruang publik maupun ruang siber,” sambungnya.

Penulis: Ahmad Effendi
Editor: Amanatia Junda

BACA JUGA Komnas Perempuan: Pinjol Pelaku KBGS Perlu Mendapat Perhatian Serius dari Pemerintah

Terakhir diperbarui pada 27 Maret 2023 oleh

Tags: kekerasan seksualkekerasan seksual di ruang publikkoalisi ruang publik amanKRPApelecehan seksualPemilu 2024
Ahmad Effendi

Ahmad Effendi

Reporter Mojok.co

Artikel Terkait

Sisi Gelap Sebuah Pesantren di Tasikmalaya: Kelam & Bikin Malu MOJOK.CO
Esai

Sisi Gelap Sebuah Pesantren di Tasikmalaya: Mulai dari Pelecehan Seksual Sesama Jenis, Senioritas, Kekerasan, Hingga Senior Memaksa Junior Jadi Kriminal

9 September 2025
Fadli Zon menyangkal pemerkosaan massal dalam kerusuhan 1998. MOJOK.CO
Mendalam

Menyangkal Pemerkosaan Massal 1998 adalah Bentuk Pelecehan Dua Kali: Fadli Zon Seharusnya Minta Maaf, meskipun Maaf Saja Tak Cukup

16 Juni 2025
Melihat lebih utuh kasus pelecehan seksual difabel terhadap mahasiswi Mataram MOJOK.CO
Aktual

Melihat Lebih Utuh Kasus Pelecehan Seksual Difabel terhadap Mahasiwi di Mataram

4 Desember 2024
kekerasan seksual di ruang publik. Salah satunya pekerja hotel di Surabaya.
Ragam

Sulitnya Jadi Pekerja Hotel, Menghadapi Baby Boomers yang Mesum

25 Oktober 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

waspada cuaca ekstrem cara menghadapi cuaca ekstrem bencana iklim indonesia banjir longsor BMKG mojok.co

Alam Rusak Ulah Pemerintah, Masyarakat yang Diberi Beban Melindunginya

1 Desember 2025
Warung makan gratis buat Mahasiswa Asal Sumatra yang Kuliah di Jogja. MOJOK.CO

5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana

4 Desember 2025
Bakpia Mojok.co

Sentra Bakpia di Ngampilan Siap Jadi Malioboro Kedua

1 Desember 2025
Macam-macam POV orang yang kehilangan botol minum (tumbler) kalcer berharga ratusan ribu MOJOK.CO

Macam-macam POV Orang saat Kehilangan Tumbler, Tak Gampang Menerima karena Kalcer Butuh Dana

28 November 2025
Bencana Alam Dibuat Negara, Rakyat yang Disuruh Jadi Munafik MOJOK.CO

Bencana Alam Disebabkan Negara, Rakyat yang Diminta Menanam Kemunafikan

3 Desember 2025
Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

1 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.