MOJOK.CO – Jika sampai Jokowi hengkang dari PDIP, bisa jadi ia berlabuh di PSI. Ada beberapa hal yang membuat analisis ini sangat mungkin terjadi.
Kaesang Pangarep resmi menjadi Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) saat hubungan ayahnya, yakni Presiden Jokowi, dengan PDIP tengah berjarak. Belakangan, hubungan antara Jokowi dengan kendaraan politiknya itu kabarnya sedang tak baik-baik saja.
Pasalnya, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri konon cukup kecewa dengan sikap Jokowi yang tidak all-out mendukung bacapres PDIP, Ganjar Pranowo. Jokowi, malah bermain dua kaki dengan tetap meng-endorse bacapres lain, Prabowo Subianto.
Gabungnya Kaesang ke PSI pun semakin memperkeruh hubungan PDIP dengan Jokowi. Bahkan, sejumlah rumor menyebut ada kemungkinan Jokowi bakal dapat jabatan di PSI jika ia benar-benar keluar dari PDIP.
Jokowi bisa jadi nahkoda baru PSI
Pengamat politik UGM Arga Pribadi Imawan menilai bahwa tak menutup kemungkinan Jokowi akan menjadi nakhoda baru PSI di kemudian hari. Dengan semakin renggangnya hubungan Jokowi dengan PDIP, ada potensi sang presiden akan keluar partai saat masa jabatannya sebagai presiden telah rampung.
“Jika Jokowi pada akhirnya benar-benar didepak PDIP, besar kemungkinan ia bakal menjadi nahkoda baru di PSI,” kata Arga kepada Mojok, Rabu (27/9/2023).
Arga menjelaskan, selama ini PSI memang “mengekor” ke Jokowi. Mereka menjadi partai yang selalu mendukung arah gerak dan kebijakan Jokowi, termasuk mendeklarasikan “paham” baru bernama Jokowisme.
“PSI cukup potensial untuk menjadi partai Jokowi selanjutnya, mungkin bisa sebagai dewan pertimbangan atau jabatan strategis lain,” sambungnya.
Banyak yang ingin dapat cipratan dari Jokowi
Jika benar kejadian Jokowi merapat ke PSI, bisa jadi ini akan sangat menguntungkan partai ini. Bagaimana tidak, hari ini banyak partai berlomba untuk mendapat cipratan dukungan dari Jokowi.
Jokowi-effect, seperti yang Arga jelaskan, amat menentukkan kemenangan suatu partai pada Pemilu 2024 nanti. Artinya, seandainya Jokowi benar-benar menunjukkan sinyal bakal merapat, partai berlogo bunga mawar ini bisa memanfaatkan keuntungan ini untuk meraih kemenangan di Pemilu 2024-atau setidaknya menjamin mereka bisa survive di tahun politik nanti.
“Seperti yang kita tahu Jokowi-effect jadi faktor penting bagi dukungan partai politik. Partai yang Jokowi dukung bisa jadi mendapat keuntungan elektoral,” jelas Arga.
Bahkan, lebih dari keuntungan partai, kata Arga, faktor Jokowi juga bisa mendongkrak nama capres untuk memenangkan Pilpres nanti. Posisi Jokowi sebagai “king maker” Pilpres memang cukup kelihatan sejauh ini.
“Yang perlu kita ingat bahwa selama 10 tahun kepemimpinannya, Jokowi tak bisa dianggap remeh. Sebab, selama itu pula muncul kelompok-kelompok yang fanatik pada Jokowi,” pungkasnya.
Penulis: Ahmad Effendi
Editor: Agung Purwandono
BACA JUGA Kaesang Jadi Ketum PSI, Pengamat: Bukti Kalau PSI Rapuh