MOJOK.CO – Spesifikasi ponsel terbaru Asus ZenFone Max Pro M2 layak disejajarkan dengan ponsel-ponsel seperti Realme 2, Mi A2 Lite, dan Redmi Note 6 Pro. Jika generasi sebelumnya, ZenFone Max Pro M1, dikenal sebagai ponsel gaib, kali ini buang jauh-jauh ekspektasi itu.
Asus baru-baru ini menelurkan smartphone untuk pasar Indonesia, namanya Asus ZenFone Max Pro M2. Ponsel ini menjadi salah satu dari sederet ponsel yang memang sengaja dirilis berdekatan dengan Harbolnas (Hari Belanja Online Nasional) tahun ini.
Pada kesempatan yang sama, Asus juga merilis ponsel seri lain, yaitu ZenFone Max M2 dan ROG Phone. Pasar smartphone pun kembali memanas, sebab sejak awal kali teaser-nya dirilis, banyak pihak menduga smartphone ini bakal ikut-ikutan gaib. Namun, jangan salah, dalam acara peluncurannya, Asus menjamin bahwa kehadiran ponsel ini di Indonesia sudah tak lagi gaib.
Asus ZenFone Max Pro M2 adalah penerus ZenFone Max Pro M1 yang dulu mendapat predikat sebagai smartphone gaib. Tak heran, antusiasme pasar yang tidak diiringi dengan ketersediaan perangkat tersebut setelah dirilis membuat predikat itu masih melekat hingga sekarang.
Seberapa menggiurkan ZenFone Max Pro M2 ini? Apakah sepadan dengan harga yang ditawarkan? Mari kita lihat spesifikasinya.
ZenFone Max Pro M2 memiliki bodi plastik yang mendapatkan sentuhan glossy. Sentuhan ini memang bukan serupa bentuk pola ala Zen-circle pada ZenFone 5 dan ZenFone 5Z, tetapi lebih ke tampilan kilau semi-elips yang berarah vertikal.
Desain bodi semacam ini mungkin sebuah upaya Asus untuk melepaskan diri dari sentuhan matte, yang notabene lawan dari glossy. Sentuhan matte sebelumnya dipakai pada smartphone Asus seri Max lainnya seperti ZenFone 4 Max, ZenFone 4 Max Pro, ZenFone Max Plus M1, ZenFone Max M1, sampai ZenFone Max Pro M1. Meski begitu, bodi matte ini masih dipertahankan untuk ZenFone Max M2.
Posisi sensor pemindai sidik jari yang terletak di atas logo Asus masih tetap dipertahankan pada ZenFone Max Pro M2. Hanya saja, ada sedikit perbedaan di bagian penempatan kamera ganda. Posisinya masih vertikal sih, cuma antara kamera ganda dengan flash disatukan oleh bingkai yang tidak ditemukan pada smartphone pendahulunya.
Bicara soal kamera ganda yang ada di belakang, Asus memberikan pembaruan jenis sensor yang digunakan pada lensa utamanya. Selain dibekali dua lensa, masing-masing beresolusi 12 MP (main) dan 5 MP (wide), lensa yang dipakai sudah memanfaatkan lensa fotografi Sony kualitas tinggi melalui sensor IMX486. Sementara itu, kamera selfie perangkat ini menggunakan kamera tunggal beresolusi 13 MP.
Untuk perangkat lunak tambahan di sisi kamera, Asus tidak lagi menggunakan PixelMaster, melainkan Snapdragon Camera. Mengapa? Sabar ya, nanti bakal dijelaskan setelah kita mengenal konsep display dari ZenFone Max Pro M2 ini.
Salah satu cara untuk mengakali persentase screen-to-body lebih besar bagi banyak vendor adalah dengan cara membuat poni di layar. Mau poni biasa atau poni tetes air, seterah deh.
Terbukti dari pemasangan poni pada layar ZenFone Max Pro M2 ini nyatanya membuat screen-to-body perangkat ini menjadi 82%, lebih besar dibandingkan ZenFone Max Pro M1 yang masih pada kisaran 76%.
Padahal dimensi lebar bodi ZenFone Max Pro M2 hanya 75,5 mm, sementara itu bentang layarnya 6,3 inci. Silakan bandingkan dengan versi pendahulunya yang memiliki lebar bodi 76 mm dengan bentang layar 6 inci. Maka berterimakasihlah pada Apple poni.
Keberadaan kaca pelindung Gorilla Glass 6 pada ZenFone Max Pro M2 memberikan daya tarik tersendiri untuk smartphone ini. Eh, daya tarik atau biasa aja sih? Soalnya apapun kaca pelindung layarnya, tempered glass biasanya menjadi nilai plus para pemburu gajet. Asal tahu saja, Gorilla Glass versi 6 ini diklaim oleh pabrikannya bisa bertahan jatuh tanpa mengalami keretakan dari ketinggian  1 meter.
Pembaruan selanjutnya terletak pada sektor dapur pacu. Asus memasang chipset Snapdragon 660 pada ZenFone Max Pro M2. Snapdragon 660 banyak dipakai oleh smartphone kelas menengah seperti Xiaomi Mi 8 dan Samsung A9. Chipset ini memakai fabrikasi 14nm dengan delapan inti prosesor yang punya kecepatan hingga 2,2 GHz. Sementara itu, sektor grafisnya ditopang oleh Adreno 512.
Sayangnya, Asus tidak menyertakan konektivitas NFC pada ZenFone Max Pro M2. Menurut kajian Asus, fitur ini hanya diperlukan oleh paling tidak 10% saja dari pengguna smartphone di Indonesia. Hal yang berbeda ketika smartphone ini digunakan di negara lain seperti Rusia maupun Singapura.
ZenFone Max Pro M2 masih melanjutkan ciri khas software pendahulunya, yakni tidak memakai kustomisasi ZenUI, tetapi memakai Android murni versi 8.1. Oleh karena itu, update software ini tetap dilakukan oleh Asus, bukan oleh Google secara langsung. Itulah alasan mengapa aplikasi kamera bawaan yang digunakan perangkat ini justru Snapdragon Camera, bukan PixelMaster.
Sebagai salah satu seri Max dengan embel-embel Pro, ZenFone Max Pro M2 tentu dibekali dengan baterai jumbo sebesar 5.000 mAh. Meskipun berkapasitas jumbo, tetapi tidak berarti membuat bobot perangkat menjadi semakin berat. Hasil benchmarking yang dilakukan Asus membuktikan bahwa bobot perangkat ini jauh lebih enteng (175 gr) ketimbang Honor 8x Max yang berkapasitas baterai 5.000 mAh (210 gr) dan Mi Max 3 yang berkapasitas baterai 5.500 mAh (221 gr).
Baterai ZenFone Max Pro M2 bisa bertahan hingga 10 jam ketika dipakai bermain game. Sayangnya tidak ada keterangan kalau ZenFone Max Pro M2 ini bisa diisi daya dengan cara quick charge meski secara chipset sebetulnya mendukung. Padahal kalau bisa sih enak. Mumpung baterainya gede sekalian ngisinya bisa lebih cepat. Yha… namanya juga smartphone murah terjangkau.
Yang membuat ZenFone Max Pro M2 ini meriah adalah banderol yang dipasang Asus. Harganya mulai dari Rp 2.799.000 untuk versi RAM 3 GB dan memori internal 32 GB, Rp 3.199.000 untuk versi RAM 4 GB dan memori 64 GB, serta Rp 3.699.000 untuk RAM 6 GB dan memori 64 GB. Asus hanya menyediakan dua pilihan warna untuk perangkat ini, yaitu warna biru dan titanium.
Apakah harga senilai itu murah? Ya, tergantung sih. Sebab harga smartphone tidak selalu tergantung dari price to spec. Coba bandingkan saja ponsel ini dengan unjuk kerja ponsel-ponsel lain pada rentang harga yang mirip seperti Realme 2, Mi A2 Lite, dan Redmi Note 6 Pro.
Terkadang kesetiaan menggunakan satu jenis merek smartphone lebih membahagiakan ketimbang harus membayar murah ponsel yang baru pertama kali dicicipi.