MOJOK.CO – Bisa jadi, Nokia 5.3 dan Nokia 5310 akan menjadi “barang koleksi” berkat nuansa nostalgia yang dihadirkan oleh pabrikan asal Finlandia ini.
Mulai 22 Juni 2020, kamu sudah bisa ikut memesan produk terbaru Nokia, yaitu Nokia 5.3. Kalau ngomongin soal Nokia, yang bakal muncul adalah kenangan. Sebelum Nokia 5.3 muncul, lebih dahulu, kita bertemu kembali dengan Nokia 5310 Express Music, salah satu produk legendaris mereka. Sudah ada yang beli dan pakai hape ini?
Saya malah jadi teringat memori menggunakan Nokia N-Gage. Hape, yang hingga kini, menjadi salah satu hape keren yang pernah saya pakai. Saya rasa, format membangkitkan kenangan ini adalah upaya Nokia untuk tetap eksis di tengah persaingan pasar ponsel pintar.
Sebelum merilis ulang 5310, pabrikan ini juga sempat merilis hape legendaris mereka, Nokia 3310 pada 2017 dan hape berbentuk pisang raja, Nokia 8810 pada 2018. Sayangnya, tidak banyak-banyak amat orang yang membeli hape ini.
Memang jika mau dilihat rekam jejaknya, hingga kini Nokia masih menguasai jajaran hape paling laris sepanjang masa. Dengan dua hape Nokia 1100 dan 110 yang masing-masingnya terjual sekitar 250 juta unit, pabrikan ini masih menasbihkan diri sebagai pemilik rekor tersebut. Satu-satunya seri hape yang pernah hampir mendekati rekor penjualan adalah duet iPhone 6 dan 6 Plus yang dirilis pada 2014.
Balik ke Nokia 5310, hape ini dulu menggunakan tagline Express Music untuk menyaingi Sony Ericson seri Walkman yang terkenal bagus untuk urusan musik. Dengan desain perpaduan dua warna hitam dan merah serta tombol pintasan khusus musik di sebelah layar membuatnya menjadi elegan. Kayaknya kalau bawa hape dengan headset khas Nokia, berasa keren gimana gitu. Persis kayak main game Sonic di Nokia N-Gage, keliatan keren.
Tidak hanya itu, hape tersebut juga menjadi salah satu hape paling tipis dan ringkas karena ketebalan yang dimiliki hanya sekitar 1cm saja. Dan, mengingat taglinenya saat itu, hape ini tentu menjadi andalan untuk mendengarkan lagu dengan asyik baik lewat earphone ataupun dual speaker.
Sayangnya, perhapean duniawi kemudian dikuasai oleh Blackberry dengan aplikasi andalan mereka, Blackberry Messenger atau BBM. Hal ini ditambah kesalahan mereka memilih sistem operasi Windows ketika merek lain memutuskan menjadikan Android sebagai OS ponsel pintar. Ketika ponsel Android berhasil menggeser Blackberry, baru kemudian Nokia ikut menggunakannya.
Sebenarnya hape android yang dikeluarkan Nokia kualitasnya lumayan. Sialnya, kegilaan Xiaomi dengan Redmi dan Oppo lewat Realme membuat hape merek lain terlihat kalah jauh jika melihat price to perform yang ditawarkan. Mungkin karena tidak mampu bersaing di sektor ini kemudian Nokia merilis ulang hape lama mereka untuk menjaga eksistensi.
Meski tetap masuk sebagai kategori featured phone atau hape basic, Nokia 3310, Nokia 8810, serta Nokia 5310 tetap membawa perbuahan yang cukup berarti. Setidaknya, Nokia 3310 dan 8810 sudah bisa menggunakan WhatsApp dan terkoneksi Wifi. Sayangnya, karena memang tidak memiliki penyimpanan internal yang besar dan tak lagi menggunkan KaiOS, fitur seperti WhatsApp ini dihilangkan untuk seri Nokia 5310.
Meski begitu, hape ini tetap menaik perhatian banyak orang karena nostalgianya. Walau nggak bakal berfungsi amat untuk kehidupan digital masyarakat kini, setidaknya nostalgia yang dihadirkan mampu membawa nama Nokia kembali terdengar.
Nokia 5310 yang dirilis terlebih dahulu ini jadi strategi menarik sebelum mengenalkan Nokia 5.3. Ponsel terbaru yang bisa kamu pesan mulai 22 Juni 2020.
Saya, kalau bukan karena tertarik pada reborn-nya Nokia 5310, mungkin tidak akan tahu kalau Nokia 5.3 dengan Snapdragon 665 itu sudah bisa dipesan. Dengan harga kisaran Rp3 juta kurang dikit, punya NFC dan konfigurasi 4 kamera, Nokia 5.3 kayaknya menjadi andalan pabrikan ini untuk tetap bersaing di Indonesia.
Untuk hape kelas menengah, Nokia 5.3 menggunakan empat kamera belakang yang disusun secara simetri. Resolusinya: 13 MP (f/1.8), 5 MP (ultrawide), 2 MP (macro), dan 2 MP (depth sensor). Chipset yang digunakan adalah Snapdragon 665 octa-core dari Qualcomm. Untuk RAM, ada yang 3/4/6GB LPDDR4x dan memori internal 64/128 GB e-MMC 5.1, yang bisa ditambah dengan microSD, hingga 512 GB. Hape ini sudah punya penanda sidik jari, lampu LED notifikasi, sensor NFC, dan tombol pintasan ke Google Assistant.
Layar Nokia 5.3 menggunakan desain waterdrop notch untuk meletakkan kamera depan. Layarnya berdimensi 6,55 inci dengan resolusi HD+ dan rasio 20:9. Kaca 2.5D sudah terlindung dari lapisan Gorilla Glass 3, serta dapat menyala hingga 450 nits.
Nokia 5.3 menggunakan baterai berkapasitas 4.000 mAh dengan daya tahan selama 2 hari. Pengisian daya baterai, menggunakan port USB Type-C dengan kecepatan 10W.
Kalau melihat secara sekilas isian Nokia 5.3 dan harganya, dan kamu sedang terbuai oleh nostalgia, boleh juga untuk membeli hape ini. Bahkan bisa jadi, produk terbaru ini bakal menjadi “barang koleksi” seperti Nokia 5310 yang sudah rilis duluan. Nah, kalau sudah masuk “barang koleksi”, soal harga dan spesifikasi jadi nggak terlalu penting, kan.
Jadi, walau hape Nokia 5310 tidak bakal laku jutaan unit seperti versi jadulnya, setidaknya strategi nostalgia mereka berhasil membuat publik ‘ngeh’ kalau Nokia masih ada dan tetap bersaing di dunia smatrphone.
Ya semoga saja Nokia rilis N-Gage versi reborn yang sudah ditunggu sama banyak orang ini. Oya, jika tertarik membeli Nokia 5310 edisi 2020, kamu bisa membelinya pada tanggal 23-24 Juni 2020 secara eksklusif di Shopee dengan harga kisaran Rp600 ribu.
BACA JUGA Sebenarnya Nokia X itu Gajet Android Apa Windows Phone Sih? Atau ulasa hape lainnya di rubrik KONTER.