MOJOK.CO – Chipset Snapdragon 855 diumumkan ke pasaran untuk menggantikan Snapdragon 845 yang menjadi primadona jeroan ponsel kelas flagship selama tahun ini. Kelebihan apa saja yang ditawarkan Snapdragon 855 dibanding versi pendahulunya?
Qualcomm membuat kejutan di akhir tahun. Dari ajang Qualcomm Snapdragon Tech Summit 2018 yang digelar di Hawaii, pabrikan chipset asal Amerika Serikat ini merilis beberapa produk yang bakal menentukan tren teknologi jeroan ponsel pintar pada tahun 2019 mendatang. Satu hal yang paling menyita perhatian adalah diumumkannya sang suksesor chipset flagship Snapdragon 845, yakni Snapdragon 855.
Seperti yang jamak diketahui, Qualcomm bisa dibilang rajanya pasar chipset smartphone. Pada kuartal akhir tahun 2017 saja, tercatat 42% smartphone di dunia telah menggunakan chipset berjenis Snapdragon dengan pabrikan Qualcomm.
Disusul secara berurutan oleh chipset iPhone (Bionic) sebesar 22%, Mediatek sebesar 15%, serta merek lain seperti HiSilicon, Spreadtrum, dan sebagainya turut menguasai pasar sebanyak 21%. Data ini diperoleh dari lembaga riset Strategy Analytics.
Konstelasi penguasaan pasar chipset tahun 2018 rupanya agak berbeda. Tahun ini ada penetrasi yang bagus dari pabrikan Huawei, yang mana pabrikan smartphone asal China ini berhasil mengangkangi Apple sebagai runner-up pemegang market share smartphone secara global.
Penetrasi Huawei ini tentu bukanlah kabar yang bagus buat Qualcomm. Sebab, Huawei adalah produsen HiSilicon, yang meski menurut Statista hanya mendapat market share 8% pada akhir 2017 saja. Namun, pasca melangkahi Apple pada tahun ini, arah angin pun berubah.
Huawei merilis HiSilicon Kirin 980 yang diklaim merupakan chipset smartphone dengan fabrikasi 7nm terbaik. Huawei Mate 20 adalah salah satu ponsel yang dibekali chipset ini. Yang namanya sebutan ‘terbaik’, tentu saja Huawei berupaya menganggap remeh performa chipset yang ada di pasaran saat itu, termasuk Snapdragon 845. Sampai pada titik ini, Qualcomm sebagai kompetitor pun bersikap selow.
Sampai pada digelarnya Tech Summit ini, Qualcomm mulai ngegas dan membanding-bandingkan Snapdragon 855 dengan sang kompetitor. Seperti apa kejutan yang dibawa oleh Snapdragon 855 ini?
Secara teknis, Snapdragon 855 merupakan chipset dengan fabrikasi 7nm yang dihuni oleh CPU Kryo 485 octa-core dengan 3 kluster. Kluster pertama diisi satu Kryo 485, yang bisa mencapai kecepatan 2.84 GHz. Kluster kedua terdiri dari tiga Kryo 485 yang kecepatannya bisa mencapai 2,42 GHz. Kluster ketiga berisi empat Kryo 385 dengan kecepatan 1.8 GHz. Gampangnya, pembagian tiga kluster ini mampu meningkatkan performa CPU hingga 45% dibanding generasi sebelumnya.
Dari sektor pengolahan grafis, chipset Snapdragon 855 dikawinkan dengan Adreno 640. Meski peningkatannya tidak terlalu signifikan, tetapi Adreno 640 bisa memproses pengolahan grafis secara lebih baik sebesar 20% dibandingkan Adreno 630 yang ada pada Snapdragon 845.
Peningkatan performa ini membuat Qualcomm memiliki titel yang seksi untuk setiap perangkat yang menggunakan Snapdragon 855, yakni “Snapdragon Elite Gaming Experience”. Slogan ini sekadar untuk menegaskan betapa gaharnya smartphone ber-chipset Snapdragon 855 ketika digunakan untuk memainkan game dan multimedia.
RAM yang digunakan pada Snapdragon 855 juga mengalami peningkatan dari sisi kecepatan prosesnya meski masih menggunakan jenis LPDDR4X yang sama dengan Snapdragon 845. LPDDR4X pada Snapdragon 845 memiliki kecepatan 1866 MHz, sementara Snapdragon 855 punya 2133 MHz.
Di bagian sensor pemotretan atau yang biasa disebut Image Signal Processor (ISP), Snapdragon membenamkan Spectra 380 ISP-CV. CV sendiri merupakan kependekan dari Computer Vision. Secara singkat, ISP ini bukan saja membuat bokeh pada foto dan video biasa, tetapi bokehnya sudah bisa dibuat pada video 4K HDR dengan moda potret. Hebatnya lagi, meski banyak komputasi yang dipakai, ISP ini tetap hemat daya hingga 75%.
Soal pengolahan multimedia, Qualcomm sebetulnya tidak menyinggung apapun terkait kecerdasan buatan (AI). Namun pada Snapdragon 855 ini ada komponen yang disebut Hexagon 690 DSP. Melalui komponen Hexagon 690 inilah Qualcomm percaya diri membandingkan Snapdragon 855 dengan sang kompetitor.
Hexagon 690 mampu memilih berjalan di CPU, GPU, maupun DSP secara otomatis. Dalam satuan detik, AI pada Snapdragon 855 ini menjalankan tujuh triliun operasi sehingga kemampuannya dua kali lebih baik dari kompetitor yang memakai NPU (Neural Processing Unit). NPU adalah komponen yang biasa digunakan pada chipset Hisilicon Kirin dan Exynos (Samsung).
Sebetulnya apa sih fungsi dari AI itu sendiri dalam chipset? Apakah cuma gimmick belaka? Tentu tidak, Ferguso. Pemrosesan AI di dalam Snapdragon 855 ini sudah di-endorse oleh Google. Menurut perwakilan mereka pada ajang Tech Summit, AI Snapdragon 855 akan membuat pemrosesan di level aplikasi secara lebih baik.
Misalnya saat mendeteksi gambar lewat Google Lens.Ketika sebuah gambar beresolusi tinggi dikirimkan ke Google, pengenalan objek menjadi lebih akurat sehingga menghasilkan gambaran dan data objek yang lebih baik. Aplikasi-aplikasi berbasis augmented reality (AR) dan virtual reality (VR) menjadi semakin lancar dijalankan.
Saat menggunakan voice assistant, Google Voice bisa memproses lebih responsif, sebab keberadaan AI ini mampu mengisolasi suara sehingga audio yang didengar oleh perangkat lebih jernih dan akurat. Ya, intinya pengolahan digital dengan Snapdragon 855 akan semakin halus dan hasilnya memuaskan.
Hal menarik lainnya adalah Snapdragon 855 sudah mendukung koneksi 5G. Koneksi 5G adalah jenis koneksi internet di atas 4G yang kecepatannya bahkan mengalahkan 4G LTE dan WiFi. Modem Snapdragon X24 LTE yang ada di dalam chip ini memungkinkan perangkat mengunduh data pada kecepatan 2 GBps, lebih tinggi 800 MBps dibandingkan dengan Snapdragon X20 LTE yang ada pada Snapdragon 845.
Dari beberapa pantauan yang beredar di internet, hasil uji kinerja chipset ini ternyata tidak lebih baik dari chipset A11 Bionic seperti yang digunakan oleh iPhone X. Skor yang diperoleh Snapdragon 855 untuk pengujian single-core dan multi-core menunjukkan hasil yang lebih kecil daripada A11 Bionic. Padahal, Apple tengah menyiapkan A12 Bionic yang secara performa harusnya lebih baik daripada A11 Bionic.
Lalu, ponsel apa saja yang bakal mencicipi Snapdragon 855 untuk pertama kalinya? Belum ada jawaban yang terang sampai saat ini. Yang jelas, OnePlus sudah siap bekerjasama dengan Qualcomm. Kabarnya Samsung juga menunjukkan minat yang serupa.
Eh, ngomong-ngomong, kapan ya jaringan 5G mulai diterapkan di Indonesia?