[MOJOK.CO] “Ia membaca caption itu berulang-ulang dan tak kuasa menahan desakan untuk depresi. Mengapa harus ditulis seperti itu???”
Seorang NLW tidak akan marah karena toko kue di Makassar menolak menulis ucapan Natal. Juga tidak akan marah ketika ada orang yang sensi ditolak rikues tulisannya, lalu membatalkan pesanan dan mengabarkan penolakan si toko kue ke seluruh dunia.
Menurut seorang NLW, itulah konsekuensi kebebasan berprinsip dan berpendapat.
Seorang NLW barulah merasa kesal ketika membaca caption postingan si pemesan kue yang jadi viral itu. Setelah membaca caption itu, seorang NLW jadi merenungkan betapa parianya bahasa Indonesia di tanahnya sendiri. Tanah yang dipijak orang-orang yang belakangan semakin religius dan semakin nasionalis.
Nasionalis apaan, batin si NLW.
Indonesia boleh harga mati, tapi bahasa Indonesia diskon 50% + 25%. Harbolnas setiap hari.
Artis-artis di televisi adalah contohnya. Kata-kata sebagian besar mereka kosong, klise, dan amburadul. Sudah betul mereka memakai bahasa Inggris saja di media sosial. Sebab, apabila mereka menulis dalam bahasa Indonesia, kata-kata dan tanda baca saling tabrak lari, meninggalkan luka dan trauma di perasaan seorang NLW.
Di sini seorang NLW sering merasa sedih.
Seorang NLW pasti menyayangi bahasa Indonesia, walau tak mesti harus saklek membenci bahasa gado-gado selama masih rasional. Seorang NLW sadar, bahasanya memang masih bayi. Terlebih, ia telah menyaksikan orang belajar bahasa Inggris di sekolah 12 tahun lamanya dan tetap tak bisa menulis apalagi ngomong. Maka, ia maklum ketika pada tutur dan tulis bahasa Indonesia, orang kadang masih selip di sana dan alpa di sini. Manusiawi.
Tetapi, rasanya untuk kasus kali ini amat berat untuk maklum. Begitu sulit untuk rela, untuk rida.
Seorang NLW membaca kembali caption yang membuatnya dongkol seharian.
Pengalaman pagi ini : “CHOCOLICIOUS ” pettarani
Pagi mba …aku mau pesan cake for xmast nih …setelah deal kemudian saya pun meminta untuk menuliskan pesan diatAs Keu yang Akan Saya pesan :
“Selamat hari natal keluargaku ”
Dan mereka menyampaikan …maaf kami tidak mengucapkan Selamat natal …
Oke Then ….Cancel ”
Hari ini Kue pun sudah di radikal *emot ketawa lima kali* #kueindonesia #manatokopakebahasainggris
Sekali lagi seorang NLW, sang national language warrior, menjerit dalam hati. Ya Tuhan, kenapa tidak ada yang ngamuk membaca caption sebusuk ini???
Hari itu juga ia menanggalkan gelar pejuangnya, pulang ke desa, dan mulai beternak lele. “Aing nyerah,” ucapnya sebelum pergi.