Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Komen Status

Angkatan Udara yang Minta Film G 30 S PKI Dihentikan, Panglima TNI Lupa?

Redaksi oleh Redaksi
20 September 2017
A A
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Entah bagaimana menggambarkan kekecewaan aktivis HAM kepada Jokowi. Alih-alih menepati janji kampanyenya dengan menyelesaikan kasus Munir yang dokumen TPF-nya diklaim hilang di Sekretariat Negara, kasus penghilangan orang 1998, dan genosida ’65, pernyataannya setengah tahun ini justru membuat putus asa.

Yang terbaru adalah responsnya soal pemutaran film PKI. Wacana ini dimulai sejak minggu lalu ketika datang edaran dari Mabes TNI agar markas TNI di daerah memfasilitasi pemutaran film Penumpasan Pengkhianatan G 30 S PKI, film jadul yang jadi horor anak-anak ’80 hingga ’90-an.

“Perintah saya, mau apa memangnya? Yang bisa melarang saya hanya pemerintah,” kata Panglima TNI Gatot Nurmantyo dua hari kemarin saat ziarah ke makam Bung Karno. FYI, dua tahun lalu FPI sudah duluan bikin nobar film ini di Cawang, Jakarta Timur.

Bukannya melarang, di hari yang sama Presiden Jokowi justru bilang agar film itu dibuat “versi milenialnya”. Pernyataan Presiden itu dibalas lagi oleh Panglima TNI. “Ide yang luar biasa.”

Netizen, seperti biasa, selalu punya cara untuk menertawakan kekonyolan pemerintah. Misalnya dengan usul agar film itu dibintangi Reza Rahadian, aktor serbabisa yang lagi terkenal-terkenalnya. Biar sekalian Reza yang jadi semua tokoh di film itu. Pasti bisa. Pasti laku.

Berikut tanggapan beragam netizen soal ide membuat film Penumpasan Pengkhianatan G 30 S PKI versi milenial tersebut.

***

Do Ro: Beberapa catatan lain tentang film Penumpasan Pengkhianatan G 30 S PKI.

1. Selain sudah cukup lama terbongkar bahwa isinya fiktif, harus diakui secara sinematik film ini cukup baik karena menggandeng banyak seniman teater dan film tenar era 1970—1980-an (Arifin C. Noer, Embie C. Noer, Agus Jolly, Barkah, dll.). Bisa dikatakan ini proyek kesenian termahal yang pernah disponsori pemerintah Orde Baru. Biaya produksi konon 2 miliar (ada juga yang menyebur 800 juta). Untuk tahun 1982 sudah termasuk big project dan mungkin film termahal dengan setting properti artistik yang mahal dan dibuat semirip mungkin dengan setting 1965. Meski ada yang “bolong” juga, misalnya Aidit ternyata tidak merokok sedangkan di film ini digambarkan perokok berat.

2. Box office. Demikian istilah yang kerap digunakan dalam dunia perfilman yang juga terjadi pada film ini. Sayangnya, box office bukan terjadi secara alamiah layaknya film lain yang memang membuat banyak penonton rela keluar rumah/kantor, rela beli tiket dan pergi ke bioskop (seperti yang terjadi pada film-film Warkop DKI, Nya’ Abbas Akup, Suzzanna, dll.), melainkan ada aturan wajib tonton dari pemerintah ke setiap SD hingga SMA negeri/swasta. Jadi, kala itu pihak sekolah mengajak siswanya ke bioskop terdekat, booking waktu tertentu sehabis jam sekolah (dulu rata-rata sekolah berakhir pukul 12), kemudian dilanjutkan dengan pemutaran wajib tiap 30 September di TVRI, stasiun televisi satu-satunya kala itu.

3. Jauh sebelum film ini, Janur Kuning dan beberapa film sejarah perang gerilya Indonesia lainnya juga wajib ditonton pelajar SD sampai SMA era 1980-an. Caranya pun mirip, yaitu koordinasi dengan pihak sekolah untuk nonton di bioskop.

4. Dirilis 1983, menjadi box office terlama yang ditayangkan bioskop. Sampai dibuat sekuelnya, yakni Operasi Trisula dan Djakarta 1966. Beberapa aktor seperti Umar Kayam sebagai Sukarno dan Amoroso Katamsi sebagai Soeharto masih terlibat. Untuk film lanjutannya ini, daftar lengkap bisa dicek di Katalog Film Indonesia 1926—1995 Ensiklopedi Film Nasional yang disusun pengamat film J. B. Kristanto.

5. Semasa film ini tayang di bioskop, pemerintah juga sudah memikirkan “movie tie-in” atau produk lainnya yang berkaitan dengan film ini. Salah satunya novelisasi film, ditulis sastrawan kondang kala itu, Arswendo Atmowiloto, yang waktu itu bekerja sebagai redaktur di majalah HAI. Novelnya diterbitkan Sinar Harapan tahun 1986. Pemilihan nama penulis novelnya pasti punya alasan sama dengan pemilihan kru filmnya, yaitu Arswendo menjadi “jaminan mutu” novel yang laris era 1980.

Amin Mudzakkir: Harap diingat dulu yang meminta film G30S/PKI tidak lagi ditayangkan adalah Angkatan Udara. Panglima TNI sekarang melupakannya?

Iklan

AE Priyono: Bisa jadi para sineas milenial akan membuang judul “G30S/PKI” lalu menggantinya dengan “G30S/TNI”. Mau apa?

Iqbal Aji Daryono: Jangankan bikin film tema ’65 yang tidak hitam putih dan menyajikan kedua belah pihak sebagai manusia-manusia yang tidak sepenuhnya benar dan tidak sepenuhnya salah, lha wong bikin film cerita dengan tokoh pak polisi sebagai antagonis korup saja belum pada berani kok ….

Agus Mulyadi: Dibilangin lho, film G 30 S kalau mau dibikin milenial, itu adegan Aidit ngerokok diganti jadi Aidit ngevape, trus nanti asepnya bentuk lingkaran-lingkaran besar kecil yang saling tumpang tindih gitu …. Jelas milenial, artsy apalagi. Kalau perlu, bikin kantor PKI merangkap vape store. “Komunisma Vape Store, buka 24 jam, rasakan sensasi asap-asap penindasan.”

Iqbal Aji Daryono (lagi): Saya heran kenapa adegan Aidit merokok dianggap fitnah kepada Aidit (yang di kehidupan nyata tidak merokok itu)? Kebalik to ya! Itu fitnah kepada rokok! Mentang-mentang tokoh antagonis, terus biar lengkap jahatnya maka harus merokok. Wuuuuuu! Itulah bukti bahwa kaum antirokok adalah antek-antek Orba. Hoahahahaha!!! :p

Purnomo Trilaksono: Saya hanya akan menonton film G 30 S PKI kalau udah keluar yang kualitas full HD!

 

Terakhir diperbarui pada 21 September 2017 oleh

Tags: Filmfilm g30s pkigatot nurmantyojokowiPKIReza Rahadianseptember
Redaksi

Redaksi

Artikel Terkait

Kereta Cepat Whoosh DOSA Jokowi Paling Besar Tak Termaafkan MOJOK.CO
Esai

Whoosh Adalah Proyek Kereta Cepat yang Sudah Busuk Sebelum Mulai, Jadi Dosa Besar Jokowi yang Tidak Bisa Saya Maafkan

17 Oktober 2025
Film Tukar Takdir Nggak Sekadar Adegan Mesra Nicholas Saputra dan Adhisty Zara dalam Mobil! Mojok.co
Pojokan

Film Tukar Takdir Nggak Sekadar Adegan Mesra Nicholas Saputra dan Adhisty Zara!

8 Oktober 2025
PKI dan Politik Ingatan: Dari Demonisasi hingga Penghapusan Sejarah
Video

PKI dan Politik Ingatan: Dari Demonisasi hingga Penghapusan Sejarah

27 September 2025
film tema perselingkuhan.MOJOK.CO
Mendalam

Main Serong di Sinema Indonesia: Mengapa Kamu Menyukai Film Bertema Perselingkuhan?

22 September 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

1 Desember 2025
Udin Amstrong: Menertawakan Hidup dengan Cara Paling Jujur

Udin Amstrong: Menertawakan Hidup dengan Cara Paling Jujur

2 Desember 2025
Gowes Ke-Bike-An Maybank Indonesia Mojok.co

Maybank Indonesia Perkuat Komitmen Keberlanjutan Lewat Program Gowes Ke-BIKE-an

29 November 2025
Bioskop NSC Rembang, bangunan kecil di tanah tandus yang jadi hiburan banyak orang MOJOK.CO

Bioskop NSC Rembang Jadi Olok-olokan Orang Sok Kota, Tapi Beri Kebahagiaan Sederhana

1 Desember 2025
Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO

Tragedi Sumatra Timbulkan Trauma: “Saya Belum Pernah Lihat Gayo Lues Seporak-poranda ini bahkan Saat Tsunami Aceh”

2 Desember 2025
S3 di Bandung, Istri PNS Makassar- Derita Jungkir Balik Rumah Tangga MOJOK.CO

Jungkir Balik Kehidupan: Bapak S3 di Bandung, Istri PNS di Makassar, Sambil Merawat Bayi 18 Bulan Memaksa Kami Hidup dalam Mode Bertahan, Bukan Berkembang

1 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.