Terus merawat makna filosofi PO Sedya Mulya
Hj. Riintomi juga mengakui, hingga kini ia terus menjaga makna filosofi tersebut. Salah satu caranya, seperti yang Ibu Iin katakan, ia terus “mengajak” orang-orang yang sudah lama berjuang bersama perusahaan. Termasuk para pekerja lama yang sejak awal sudah gabung dengan perusahaan.
“Meskipun sebenarnya dalam usaha, profesionalisme dengan emosional bertolak belakang,” paparnya.
Selain tetap merangkul “anak buahnya”, Ibu Iin mengaku perusahaannya bisa terus bertahan karena selalu mengingat jasa almarhum suaminya ketika pertama membangun perusahaan. Kata dia, dahulu suaminya merintis usaha ini dengan penuh perjuangan, sehingga eksistensinya kini harus tetap dirawat meskipun mengalami penurunan jumlah penumpang—sejak pandemi Covid-19 kemarin
“Yang penting jangan pernah patah semangat. Maju terus pantang mundur kita berusaha untuk kebaikan dan kebahagiaan masyarakat pada umumnya,” pungkasnya.
Terbukti, kini PO Sedya Mulya masih eksis. Armadanya yang lekat dengan bus warna jingga masih mengarungi jalanan di Jawa dan Bali. Per hari ini, PO Sedya Mulya melayani tiga rute utama, yakni Denpasar-Wonogiri, Jabodetabek-Wonogiri, dan Jabodetabek-Pacitan.
Penulis: Ahmad Effendi
Editor: Purnawan Setyo Adi
BACA JUGA Mengenang Djoko Pekik Lewat Karya, dari Lukisan Berburu Celeng hingga Stasiun Ngabean
Cek berita dan artikel Mojok lainnya di Google News