Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Kilas Transportasi

Cerita Penumpang Sugeng Rahayu: Aku Kurang Religius, tapi Selalu Ingat Tuhan Saat Naik Bus Ini

Ahmad Effendi oleh Ahmad Effendi
11 September 2023
A A
penumpang sugeng rahayu mojok.co

Ilustrasi Bus Sugeng Rahayu (Mojok.co)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Para penumpang bus AKAP yang menuju Surabaya pasti sudah mengenal Sugeng Rahayu. Bus ini begitu populer dan telah berganti nama beberapa kali. 

Kecelakaan yang melibatkan Bus Eka dan Bus Sugeng Rahayu terjadi di jalur Magetan-Ngawi, tepatnya di Kecamatan Geneng, Kabupaten Ngawi, Kamis (31/9/2023) pekan lalu. Akibat tragedi ini, tiga orang meninggal dunia.

Seperti yang kita tahu, Sugeng Rahayu merupakan rebranding dari Sumber Kencono. Perusahaan Otobus (PO) asal Sidoarjo, Jawa Timur, ini telah melakukan beberapa kali pergantian nama setelah armada-armadanya kerap mengalami kecelakaan.

Saking seringnya kecelakaan, banyak julukan penumpang sematkan kepada Sumber Kencono. Seperti “bus setan”, “bus hantu”, hingga “sumber bencono”.

Muhammad Budiawan (33) berbagi kepada saya bagaimana pengalamannya 15 tahun menjadi penumpang setia Sumber Kencono. Beragam kisah ia dapatkan, kebanyakan “pengalaman hidup dan mati”.

Selalu ingat Tuhan saat naik Sumber Kencono

Lelaki yang akrab disapa Bonte ini mengaku, dirinya sudah menikmati jasa Sumber Kencono sejak 2008 lalu, saat ia masih kuliah di Solo. Bus ini jadi sobat setia yang menemani perjalanannya, baik ke Solo maupun pulang kampung ke Surabaya.

“Boleh dibilang aku ini saksi hidup. Sejak namanya masih Sumber Kencono, ganti Sumber Slamet, sampai sekarang Sugeng [Rahayu], bus ini sudah jadi sobat perjalananku,” ungkapnya, Kamis (7/9/2023).

Bonte memang pecinta bus. Sejak kecil, setidaknya sekali dalam sepekan, ia bersama ayahnya sering bepergian ke luar kota untuk sekadar untuk naik bus. Artinya, hampir semua tipe bus sudah ia naiki.

Namun, pengalaman berbeda ia rasakan saat pertama naik Sumber Koncono.

“Pas masih di Surabaya, jalannya relatif aman. Tapi pas udah keluar Surabaya, di situlah sensasi mendekat ke Tuhan,” kisahnya dengan nada bercanda.

Saat pertama naik Sumber Kencono, ia mengingat dirinya tidak pernah sampai ke tujuan di Solo. Kala itu ia meminta turun di sekitaran Gor Bung Hatta yang terletak di Ngawi.

“Enggak kuat. Ugal-ugalan pol, kayak enggak punya rem. Daripada beneran menghadap Tuhan mending aku turun cari bus lain, enggak apa-apa bayar lagi,” katanya, menceritakan adrenalinnya 15 tahun lalu itu.

“Aku ini dibilang religius ya enggak terlalu. Tapi tiap naik Sumber Kencono pasti ingat Tuhan, banyak-banyakin zikir.”

Deg-degan tapi nagih

Satu hal yang bikin Bonte heran, bahwa di satu sisi dirinya selalu merasa ada di ambang ajal ketika naik Sumber Kencono. Namun, di sisi lain ia merasa ada yang kurang kalau naik bus lain selain Sumber Kencono.

Iklan

“Bahasa kerennya ‘love hate relationship’ kali ya,” ujarnya, diikuti tawa lepas.

“Beberapa kali coba naik bus lain, pakai kereta juga. Tapi ya rasanya enggak seperti Sumber Kencono, bikin deg-degan tapi nagih,” sambungnya.

Kini, Bonte telah menetap bersama anak dan istrinya di Solo. Kebiasaan naik bus ini tetap ia “rawat”, paling tidak setahun sekali saat mudik ia menjadi penumpang Sugeng Rahayu.

“Masih pakai, dan enggak tahu sampai kapan cinta beracun ini akan berhenti,” pungkasnya.

Penulis: Ahmad Effendi
Editor: Purnawan Setyo Adi

BACA JUGA Sugeng Rahayu Sebelumnya Bernama Sumber Kencono, Sudah Ganti Nama Kok Masih Sering Kecelakaan?
Cek berita dan artikel Mojok lainnya di Google News

Terakhir diperbarui pada 11 September 2023 oleh

Tags: bus akapBusmaniapo busSumber Rahayu
Ahmad Effendi

Ahmad Effendi

Reporter Mojok.co

Artikel Terkait

Bus luragung jaya.MOJOK.CO
Ragam

Pengalaman Naik Bus Malam: Laptop Berisi Skripsi Digondol Maling, Ganti Rugi Tak Seberapa tapi Mimpi Jadi Sarjana Harus Tertunda

19 Juli 2025
bus teguh purwokerto wonosobo.MOJOK.CO
Ragam

Uji Nyali Bersama PO Bus Teguh Jalur Purwokerto Wonosobo, Bikin Pemotor Panik Sampai Tabrak Gerobak

16 Maret 2024
Mendahului Purwo Widodo, Bus Tuyul Andalan Penglaju Jogja-Kulonprogo Lebih Dulu Almarhum Meski Tak Punya Saingan.mojok.co
Catatan

Mendahului Purwo Widodo, Bus Tuyul Andalan Penglaju Jogja-Kulonprogo Lebih Dulu Almarhum Meski Tak Punya Saingan

11 Maret 2024
Mendahului Purwo Widodo, Bus Tuyul Andalan Penglaju Jogja-Kulonprogo Lebih Dulu Almarhum Meski Tak Punya Saingan.mojok.co
Ragam

Hitung Mundur Menuju Matinya Bus Purwo Widodo, Satu-satunya Andalan Rute Wonogiri-Jogja yang Terancam Gulung Tikar Meski Tak Punya Saingan

8 Maret 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

bapakmu kiper.MOJOK.CO

Fedi Nuril Jadi Mantan “Raja Tarkam” dan Tukang Judi Bola di Film Bapakmu Kiper

17 Desember 2025
Pamong cerita di Borobudur ikuti pelatihan hospitality. MOJOK.CO

Kemampuan Wajib yang Dimiliki Pamong Cerita agar Pengalaman Wisatawan Jadi Bermakna

16 Desember 2025
Peringatan Hari Monyet Ekor Panjang Sedunia di Jogja. MOJOK.CO

Pilu di Balik Atraksi Topeng Monyet Ekor Panjang, Hari-hari Diburu, Disiksa, hingga Terancam Punah

15 Desember 2025
UMP Jogja bikin miris, mending kerja di Jakarta. MOJOK.CO

Menyesal Kerja di Jogja dengan Gaji yang Nggak Sesuai UMP, Pilih ke Jakarta meski Kerjanya “Hectic”. Toh, Sama-sama Mahal

17 Desember 2025
Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

14 Desember 2025
Riset dan pengabdian masyarakat perguruan tinggi/universitas di Indonesia masih belum optimal MOJOK.CO

Universitas di Indonesia Ada 4.000 Lebih tapi Cuma 5% Berorientasi Riset, Pengabdian Masyarakat Mandek di Laporan

18 Desember 2025

Video Terbaru

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025
Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

17 Desember 2025
Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

14 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.