Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Kilas Sosial

Mengenal Telaga Winong di Wonogiri, Tempat Elegi Wiji Thukul Dinyanyikan

Ahmad Effendi oleh Ahmad Effendi
23 Agustus 2023
A A
telaga winong wonogiri mojok.co

Telaga Winong di Wonogiri (tic.wonogirikab.go.id)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Telaga Winong terletak di Wonogiri. Telaga ini jadi tempat seniman teater Cempe Lawu Warta Wasesa mengenang sahabatnya Wiji Thukul yang hilang hingga kini. 

Telaga Winong masuk dalam bait lagu penyair sekaligus sahabat Wiji Thukul, Cempe Lawu Warta Wasesa. Pendiri Teater Jagad itu menjadi satu dari banyak orang yang percaya bahwa sahabatnya itu belum mati, melainkan hanya hilang dan suatu saat akan pulang.

Wiji Tukul ilang keterak jaman,

dados manungso nggoleki opo?

(Wiji Thukul hilang ditelan zaman, lantas manusia mencari apa?)

Demikianlah petikan lirik yang dinyanyikan Lawu.

Tembang itu dinyanyikan Lawu bersama tiga muridnya: Hartono, Jantit Sonokeling, dan Lutio, di tepi Telaga Winong, Wonogiri, pada 6 November 1998. Sambil bersenandung, mereka juga saling memangkas rambut gondrong hingga plontos. Alis pun juga dicukur hingga tak bersisa.

Setelah dicukur, potongan rambut itu dikumpulkan dan dibungkus kain putih. Kemudian, mereka menanam bungkusan rambut itu di tepi Telaga Winong.

“Itu simbol duka kami karena tidak bisa menemukan Wiji Thukul,” ujar Lawu, menjelaskan makna simbolis aksinya tersebut, sebagaimana ditulis Majalah Tempo Edisi Khusus Wiji Thukul (2013).

Sebagai seseorang yang lahir dan besar di Dusun Melikan, Kelurahan Gedong, Pracimantoro, Wonogiri—tempat di mana Telaga Winong menghampar luas—saya hampir tak memiliki kenangan atas aksi simbolik itu. Pasalnya, saya baru beberapa bulan lahir kedunia saat Lawu dan murid-muridnya itu mengubur rambut mereka di tepian telaga.

Namun, yang pasti telaga ini masih eksis hingga kini. Popularitasnya saja yang tidak ada.

Telaga yang memasok kebutuhan air warga

Terletak di salah satu desa paling ujung tenggara Kabupaten Wonogiri, Telaga Winong memiliki luas lima kali lapangan sepakbola. Lokasinya sendiri kira-kira tiga jam perjalanan dari pusat Kabupaten Wonogiri.

Telaga bertipe tadah udan, yang mana volume air membludak di musim hujan dan menyusut di saat kemarau. Namun, yang jelas telaga ini sudah menjadi pemasok kebutuhan air warga Dusun Melikan dan sekitarnya selama puluhan tahun.

Secara kronologis, tidak terlalu jelas sejak kapan Telaga Winong terbentuk. Baik itu Kepala Lingkungan Dusun Melikan, Kaspan, maupun Surato, sang tetua dan juru kunci telaga, sama-sama tak bisa menjelaskan secara pasti tahun berapa telaga ini mulai beroperasi.

Iklan

Yang jelas, sejak 1980-an air di telaga ini sudah warga pakai untuk memenuhi kebutuhan sehari-sehari mereka, seperti mandi, mencuci, bahkan beberapa ada yang untuk konsumsi.

Secara topografi, wilayah Pracimantoro memang punya kemiripan dengan Gunungkidul: tandus dan pegunungan kapur. Jadi, kehadiran telaga yang tetap terisi air di kala kemarau, seperti Telaga Winong ini, sudah seperti oase di padang pasir.

Tak hanya bagi warga Dusun Melikan, keberadaan Telaga Winong nyatanya juga sangat membantu warga dusun sekitar. Alhasil, telaga ini tak pernah sepi. Sebab, selain orang dewasa yang “mandi bareng”, banyak anak-anak yang menjadikan area sekitar untuk bermain dan area telaganya sebagai spot berenang.

Namun, sejak tahun 2010, Telaga Winong mulai kehilangan pamor. Seiring dengan berjalannya bantuan air bersih dari pemerintah daerah, banyak warga dusun akhirnya memilih untuk tidak menggunakan air telaga lagi. Sejak saat itu, area Telaga Winong mulai berubah fungsi untuk kegiatan lain.

Halaman selanjutnya…

Telaga Winong, potensi wisata yang sia-sia

Halaman 1 dari 2
12Next

Terakhir diperbarui pada 23 Agustus 2023 oleh

Tags: TelagaTelaga Winongwiji thukulwonogiri
Ahmad Effendi

Ahmad Effendi

Reporter Mojok.co

Artikel Terkait

Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga
Pojokan

Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

1 Desember 2025
pabrik semen, pracimantoro, wonogiri.MOJOK.CO
Aktual

Dari Panggung Rock in Solo untuk Pegunungan Sewu: Suara Musik Keras Menolak Pabrik Semen Pracimantoro

4 November 2025
Pasar Wonogiri Terbakar (Lagi): Memori Kelam Dua Dekade yang Lalu Terulang Kembali
Pojokan

Pasar Wonogiri Terbakar (Lagi): Memori Kelam Dua Dekade yang Lalu Terulang Kembali

6 Oktober 2025
pabrik semen, pracimantoro, wonogiri.MOJOK.CO
Ragam

‘Kalau cuma bikin warga Pracimantoro saling membenci, tak usah ada pabrik semen’ – Proyek Pabrik Semen di Wonogiri Rawan Konflik Horizontal

19 Maret 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

ugm.mojok.co

UGM Dorong Kewirausahaan dan Riset Kehalalan Produk, Jadikan Kemandirian sebagai Pilar

20 Desember 2025
Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat “Suami” bahkan “Nyawa” Mojok.co

Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat “Suami” bahkan “Nyawa”

19 Desember 2025
Era transaksi non-tunai/pembayaran digital seperti QRIS: uang tunai ditolak, bisa ciptakan kesenjangan sosial, hingga sanksi pidana ke pelaku usaha MOJOK.CO

Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha

26 Desember 2025
Petung Jawa dan Seni Berdamai dengan Hidup

Petung Jawa dan Seni Berdamai dengan Hidup

23 Desember 2025
elang jawa.MOJOK.CO

Upaya “Mengadopsi” Sarang-Sarang Sang Garuda di Hutan Pulau Jawa

22 Desember 2025
Anugerah Wanita Puspakarya 2025, penghargaan untuk perempuan hebat dan inspiratif Kota Semarang MOJOK.CO

10 Perempuan Inspiratif Semarang yang Beri Kontribusi dan Dampak Nyata, Generasi ke-4 Sido Muncul hingga Penari Tradisional Tertua

23 Desember 2025

Video Terbaru

Petung Jawa dan Seni Berdamai dengan Hidup

Petung Jawa dan Seni Berdamai dengan Hidup

23 Desember 2025
Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

20 Desember 2025
SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.