Telaga Winong, potensi wisata yang sia-sia
Setelah tak lagi warga gunakan untuk mandi, cuci dan konsumsi, potensi Telaga Winong mulai digali. Ada renovasi mulai dari area tepian dengan pamasangan tembok beton, mengganti bebatuan runcing dan berlumut.
Selain mempercantik tampilan, fungsinya pun juga mulai berubah. Jika dulu warga sekitar hanya memancing ikan liar, kini ikan-ikan tersebut betul-betul mereka budidayakan. Setidaknya dua kali dalam setahun ada acara pemancingan akbar untuk “memanen” ikan-ikan itu.
Selain itu, area sekitar juga mulai ada tempat-tempat baru untuk menarik minat masyarakat. Seperti lapangan serbaguna, area bermain (biasanya untuk lomba layang-layang saat kemarau), hingga memindahkan acara-acara akbar desa ke telaga ini.
Sayangnya, upaya memaksimalkan potensi ini tak berjalan kemana-mana. Tidak adanya intervensi pemerintah daerah untuk mempromosikan Telaga Winong sebagai salah satu objek wisata di Wonogiri, bikin potensi ini hanya bisa warga dusun sekitar nikmati.
Lokasinya yang cukup pelosok, jauh dari pusat kota, juga jadi salah satu faktor mengapa telaga yang jadi tempat elegi bagi seniman legendaris Wiji Thukul ini tak populer.
Penulis: Ahmad Effendi
Editor: Purnawan Setyo Adi