Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Kilas

Setelah Pernyataannya Soal Ukuran Tempe Dibantah Jokowi, Sandiaga Serukan “Ekspedisi” Pencarian Ukuran Tempe

Redaksi oleh Redaksi
1 November 2018
A A
tempe
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Pada tingkatan tertentu, rasanya tak berlebihan jika menyebut Sandiaga Uno punya tuah yang jauh lebih ekstrem daripada Midas, seorang raja dalam mitologi Yunani kuno yang terkenal karena kemampuannya untuk mengubah apa saja yang ia sentuh menjadi emas.

Ini tak berlebihan. Jika apa saja yang disentuh oleh Midas seketika berubah menjadi emas, maka yang bisa dilakukan oleh Sandiaga Uno jauh lebih dahsyat lagi: apa saja yang dibahas oleh Sandiaga Uno, seketika menjadi “permata”.

Tak percaya? Silakan lihat berbagai pemberitaan soal tempe yang dalam beberapa waktu terakhir ini menjadi sangat masif dan kolosal karena terus menerus dibahas oleh Sandiaga. Tempe berubah menjadi semacam “permata” bagi banyak media.

Tempe, yang bagi orang-orang kebanyakan tak lebih dari sekadar bahan makanan bisa menjadi isu dan topik yang serius dan layak untuk dikupas dari berbagai kacamata karena mendapatkan sentuhan Sandiaga.

Sejauh ini, Sandiaga setidaknya sudah tiga kali memberikan pernyataan soal tempe. Pertama sewaktu Sandiaga mengatakan tempe sekarang ukurannya tipis, setipis kartu ATM. Kemudian pernyataannya tentang tempe bungkus kecil yang ia sebut sebagai tempe sachet. Dan yang terakhir, Sandiaga menyatakan kekagetannya saat tahu bahwa ternyata ada tempe yang dibuat seukuran ponsel tablet.

Dari tiga pernyataan tersebut, yang paling sensasional adalah pernyataan sandiaga soal tempe yang setipis kartu ATM.

“Kita sangat khawatir, prihatin dengan keadaan ekonomi dan kita ingin menyuarakan aspirasi rakyat. Tempe katanya sekarang sudah dikecilkan dan tipisnya udah hampir sama dengan kartu ATM,” begitu Kata Sandiaga yang seketika menjadi pintu masuk bagi pemberitaan soal tempe yang terus berkesinambungan.

Di tangan Sandiaga, tempe mendadak berubah menjadi isu nasional yang strategis.

Pada lingkup yang lebih besar, pembahasan soal tempe ini bahkan sampai mengundang Presiden Jokowi untuk ikut meramaikan isunya.

Saat blusukan ke Pasar Suryakancana, Bogor, bersama Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto pada Rabu, 31 Oktober kemarin, misalnya, Jokowi dengan selonya membuktikan bahwa bahwa pernyataan Sandiaga tentang tempe setipis kartu ATM itu salah belaka.

“Ini sambil ngecek tempe naik atau tidak naik. Harganya tetap,” ujar Jokowi. “Tadi lihat sendiri. Ya tebal.”

Demi mendengar bahwa pernyataannya soal tempe ditanggapi oleh Jokowi, Sandiaga malah semakin atraktif dan menari-nari. Ia justru mengemukakan ide tentang semacam ekspedisi pencarian ukuran tempe.

“Sekarang kita lakukan the search for the size of tempe, kita lakukan pencarian tempe seperti apa ke depan. Ini menarik karena kita mengerucutkan pemilu ini ke satu diskursus tentang makanan yang paling favorit di Indonesia, yaitu tempe. Coba kita lihat bagaimana reaksi di seluruh rakyat Indonesia, baik dari kunjungannya Pak Jokowi dan saya,” kata Sandiaga. “Nanti kita berlomba-lomba melihat ini tempe di sini tebal, tempe di sini size-nya seperti ini.”

Entah apa yang membuat sandiaga begitu concern pada tempe, mungkin ia ingin memberikan semacam pengalaman semiotik, bahwa dunia politik kita memang seperti peribahasa Jawa populer: esuk dele, sore tempe (pagi kedelai, sore tempe), yang artinya plin-plan, tidak teguh pendirian, penuh janji-janji palsu, dsb.

Iklan

Ya Tuhan, sungguh, rasanya baru di masa pemerintahan Jokowi, politik bisa sangat setempe ini.

duel tempe

Terakhir diperbarui pada 1 November 2018 oleh

Tags: jokowisandiagaTempe
Redaksi

Redaksi

Artikel Terkait

Kereta Cepat Whoosh DOSA Jokowi Paling Besar Tak Termaafkan MOJOK.CO
Esai

Whoosh Adalah Proyek Kereta Cepat yang Sudah Busuk Sebelum Mulai, Jadi Dosa Besar Jokowi yang Tidak Bisa Saya Maafkan

17 Oktober 2025
Sialnya Warga Banjarsari Solo: Dekat Rumah Jokowi, tapi Jadi Langganan Banjir Gara-gara Proyek Jokowi.MOJOK.CO
Aktual

Sialnya Warga Banjarsari Solo: Dekat Rumah Jokowi, tapi Jadi Langganan Banjir Gara-gara Proyek Jokowi

7 Maret 2025
3 Rupa Nasionalisme yang Mewarnai Indonesia Hari Ini MOJOK.CO
Esai

3 Rupa Nasionalisme yang Mewarnai Indonesia Hari Ini

26 Februari 2025
Afnan Malay: Membedah Hubungan Prabowo-Jokowi Setelah Pemilu dan Janji Program MBG
Video

Afnan Malay: Membedah Hubungan Prabowo-Jokowi Setelah Pemilu dan Janji Program MBG

18 Februari 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

musik rock, jogjarockarta.MOJOK.CO

JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan

5 Desember 2025
Pelaku UMKM di sekitar Prambanan mengikuti pelatihan. MOJOK.CO

Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih

3 Desember 2025
jogjarockarta.MOJOK.CO

Mataram Is Rock, Persaudaraan Jogja-Solo di Panggung Musik Keras

3 Desember 2025
8 tahun merantau di Jakarta akhirnya resign. MOJOK.CO

Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama

4 Desember 2025
Lagu Sendu yang Mengiringi Banjir Bandang Sumatera Barat MOJOK.CO

Lagu Sendu dari Tanah Minang: Hancurnya Jalan Lembah Anai dan Jembatan Kembar Menjadi Kehilangan Besar bagi Masyarakat Sumatera Barat

6 Desember 2025
Kirim anak "mondok" ke Dagestan Rusia ketimbang kuliah UGM-UI, biar jadi petarung MMA di UFC MOJOK.CO

Tren Rencana Kirim Anak ke Dagestan ketimbang Kuliah UGM-UI, Daerah Paling Islam di Rusia tempat Lahir “Para Monster” MMA

1 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.