MOJOK.CO – Sudah genap setahun relokasi PKL Malioboro ke Teras Malioboro. Ada banyak perubahan di wajah jalan yang tersohor itu. Sultan pun memberikan pesan kepada para pedagang.
Setahun relokasi Pedagang Kaki Lima (PKL) ke Teras Malioboro 1 dan 2 jatuh pada hari, Selasa (07/02/2023) kemarin. Lebih dari 3.000 pedagang yang awalnya tak punya tempat untuk berjualan yang nyaman kini bisa menikmati lapak permanen di dua lokasi itu.
Gubernur DIY, Sri Sultan HB X yang mengevaluasi relokasi pun memberikan pesan. Disela perayaan relokasi di Teras Malioboro 1, Sultan meminta meningkatkan kualitas dagangannya.
“Tolong tidak hanya titip selesai, tetapi juga meningkatkan kualitas produk. Dalam arti nek jait sek rapi (kalau menjahit yang rapi-red), nek ora rapi ojo ditompo (kalau tidak rapi jangan diterima-red) misalnya,” paparnya.
Sultan merasa penting untuk menyampaikan pesan ini karena selama 2022, kunjungan di Teras Malioboro 1 mencapai 2,7 juta orang. Ada 888 tenant di Teras Malioboro dengan total lapak mencapai 799 unit. Jumlah tenant dan lapak ini berbeda karena satu lapak ada yang dimanfaatkan oleh beberapa tenant secara bergantian.
Oleh karena itu, Sultan meminta pedagang tidak hanya berjualan dagangan dari titipan produsen. Sebab tujuan relokasi PKL dari selasar ke Teras Malioboro 1 dan 2 adalah “naik kelas”.
“Kualitas jualan para pedagang mestinya sudah berbeda jika dibandingkan dengan saat berjualan di pinggir Jalan Malioboro,” ujarnya.
Produk fesyen
Sultan menambahkan, Pemda DIY kini tengah berkonsentrasi mengembangkan produk-produk fesyen asli Yogyakarta untuk ditawarkan pada wisatawan, termasuk di Teras Malioboro. Produk-produk yang ditawarkan tidak melulu pakaian namun juga aksesoris, tas, topi, hingga pernak-pernik yang terbuat dari rotan hingga logam.
Potensi di DIY sangat besar karena banyak penjahit, perajin untuk gelang, cincin, sepatu dan lainnya yang mengembangkan usaha di bidang fesyen. Namun kembali Sultan mengingatkan mereka harus memiliki kreativitas, konsisten dan kesabaran.
“Bagaimana, untuk tumbuh berkembang karena disini adalah salah satu tempat untuk jual beli sesuatu barang dari produk fesyen,” paparnya.
Sementara Kepala Dinas Koperasi dan UKM DIY, Srie Nurkyatsiwi mengungkapkan jika dilihat dari setiap event yang digelar di Teras Malioboro, maka diperkirakan transaksi rata-rata mencapai Rp200 juta per event. Diperkirakan setiap pengunjung yang datang ke Teras Malioboro 1 bisa membelanjakan uang mereka minimal Rp50 ribu.
“Jadi kalau ada event itu ada transaksi sekitar Rp200 juta. Kemarin kan ada festival bakpia dan beberapa kali event kan yang kita lakukan. Tapi kalau setiap hari kan ini berproses untuk masuk ke digitalisasi dari sisi usaha mereka,” jelasnya.
Reporter: Yvesta Ayu
Editor: Purnawan Setyo Adi