MOJOK.CO – Underpass atau jalur lintas bawah telah lama digunakan sebagai alternatif jalan di Jogja. Dibangun untuk mengurai kemacetan dan jalan tembusan.
Kehadiran jalur lintas bawah ini sangat membantu para pengendara. Sejumlah titik yang semula macet menjadi lengang ketika sudah ada underpass. Mobilitas warga pun jadi semakin mudah.
Kota Jogja sendiri memiliki sejumlah underpass andalan. Penghubung dua jalur atau lebih, pengurai kemacetan. Dua di antaranya terletak di Jalur Ring Road. Dua underpass lainnya juga tak kalah penting. Yang satu memiliki rekor tersendiri, satunya lagi terbilang bersejarah.
Underpass Jombor, kerap direkomendasikan menjadi tempat menangis terbaik di Jogja
Pembangunan jalur lintas bawah Jombor atau yang biasa kita kenal dengan Underpass Jombor berlangsung secara bertahap. Bermula pada 2011 hingga selesai pada 2013. Pembangunan underpass ini berbarengan dengan pembuatan flyover Jombor.
Proyek ini ada untuk mengurai kepadatan lalu lintas di titik tersebut. Pasalnya jalur tersebut merupakan jalan masuk-keluar kota menuju Magelang, Ambarawa, Salatiga, dan Semarang.
Underpass Jombor memiliki panjang lintasan 446,5 meter. Jalur ini menghubungkan Ring Road Barat (Wates) dengan Ring Road Utara (Jalan Padjajaran). Underpass ini kerap direkomendasikan warga Jogja sebagai salah satu tempat menangis terbaik. Pada 14-21 Agustus 2023 lalu, terdapat uji coba larangan sepeda motor melintas.
Underpass Kentungan, pengurai macet di titik krusial
Sebelum ada underpass, perempatan kentungan adalah medan perang. Terutama di kala terik Matahari bersinar di siang hari. Tempat di mana pengendara beradu emosi karena macet, panas, dan terhenti lama.
Setelah dibangun pada 2018, kemacetan terurai. Wajah-wajah merenguk dan galak berkurang di simpang jalan tersebut. Pembangunan Underpass Kentungan menghabiskan dana mencapai Rp110 miliar. PT Istaka Karya bertanggungjawab atas pembangunan jalur yang memiliki panjang sekitar 900 meter ini.
Belakangan, Underpass Kentungan menjadi salah satu jalan rawan kecelakaan. Dirlantas Polda DIY Kombes Alfian Nurrizal mengatakan mengapa jalur ini kerap terjadi kecelakaan.
“Kondisi jalan menikung atau menurun di situ kurang konsentrasi pengemudi, dua arah itu terjadi sebuah kecelakaan. Kemudian mungkin dari (kondisi jalan) terang ke gelap kurang bisa konsentrasi tidak bisa membedakan jalan yang menurun kondisinya, ditambah lagi penerangan kurang,” ujarnya, melansir dari Detik.com.
Sejumlah kecelakaan yang terjadi di jalur ini berimbas pada larangan kendaraan roda dua melintasi jalan ini. Pengendara motor kini mesti menghadapi lampu merah terlebih dahulu jika hendak melewati perempatan kentungan.
Underpass Yogyakarta International Airport (YIA), underpass terpanjang di Indonesia
Berbeda dari dua underpass sebelumnya yang berada di dekat pusat kota, Underpass YIA berada jauh di Kulon Progo sana. Tepatnya di jalur menuju Bandara YIA. Pada November 2018 proyek ini jalan hingga akhirnya berfungsi pada Desember 2019.
Pembangunan proyek ini menelan biaya sebesar Rp293 miliar yang bersumber dari Surat Berharga Syariah Negara (SBSN). PT. Wijaya Karya-MCM KSO menjadi penanggungjawab pengerjaan proyek ini.
Jalur lintas bawah ini dilengkapi ornamen dengan unsur seni dan budaya lokal yang menggunakan konsep Gerak Gumerah. Apabila pengendara melewati jalur ini dengan kecepatan 40 kilometer per jam, ornamen pada dinding seolah-olah seperti bergerak-gerak.
Sejumlah komponen keselamatan untuk pengendara tersedia. Meliputi kamera CCTV, lampu flip-flop, dan emergency exit 8 unit. Selain itu, ada pula speaker imbauan untuk memberi informasi kepada para pengendara untuk berhati-hati dan menyalakan lampu. Imbauan tersebut menggunakan tiga Bahasa, yakni bahasa Jawa, Indonesia, dan Inggris.
Underpass YIA terdiri dari dua jalur. Panjang total jalur ini adalah 1,436 kilometer, dengan lebar 7,85 meter, dan tinggi 5,1 meter. Jalur ini saat ini masih memegang predikat sebagai underpass terpanjang di Indonesia.
Underpass Stasiun Tugu Jogja
Per 31 Juli 2023, Jogja ketambahan satu underpass. Letaknya ada di bawah Stasiun Tugu Jogja. Jalur lintas bawah satu ini cukup spesial sebab sudah ada sejak 1959. Menjadi jalan keluar masuk penumpang kereta api ini aktif kembali untuk membantuk mengurasikan kepadatan penumpang.
Jalur ini memiliki panjang sekitar 65,8 meter yang menghubungkan peron yang terpisah rel kereta api. Mulanya, terowongan bawah tanah Stasiun Tugu ini memakai tangga manual dengan dinding berlapis keramik putik. Namun, PT KAI merenovasinya dengan menambahkan escalator untuk memudahkan pengunjung.
Selain Underpass, Kota Jogja juga memiliki infrastruktur flyover yang memiliki sejumlah fakta menarik. Selama ini kita hanya mengenal fua flyover, yakni Janti dan Jombor. Padahal, masih ada sejumlah flyover lainnya. Pembahasan mengenai flyover, kita bahas lain waktu ya.
Penulis: Iradat Ungkai
Editor: Agung Purwandono
BACA JUGA Rekomendasi Tempat untuk Menikmati Kesedihan di Jogja bagi Kaum Ndlosor
Cek berita dan artikel Mojok lainnya di Google News