Setelah Sukmawati Soekarnoputri dengan puisinya bikin heboh, kini fokus pemberitaan media beralih kepada sosok Ratna Sarumpaet. Sama seperti Sukmawati, Ratna Sarumpaet juga sukses bikin heboh jagat media dan temlen. Bedanya, jika Sukmawati dengan “puisi”, Ratna Sarumpaet dengan “koneksi”.
Ya, beberapa waktu yang lalu, Ratna terkena masalah yang menyangkut dirinya dan Dinas Perhubungan DKI. Saat berada di sekitar Taman Tebet, Jakarta Selatan, mobil Ratna diderek oleh petugas Dishub karena dianggap parkir di badan jalan alias di tempat yang tidak semestinya.
Ratna pun marah, ia mengganggap bahwa ia tidak sedang parkir karena ia berada di dalam mobil. Terlebih lagi, di tempat mobilnya berdiri, memang tidak ada rambu soal larangan dilarang parkir.
Petugas Dishub ngeyel. Ratna tak kalah ngeyel. Terjadilah debat yang panas dan alot. Hingga kemudian, dalam salah satu babak Ratna berkata kepada Dishub,
“Oke, Saya telepon Anies (Baswedan).”
Perdebatan antara petugas Dishub DKI dan Ratna itu ternyata direkam oleh beberapa orang dan videonya kemudian menjadi viral.
“Saya protes, orang tak ada larangan. Memang tak ada rambu. Dan mereka kayak maling. Saya duduk di mobil, mereka langsung pasang-pasang. Saya bilang apa, ini ada yang punya mobil, kok langsung pasang tak bicara ke saya. Jadi saya marah dong,” kata Ratna.
Belakangan diketahui bahwa setelah menelepon Anies (yang ternyata diterima oleh stafnya), mobil Ratna akhirnya diurus oleh salah seorang staf Anies dan kemudian dikembalikan. Hal ini ternyata menjadi polemik yang baru, sebab kemudian orang-orang menganggap hal tersebut sebagai penyalahgunaan koneksi.
Anies sendiri bahkan akan memanggil stafnya yang menerima telepon dari Ratna.
“Saya akan panggil (staf yang menerima telepon), saya akan disiplinkan, disiplinkan apa? Taati SOP,” kata Anies.
Dalam kasus ini, belum jelas siapa yang benar dan siapa yang salah. Sebab, sampai sekarang pun, perdebatan soal siapa yang salah, apakah Ratna atau Dishub, masih terus bergulir.
Yang bikin gemes sebenarnya adalah tindakan Ratna yang asal menelepon Anies Baswedan. Bagi banyak orang, hal tersebut tentu saja dianggap sebagai hal yang sok kuasa, sok koneksi, sok mentang-mentang, dan sok-sokan yang lainnya.
Yah, tapi memang begitulah hidup. Selalu penuh dengan nila setitik yang merusak susu sebelanga.
Gara-gara kejadian menelepon Anies, jasa Ratna Sarumpaet sebagai seorang pejuang HAM yang pernah aktif sebagai aktivis dalam kasus Marsinah, membela rakyat Aceh yang terjebak dalam perang antara TNI dan GAM, serta kasus-kasus HAM yang lain mendadak menjadi kabur dan tidak diingat orang.
Aduh, Bu Ratna….