MOJOK.CO – Ketum PP Muhammadiyah Haedar Nashir minta pemerintah mengusut tuntas tragedi Stadion Kanjuruhan. Peristiwa ini dinilai mengoyak marwah bangsa.
Pimpinan Pusat Muhammadiyah menyampaikan dukacita yang mendalam atas kerusuhan yang menewaskan 174 orang dalam tragedi sepak bola di stadion Kanjuruhan Malang pada Sabtu (1/10/2022). Kerusuhan usai laga Arema FC vs Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan tersebut harus diusut tuntas.
“Kami menyesalkan peristiwa tragis tersebut, lebih-lebih menyangkut nyawa manusia yang besar jumlahnya. Padahal satu jiwa saja sangat berharga yang harus dijaga,” papar Ketua Umum (ketum) PP Muhammadiyah, Haedar Nashir, Minggu (2/10/2022).
Menurut Haedar, kerusuhan tersebut termasuk deretan yang terbesar di dunia bila dilihat dari jumlah korban meninggal dunia akibat kerusuhan sepak bola yang pernah terjadi. Belum terhitung korban yang menderita luka-luka. Karenanya perisitiwa berdarah tersebut harus segera diusut tuntas.
Perlu adanya investigasi yang objektif dari berbagai aspek atas kerusuhan dan terjadinya korban jiwa yang besar itu. Sebab kasusnya bukan hanya nasional tetapi sudah berskala global.
“Tragedi ini mengoyak marwah bangsa dan negara Indonesia,” tandasnya.
Hingga berita ini dinaikkan ada 174 orang meninggal pascalaga Arema FC vs Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Malang. Kerusuhan terjadi usai usai peluit panjang mengakhiri laga kedua klub yang bertanding dalam pekan ke-11 Liga 1 musim 2022-2023 tersebut.
Arema FC selaku tim tuan rumah dikalahkan 2-3 Persebaya Surabaya dalam pertandingan tersebut. Suporter yang kecewa pun memasuki lapangan sehingga menyebabkan kericuhan dan perusakan.
Saat kondisi tidak terkendali, pihak keamanan menembak gas air mata. Asap tersebut menyebabkan banyak suporter pingsan dan bahkan meninggal dunia karena berdesakan untuk keluar dari stadion
Tragedi di Stadion Kanjuruhan ini menyita perhatian publik nasional dan internasional. Presiden Jokowi memerintahkan Kapolri untuk menginvestigasi dan mengusut tuntas penyebab kerusuhan yang menewaskan ratusan orang. Ia pun meminta evaluasi menyeluruh pelaksanaan dan prosedur pengamananan liga. Hingga liga harus dihentikan sampai evaluasi tuntas dilakukan.
Reporter: Yvesta Ayu
Editor: Purnawan Setyo Adi