Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Kilas Politik

Pencapresan Anies dan Nasib Koalisi Nasdem di Pemilu 2024

Purnawan Setyo Adi oleh Purnawan Setyo Adi
7 Oktober 2022
A A
Surya Paloh Nasdem MOJOK.CO

Ilustrasi Surya Paloh (Mojok.co)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Partai Nasdem yang lebih dulu mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai capres bisa berdampak pada peta koalisi di Pemilu 2024. Ada potensi ditinggalkan Demokrat dan PKS.

Sudah lebih dari sepekan Partai Nasional Demokrat (Nasdem) mengumumkan Anies Baswedan sebagai capres. Turbulensi politik terjadi di partai besutan Surya Paloh ini. Sejumlah anggota partai dilaporkan mundur. Bali misalnya, Niluh Djelantik dan tokoh Puri Anom Tabanan, Anak Agung Ngurah Panji Astika mengundurkan diri.

Tak hanya itu, Survei SMRC terbaru juga mengindikasikan adanya penurunan suara Nasdem di Indonesia timur. Angkanya signifikan dari 10,8 persen (Mei 2021) ke 3,9 persen (Agustus 2022).

Namun, di luar dari dampak negatif seperti data di atas, tentu saja keputusan Partai Nasdem mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai capres, bisa dimengerti dan sudah diperhitungkan. Paling tidak, partai ini berusaha memaksimalkan potensi coat-tail effect (efek ekor jas) milik Anies.

Maklum, Gubernur DKI Jakarta ini konsisten di tiga besar survei-survei nasional tentang capres pilihan masyarakat dalam beberapa tahun tekahir. Harapannya tentu saja suara pemilih Anies bisa dikonversi jadi suara Nasdem. Suara calon pemilih Anies di Jawa Barat misalnya, bisa menambah suara Nasdem yang biasanya minim daerah tersebut.

Lantas bagaimana dengan nasib koalisi tiga partai (Nasdem, Demokrat, dan PKS) yang digadang-gadang akan menjalin poros baru di 2024? Deklarasi Anies sebagai capres yang dilakukan lebih dulu oleh Nasdem bisa berpengaruh pada koalisi ini. Manuver Nasdem bisa saja punya implikasi politik ditinggalkan oleh PKS dan Demokrat.

Pasalnya, baik PKS maupun Demokrat sebetulnya juga berhak untuk mendapat ‘bagi hasil’ atas pencapresan Anies. Sehingga mungkin idealnya, deklarasi pencapresan dilakukan oleh ketiga partai koalisi.

Persoalan makin agak memanas ketika Nasdem mempersilakan Anies untuk mengusulkan calon pendampingnya. Namun di sisi lain, menyatakan ada tiga nama potensial sebagai pendamping Anies: Jenderal Andika Perkasa, Khofifah Indar Parawansa, dan Yenny Wahid.

Sebetulnya persoalannya bukan di soal ketiga nama tersebut, karena memang dari segi memperkuat posisi Anies, ketiga nama itu masuk akal. Popularitas dan elektabilitas Jenderal Andika di berbagai survei memang mulai naik. Hal itu juga untuk menepis anggapan atau citra publik kalau Anies terlalu dekat dengan kelompok Islam yang dianggap intoleran.

Sementara pencalonan Anies dengan didampingi oleh Khofifah maupun Yenny juga masuk akal. Anies bukan dari kalangan Nahdliyin. Sementara porsi pemilih Nahdliyin cukup besar dan itu dibutuhkan untuk memenangi kontestasi. Memilih pendamping baik Khofifah maupun Yenny adalah strategis untuk menggaet suara kaum Nahdliyin utamanya yang banyak berbasis di Jawa Timur.

Namun dengan keputusan itu, makin membuka peluang Nasdem ditinggalkan oleh PKS dan Demokrat. Karena bagaimanapun, Demokrat utamanya, tetap merasa punya hak untuk mendorong AHY mendampingi Anies. Sementara PKS juga mungkin punya calon lain yang diharap punya ‘chemistry’ dengan partai tersebut. Pemilih PKS jelas bukan dari kaum Nahdliyin. PKS bisa rugi dua kali. Pertama, tidak dapat efek ekor jas, dan kedua, bisa ditinggalkan basis pemilihnya yang loyal.

Merespon langkah yang diambil Nasdem. Demokrat langsung bergerak cepat. Hal ini terlihat dari beberapa pernyataan AHY yang menyatakan dirinya sering diskusi dengan Anies tentang ‘poros perubahan’ di Pilpres 2024. Dan gayung pun bersambut, pagi ini, Jumat (7/10/2022) Anies bersilaturahmi ke Kantor DPP Demokrat untuk bertemu dengan dirinya. Keduanya saling melempar pujian, bahkan di hadapan Anies, AHY memperlihatkan ‘Relawan Anies-AHY’.

Pada tahap ini sinyal Partai Demokrat merapat ke koalisi Nasdem makin kuat. Namun, untuk cawapres tunggu dulu, masih ada PKS yang belum memutuskan. PKS disebut masih ingin membahas pasangan calon yang ideal dengan Nasdem dan Demokrat. Duduk bertiga.

Melihat situasi ini, pengamat politik dari Fisipol UGM, Arga Imawan, berpandangan bahwa pencapresan Anies oleh Nasdem bisa merubah peta koalisi. “Peta koalisi akan berubah karena ada efek negatif dari curi start Nasdem terkait pencapresan Anies,” ucap Arga saat dihubungi Mojok, Jumat (7/10/2022) siang.

Iklan

Selain itu, penurunan jumlah suara Nasdem di Indonesia timur tentu akan menjadi PR besar dalam koalisi Anies. Skemanya nanti akan tambal sulam. Nasdem akan mencari mitra koalisi yang bisa meningkatkan elektabilitas Anies di Indonesia timur.

“Kuncinya ada di 4 besar partai pemenang Pemilu 2019. Peta koalisi nanti ditentukan oleh langkah PDIP, Golkar, Gerindra, dan PKB,” jelas Arga yang sehari-hari mengajar di Department Politik Pemerintahan FISIPOL UGM.

Namun, partai-partai tersebut sejauh ini belum menentukan sikap terkait pilihan paslon presiden dan wakil presiden. Ini karena masing-masing partai punya jagonya sendiri yang diusung untuk maju di Pilpres 2024. Mereka terkesan tak mau buru-buru menentukan sikap mengingat waktu yang masih panjang.

Sementara itu, ihwal Nasdem yang curi start soal pencapresan Anies, Arga membaca bahwa langkah partai besutan Surya Paloh ini memiliki karakteristik office-seeking party, atau melihat adanya benefit yang besar terhadap kandidat dari pejabat  tertentu yang bisa mendongkrak popularitas parpol.

“Dengan kata lain sifatnya hanya oportunis karena murni melihat benefit yang diterima,” pungkas Arga.

Penulis: Purnawan Setyo Adi

BACA JUGA Yenny Wahid Masuk Bursa Cawapres, Ancaman untuk Cak Imin?

Terakhir diperbarui pada 9 Oktober 2022 oleh

Tags: Anies Baswedankoalisi pemilu 2024nasdemPemilu 2024Pilpres 2024Surya Paloh
Purnawan Setyo Adi

Purnawan Setyo Adi

Redaktur Liputan Mojok.co

Artikel Terkait

Rasanya Satu Kelompok KKN dengan Anak Caleg, KKN Undip.MOJOK.CO
Kampus

Rasanya Satu Kelompok KKN dengan Anak Caleg, Semua Urusan Jadi Mudah Meski Suasana Bikin Tak Betah

14 Juli 2024
Tanggapan Mahasiswa Soal Pilpres 2024: Kecurangan Sudah Jadi Rahasia Umum!
Video

Tanggapan Mahasiswa Soal Pilpres 2024: Kecurangan Sudah Jadi Rahasia Umum!

23 Februari 2024
Komeng: Olok-Olok Rakyat Biasa untuk Menertawakan Politik MOJOK.CO
Esai

Komeng Adalah Bentuk Olok-Olok Paling Menohok yang Mewakili Lapisan Masyarakat Biasa untuk Menertawakan Politik

19 Februari 2024
bayi prabowo gibran di sumatera selatan.MOJOK.CO
Ragam

Kisah Bidan yang Membantu Persalinan Bayi Bernama Prabowo Gibran di Sumatera Selatan

16 Februari 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Warteg Singapura vs Indonesia: Perbedaan Kualitas Langit-Bumi MOJOK.CO

Membandingkan Warteg di Singapura, Negara Tersehat di Dunia, dengan Indonesia: Perbedaan Kualitasnya Bagai Langit dan Bumi

22 Desember 2025
elang jawa.MOJOK.CO

Melacak Gerak Sayap Predator Terlangka di Jawa Lewat Genggaman Ponsel

23 Desember 2025
Atlet pencak silat asal Kota Semarang, Tito Hendra Septa Kurnia Wijaya, raih medali emas di SEA Games 2025 Thailand MOJOK.CO

Menguatkan Pembinaan Pencak Silat di Semarang, Karena Olahraga Ini Bisa Harumkan Indonesia di Kancah Internasional

22 Desember 2025
Anugerah Wanita Puspakarya 2025, penghargaan untuk perempuan hebat dan inspiratif Kota Semarang MOJOK.CO

10 Perempuan Inspiratif Semarang yang Beri Kontribusi dan Dampak Nyata, Generasi ke-4 Sido Muncul hingga Penari Tradisional Tertua

23 Desember 2025
Pasar Kolaboraya tak sekadar kenduri sehari-dua hari. Tapi pandora, lentera, dan pesan krusial tanpa ndakik-ndakik MOJOK.CO

Kolaboraya Bukan Sekadar Kenduri: Ia Pandora, Lentera, dan Pesan Krusial Warga Sipil Tanpa Ndakik-ndakik

23 Desember 2025
Slipknot hingga Metallica Menemani Latihan Memanah hingga Menyabet Medali Emas Panahan MOJOK

Slipknot hingga Metallica Menemani Latihan Memanah hingga Menyabet Medali Emas Panahan

21 Desember 2025

Video Terbaru

Petung Jawa dan Seni Berdamai dengan Hidup

Petung Jawa dan Seni Berdamai dengan Hidup

23 Desember 2025
Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

20 Desember 2025
SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.