Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Kilas

Polda dan Pemda DIY Sepakat Hapus Istilah Klitih untuk Berantas Klitih

Arif Hernawan oleh Arif Hernawan
6 April 2022
A A
klitih mojok.co

Pertemuan antara Polda DIY, Pemda DIY, dan sejumlah lurah di Jogja. (Dok. Pemda DIY)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Polda DIY meminta istilah klitih tak lagi digunakan untuk menyebut kejahatan jalanan para pelajar yang terus terjadi di Jogja. Langkah ini dinilai tak substantif.

Usulan penghapusan istilah klitih itu muncul dalam jumpa pers Polda DIY, Selasa (5/4), soal kematian D, pelajar SMA di Kota Yogyakarta yang tewas karena sabetan gir di Gedongkuning, Minggu (3/4).

Direktur Direktorat Reserse Kriminan Umum Polda DIY Kombes Pol, Ade Ary Syam Indradi, menyatakan kejadian itu merupakan tawuran dan tak terjadi secara acak.

“Ada proses ejek-ejekan dua kelompok. Dari analisis kami, korban kejahatan jalanan selama tiga bulan ini tidak acak, bukan sembarangan,” kata dia.

Berdasarkan kronologinya, rombongan pelaku dan korban sempat berpapasan dan saling adu bising suara sepeda motor. Saat kelompok korban berhenti di warung, kelompok pelaku mengucapkan makian.

Kelompok korban pun mengejar, namun anggota kelompok pelaku rupanya balik arah dan melakukan serangan dengan sabetan gir, hingga menewaskan D yang asal Kebumen, Jawa Tengah.

Ade menyebut peristiwa itu sebagai tawuran dan meminta kata klitih tidak digunakan lagi. Sebab klitih sebenarnya bermakna positif dan sesuai kearifan lokal.

“Klitih itu kan artinya jalan-jalan sore, mencari angin, ngobrol-ngobrol. Itu budaya baik. Kalau kejahatan jalanan dengan kata (klitih) ini konotasinya negatif. Dengan istilah itu, kita sendiri yang membuat suasana tidak baik,” ujarnya.

Setelah jumpa pers tersebut, pertemuan juga digelar di kantor Polda DIY, Sleman, Selasa sore, dan dihadiri pihak Pemda DIY dan sejumlah lurah. Dalam pertemuan ini, seperti disampaikan pihak Humas Pemda DIY, berbagai pihak juga menyepakati penghapusan istilah klitih.

Pertemuan itu sepakat bahwa segala bentuk penyerangan di jalanan tak lagi menggunakan istilah ‘klithih’ sebagai terminologi, melainkan kejahatan jalanan.

“‘Klithih’ merupakan bahasa Jawa yang memiliki konotasi yakni mengarah pada kegiatan jalan-jalan sore, mencari suasana dan mengobrol. Sementara penyerangan di jalan raya selalu berkonotasi negatif karena menimbulkan kerugian bagi korban bahkan hingga meninggal dunia,” demikian hasil pertemuan tersebut yang disampaikan pihak Humas Pemda DIY.

Selain menghapus istilah klitih, Pemda DIY juga meminta warga mematuhi kembali jam belajar masyarakat dan mengaktifkan kelompok Jaga Warga yang beranggota 25 orang di tiap padukuhan.

Kepala Bagian Bina Pemerintahan Kalurahan/Kelurahan dan Kapanewon/Kemantren Biro Tapem Setda DIY, KPH Yudanegara, menyebut kelompok warga itu telah bergerak ke titik-titik rawan.

“Saya minta Jaga Warga tingkat kalurahan ikut mengawasi aktivitas anak-anak muda setelah jam belajar masyarakat. Intensifkan koordinasi dengan Bhabinkamtibmas dan Polsek setempat, bila mulai meresahkan masyarakat,” katanya.

Iklan

Langkah penghapusan istilan klitih itupun menuai kritik. Kepala Divisi Humas Jogja Police Watch (JPW) Baharuddin Kamba, mengingatkan, Polda DIY untuk tidak memperdebatkan atau mempersoalkan istilah klitih.

“Ini justru tidak subtansi dan tidak produktif. Karena ada hal yang lebih dari itu adalah penanganan, pencegahan, dan segera menangkap pelaku klitih itu sendiri. Serta harapannya adalah hukuman atau vonis maksimal terhadap pelaku kejahatan jalan atau klitih ini,” katanya.

Ketimbang menyoal istilah, kepolisian harus segera menangkap para pelaku klitih. “Razia rutin ditempat yang diduga rawan terjadinya klitih harusnya rutin dilakukan termasuk penambahan CCTV diberbagai titik rawan kejahatan,” kata Kamba.

Di luar hukuman pidana, JPW mengusulkan perlunya diatur soal sanksi sosial. “Sanksi sosial bagi pelaku klitih setelah menjalani hukuman perku diberikan di tempat tinggalnya,” ujarnya.

Di tingkat nasional, DIY juga perlu mendorong revisi UU Perlindungan Anak khususnya yang mengatur soal anak di bawah umur saat berhadapan dengan hukum, seperti dalam klitih ini.

“Saat mereka melakukan kejahatan secara berluang, ancaman pidananya dapat didorong untuk diperberat,” katanya.

Reporter: Arif Hernawan
Editor: Purnawan Setyo Adi

BACA JUGA Klitih Kembali Telan Korban, Sultan: Harus Diproses Hukum! dan kabar terbaru lainnya di KILAS.

 

Terakhir diperbarui pada 6 April 2022 oleh

Tags: kejahatan jalananklitihYogyakarta
Arif Hernawan

Arif Hernawan

Jurnalis, penikmat film & musik.

Artikel Terkait

Starcross Membuktikan bahwa Nilai Kreativitas dan Komunitas Lebih Kuat dari Tren yang Datang dan Pergi
Video

Starcross Membuktikan bahwa Nilai Kreativitas dan Komunitas Lebih Kuat dari Tren yang Datang dan Pergi

8 November 2025
Kenangan mahasiswa di Jogja dengan pensiun dokter. MOJOK.CO
Sosok

Kebaikan Seorang Pensiunan Dokter yang Dikenang Mahasiswa Jogja, Berikan Tempat Inap Gratis hingga Dianggap Seperti Keluarga

25 Oktober 2025
Peserta kegiatan Main Bareng Lareplay di Taman Bakung, Baciro, Kota Yogyakarta MOJOK.CO
Kilas

Main Bareng Lareplay: Ajak Anak-anak Kota Yogyakarta Peduli Lingkungan dengan Cara-cara Unik

23 Oktober 2025
Bumiku Lestari: Inovasi Bank Sampah yang Bisa Ditukar dengan Bahan Makanan Sehat
Video

Bumiku Lestari: Inovasi Bank Sampah yang Bisa Ditukar dengan Bahan Makanan Sehat

23 Oktober 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Bagian terberat orang tua baru saat hadapi anak pertama (new born) bukan bergadang, tapi perasaan tak tega MOJOK.CO

Katanya Bagian Terberat bagi Bapak Baru saat Hadapi New Born adalah Jam Tidur Tak Teratur. Ternyata Sepele, Yang Berat Itu Rasa Tak Tega

18 Desember 2025
Kuliah di universitas terbaik di Vietnam dan lulus sebagai sarjana cumlaude (IPK 4), tapi tetap susah kerja dan merasa jadi investasi gagal orang tua MOJOK.CO

Kuliah di Universitas Terbaik Vietnam: Biaya 1 Semester Setara Kerja 1 Tahun, Jadi Sarjana Susah Kerja dan Investasi Gagal Orang Tua

15 Desember 2025
borobudur.MOJOK.CO

Borobudur Moon Hadirkan Indonesia Keroncong Festival 2025, Rayakan Serenade Nusantara di Candi Borobudur

15 Desember 2025
Pamong cerita di Borobudur ikuti pelatihan hospitality. MOJOK.CO

Kemampuan Wajib yang Dimiliki Pamong Cerita agar Pengalaman Wisatawan Jadi Bermakna

16 Desember 2025
Lulusan IPB kerja sepabrik dengan teman-teman lulusan SMA, saat mahasiswa sombong kinin merasa terhina MOJOK.CO

Lulusan IPB Sombong bakal Sukses, Berujung Terhina karena Kerja di Pabrik bareng Teman SMA yang Tak Kuliah

17 Desember 2025
bapakmu kiper.MOJOK.CO

Fedi Nuril Jadi Mantan “Raja Tarkam” dan Tukang Judi Bola di Film Bapakmu Kiper

17 Desember 2025

Video Terbaru

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025
Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

17 Desember 2025
Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

14 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.