MOJOK.CO – Masih ingat dengan Dewi Tanjung? Politisi selo yang laporkan Novel Baswedan ke polisi karena dipikirnya kasus “air keras” ini cuma rekayasa.
Jika ada pihak yang paling kecele dalam kasus penyiraman air keras terhadap Novel Baswedan, maka jelas orang itu adalah Dewi Tanjung. Politisi PDIP yang dengan gagah berani koar-koar kalau kasus penyiraman ini cuma rekayasa.
Pada November 2019 lalu, Dewi dengan pede mampus bahkan sampai melaporkan Novel Baswedan ke polisi. Katanya…
“Ada beberapa hal yang janggal dari semua hal yang dialami dari rekaman CCTV dia. Dari bentuk luka, dari perban, kepala yang diperban, tapi tiba-tiba mata yang buta, gitu kan?” kata Dewi saat itu.
Saat itu bahkan Dewi menduga kalau Novel sedang melakukan aksi teatrikal saja. Sebab Dewi mangaku kalau dirinya merupakan ahli dalam seni peran.
“Saya orang seni, saya juga biasa beradegan. Orang kalau sakit itu tersiram air panas reaksinya tidak berdiri tapi akan terduduk jatuh terguling-guling, itu yang saya pelajari dan tidak ada di situ reaksi dia membawa air untuk disiramkan,” katanya saat itu.
Tentu saja Dewi patut jadi orang yang paling terkejut karena dugaannya selama ini cuma zoonk. Apa yang disebutnya sebagai adegan seni peran, justru berbalik terhadap dirinya sendiri. Dirinya yang kali ini malah harus mengandalkan kemampuan tersebut.
Meski begitu, bukan berarti politisi PDIP ini tidak bisa ngeles mendengar pelaku tertangkap.
“Masih punya hati nurani sehingga kadar air yang disiram ke Novel tak membuat kulitnya melepuh seperti korban lain yang terkena air keras,” kata Dewi seperti dilaporkan Tempo.
“Ini sangat luar biasa,” ujarnya.
Sudah begitu, Dewi tetap saja menyalahkan Novel Baswedan karena tetap tidak mau menghargai kerja keras polisi dalam mengungkap kejahatan ini.
“Malah menuduh pelaku adalah wayang atau tumbal polisi,” katanya. “Ini kasus sangat menarik dan lucu sekali,” tambah Dewi Tanjung.
Lebih lucu lagi tentu membayangkan wajah Dewi ketika melihat berita kasus penyiraman air keras ini benar adanya dan bukan rekayasa.
Apalagi ketika Dewi melaporkan Novel ke polisi, dirinya juga menuduh kalau biaya operasi mata Novel yang menelan biaya sampai Rp3,5 miliar itu cuma akal-akalan.
Namun masalah bagi Dewi jelas bukan di sana. Masalahnya adalah Tim Advokasi Novel Baswedan sudah melaporkan balik Dewi ke kepolisian karena membuat laporan palsu. Tentu bakal jadi ironi di atas ironi jika malah Dewi Tanjung yang harus duduk di kursi pesakitan, karena laporannya sendiri.
Sebuah peristiwa yang—meminjam kata-kata Dewi Tanjung sendiri—benar-benar… “sangat menarik dan lucu sekali.” (D/F)
BACA JUGA YANG AJAIB DARI KASUS NOVEL BASWEDAN atau tulisan rubrik KILAS lainnya.