Pada 5 September 2018 lalu, nama Bandara Internasional Lombok secara resmi berganti nama menjadi Bandara Internasional Zainuddin Abdul Madjid. Pergantian nama tersebut adalah berdasarkan Surat Keputusan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor KP 1421 Tahun 2018.
Pergantian nama ini menjadi tidak lanjut ditetapkannya Zainuddin Abdul Madjid sebagai pahlawan nasional. Zainuddin Abdul Madjid merupakan tokoh besar NTB, beliau adalah kakek dari Gubernur NTB TGH M Zainul Majdi.
Tak ada yang menyangka, jika pergantian nama yang sebenarnya biasa saja ini rupanya menimbulkan polemik yang begitu hebat.
Adalah elit Partai Demokrat yang mencak-mencak dan merasa “tidak terima” dengan pergantian nama tersebut.
Beberapa elit Partai Demokrat menyebut pergantian nama Bandara Internasional Lombok menjadi Bandara Internasional Zainuddin Abdul Madjid merupakan modus Jokowi untuk mencopot prasasi Susilo Bambang Yudhoyono yang ada di dalam bandara.
“Pak Jokowi, apakah anda tidak punya rasa malu mau mengganti prasasti Bandara Lombok dengan prasasti baru bertandatangan anda? Ini Video SBY meresmikan membangun dan meresmikan Bandara Lombok,” kata Wasekjen Partai Demokrat Andi Arief melalui akun Twitternya.
“Yang dipersoalkan itu prasasti tandatabgan SBY mau dirobohkan diganti tandatangan Jokowi,” kata Andi. “Sekalian saja Bandara Soekarno-Hatta diganti namanya jadi Bandara Bung Karno-Bung Hatta, biar prasasti jaman Pak Harto diganti jadi prasasti yang ditandatangani Jokowi.”
Seperti diketahui, Bandara Lombok memang diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 20 Oktober 2011. Sehingga agak berasalan jika pergantian nama bandara tersebut begitu sensitif bagi beberapa elit partai Demokrat.
Senada dengan Andi Arief, Sekjen Partai Demokrat Hinca Panjaitan pun juga menyindir pergantian nama tersebut, walau tidak secara terang-terangan menyerang Jokowi.
“Yang membedakan sejarah dengan yg lain adlh sifat otentik dan kejujurannya tuk disampaikan dan diturunkan ke generasi berikutnya. Bandara Internasional Lombok adalah salah satu karya pemerintahan @SBYudhoyono , prasasti yang ditandatangani pun masih basah dan diingat rakyat NTB,” ujar Hinca.
Aduuuuh, ini menjadi menyebalkan namun juga menyenangkan. Menyebalkan karena para elit politik kita ternyata doyan mempermasalahkan sesuatu yang seharusnya tidak perlu dipermasalahkan. Namun juga menyenangkan karena kalau lihat elit politik emosi di media sosial, mereka jadi kelihatannya lucunya (A/M)