Perbedaan Warmindo di Jogja dan Jakarta

MOJOK.CO – Warmindo di Jogja berbeda dengan yang ada di Jakarta dan sekitarnya. Perbedaan-perbedaan ini biasa ditemui oleh para perantau asal Jogja yang ada di ibu kota.

Ada perbedaan warmindo di Jakarta dan Jogja yang biasa ditemui perantau. Mojok melakukan survei kecil-kecilan untuk melihat beberapa perbedaannya:

Penyebutan

Nama warmindo lebih familiar bagi warga Jabodetabek. Padahal kalau di Jogja warung ini biasa disebut juga warung burjo (bubur kacang ijo). Walaupun saat ini semakin jarang bubur kacang ijo dijual di warmindo.

Salah satu pedagang yang ditemui Mojok bernama Ari (25) mengungkapkan, menu bubur kacang ijo kini kurang digemari oleh mahasiswa. FYI, warmindo di Jogja memang banyak menyasar konsumen kalangan pelajar dan mahasiswa.

Makanan

Ada perbedaan menu antara warmindo yang ada di Jogja dan Jakarta. Kalau di Jogja menunya lebih beragam. Selain olahan mie, ada juga menu seperti nasi sarden, magelangan. Lauk pauknya pun beragam seperti telur, ayam, ikan pindang, gorengan, ati, hingga lele. Bahkan, ada sayur atau oseng tempe.

Sementara di ibu kota dan sekitarnya yang ditemui justru sebaliknya. Warmindonya kebanyakan menyediakan menu-menu olahan mie instan saja, seperti mie rebus, mie goreng, martabak mie. Kalau pun menyediakan menu selain mie, warung-warung di Jakarta biasanya menyajikan roti bakar.

Minuman

Menu minuman yang dijajakan pun sedikit berbeda. Warmindo di Jakarta kebanyakan menyediakan minuman seperti teh, jeruk, susu, dan minuman sachet. Minuman olahan lain seperti extra joss dan susu atau olahan lain jarang ditemui.

Pembayaran

Nah, soal cara bayarnya juga ada perbedaan. Pembayaran non-tunai mulai mudah ditemui di warmindo Jakarta. Misalnya dengan QRIS ataupun melalui transfer. Sementara di Jogja, pembayaran semacam ini masih jarang ditemui di warung-warung. Walaupu di beberapa warung yang didekat kampus sudah menggunakan teknologi pembayaran itu.

Itu beberepa perbedaan yang Mojok telah rangkum. Kalau kamu apa perbedaan yang pernah ditemukan?

Penulis: Kenia Intan
Editor: Purnawan Setyo Adi