MOJOK.CO – UGM menjamin tidak ada mahasiswanya yang berhenti kuliah karena masalah biaya. Pihak kampus menyebut, selama ini pihaknya terus berkomitmen membantu mahasiswanya yang berasal dari keluarga kurang mampu.
Wakil Rektor Bidang Sumber Daya Manusia dan Keuangan UGM, Supriyadi, memastikan bahwa mahasiswa yang tidak mampu membayar uang kuliah tunggal (UKT) tidak akan di-drop out (DO) dari kampus.
Bahkan, jika ada mahasiswa yang berasal dari latar belakang ekonomi kurang mampu, menurutnya pihak kampus pun siap membantu.
“Belum pernah ada cerita mahasiswa drop out karena tidak mampu membayar UKT (Uang Kuliah Tunggal),” ujar Supriyadi dalam laman resmi UGM, dikutip Jumat (10/2/2023).
“UGM selalu berkomitmen dan akan terus berkomitmen membantu mahasiswa dari latar belakang ekonomi yang kurang menguntungkan,” sambungnya.
Ramai uang pangkal
Belakangan memang sedang ramai tuntutan mahasiswa UGM yang menyuarakan mahalnya biaya kuliah di UGM. Seperti diketahui, skema UKT di kampus ini terbagi atas 8 golongan berdasarkan penghasilan orangtua. Mulai yang paling kecil Rp500 ribu, dan yang terbesar mencapai puluhan juta rupiah.
Namun, Supriyadi memastikan, bahwa jumlah mahasiswa UGM yang ditarik biaya kuliah per semester berupa senilai besaran Biaya Kuliah Tunggal (BKT) relatif sedikit. Lebih dari 90 persen mahasiswa membayar biaya kuliah per semester dengan besaran UKT yang telah disubsidi atau di bawah besaran BKT program studi.
“Ketika UKT sama dengan BKT itulah BEP (break even point)-nya. Kalau kita melihat profil mahasiswa UGM, UKT yang paling tinggi yaitu UKT 8 besarannya ada yang sama dengan BKT, ada yang sedikit di bawahnya, dan hanya 9,2 persen mahasiswa UGM yang masuk mendapat UKT tertinggi ini. Kita sudah melakukan subsidi agar proses pendidikan dapat terselesaikan dengan baik,” jelas Supriyadi.
Sementara Direktur Keuangan UGM, Syaiful Ali, juga mengimbau kepada mahasiswa UGM yang sedang mengalami kesulitan untuk membayar biaya kuliah untuk mengajukan keringanan UKT. Bentuk keringanan ini dapat berupa pembebasan sementara UKT, pengurangan UKT, perubahan kelompok UKT, atau pembayaran UKT secara berangsur.
“Per tahun kita memberi bantuan keringanan UKT rata-rata sebesar Rp20 miliar,” ujar Syaiful.
Sumber dana
Subsidi biaya kuliah di UGM tidak secara penuh dibiayai oleh pemerintah. Pihak UGM, selama ini menghimpun dana pendidikan dari banyak sumber atau pihak, termasuk dari para orangtua mahasiswa.
Hal ini dipaparkan oleh Dekan Sekolah Vokasi UGM, Agus Maryono. Ia menyebut bahwa kontribusi dari para orangtua mahasiswa turut menjadi pendukung dalam pengembangan sekolah vokasi di UGM.
“Ketika kemarin ada sumbangan sukarela, sekolah vokasi peringkat kedua penerima sumbangan dari seluruh fakultas. Berarti solidaritas orang tua untuk pengembangan UGM saya yakin ada,” ujar Agus.
Selain bantuan dari orang tua, pembiayaan kuliah mahasiswa yang kurang mampu di UGM juga didukung melalui kemitraan dengan berbagai pihak. Menurut Sekretaris Direktorat Kemahasiswaan UGM, Hempri Suyatna, pada tahun 2022 UGM mengelola beasiswa dari 165 mitra dengan total dana sebanyak Rp304 miliar.
“Pada tahun 2022 kita mengelola beasiswa dari 165 mitra dengan total Rp 304 miliar. Per Januari ini kita juga sudah mengucurkan beasiswa untuk satu semester ke depan sebesar Rp 87 miliar,” jelas Hempri.
Penulis: Ahmad Effendi
Editor: Purnawan Setyo Adi