Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Kilas

Pecinan Magelang, Kawasan Indah yang Tercipta dari Peristiwa Kelam Geger Pecinan

Iradat Ungkai oleh Iradat Ungkai
12 Oktober 2023
A A
Pecinan Magelang, Kawasan Indah yang Tercipta dari Peristiwa Kelam Geger Pecinan MOJOK.CO

Pecinan Magelang (magelangkota.go.id)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Perang Diponegoro dan momen di mana warga Tionghoa masuk Magelang

Konflik etnis Tionghoa dengan Belanda masih berlangsung di tahun-tahun berikutnya. Kala Perang Diponegoro pecah di tahun 1825-1830, masyarakat Tionghoa di Kutoarjo terpaksa harus meninggalkan wilayah tersebut untuk melarikan diri.

“Mereka menyelematkan diri dengan menembus pegunungan Menoreh menuju arah Magelang. Salah satu sumber menyebutkan kelompok ini terbagi dua. Satu ke Magelang, satu lagi Parakan. Yang di Magelang ini mereka bermukim di sebuah jalan kecil di sebelah barat Pecinan, yang kita kenal sekarang ini Kampung Ngarakan,”ucapnya.

Saat perang Diponegoro berakhir, Pemerintah Belanda mengeluarkan Peraturan Wijkenstelsel. Aturan ini mengatur agar orang-orang keturunan Tionghoa bermukim di suatu kawasan. Kemudian, kawasan tersebut saat ini populer dengan sebutan Petjinan atau Pecinan.

Orang Tionghoa tak boleh lagi membuka usaha di luar Pecinan. Upaya tersebut menjadi bentuk pembelajaran Belanda dari peristiwa Geger Pecinan agar orang Tionghoa tak bersekutu dengan orang Jawa untuk melawan. Belanda menganggap bersatunya etnis Tionghoa dan Jawa sebagai ancaman.

Btjo Lock dari Surakarta diangkat sebagai pemimpin Tionghoa di Magelang oleh Belanda. Ia pun mendapatkan kuasa untuk berbisnis. Dan usaha itu laris manih hingga Btjo Lock memberikan tanahnya untuk dijadikan klenteng pada 1864 yang diberi nama Liong Hok Bio.

Sekitar tahun 1930-an, aturan Wijkenstelsel berakhir. Masyarakat Tionghoa pun bisa hidup bebas. Kini, kawasan Pecinan menjadi wajah kota Magelang dalam rona keberagaman.

Penulis: Iradat Ungkai
Editor: Agung Purwandono

BACA JUGA Menelusuri Jejak Jaka Tarub di Magelang Melalui Air Terjun Sekar Langit
Cek berita dan artikel Mojok lainnya di Google News

Halaman 2 dari 2
Prev12

Terakhir diperbarui pada 12 Oktober 2023 oleh

Tags: geger pecinanmagelangpecinan magelangwisata magelang
Iradat Ungkai

Iradat Ungkai

Kadang penulis, kadang sutradara, kadang aktor.

Artikel Terkait

5 Hal yang Lumrah di Bekasi tapi Nggak Bisa Ditemukan di Muntilan Magelang
Pojokan

5 Hal yang Lumrah di Bekasi tapi Nggak Bisa Ditemukan di Muntilan Magelang

20 Oktober 2025
Pengunjung menikmati Borobudur Sunrise di Magelang. (Doc. InJourney)
Kilas

Pengalaman Wisatawan Menikmati Borobudur Sunrise, Datang dari Subuh untuk Melihat Rona Matahari Jingga

20 Oktober 2025
4 Hal Tidak Menyenangkan di Magelang buat Kapok Wisatawan
Pojokan

4 Hal Tidak Menyenangkan di Magelang buat Kapok Wisatawan

17 Oktober 2025
Muntilan Magelang Menjebak Pendatang, Menyesal Pindah ke Sini
Pojokan

Muntilan Magelang Menjebak Pendatang, Menyesal Pindah ke Sini

14 Oktober 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

banjir sumatra.mojok.co

Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?

4 Desember 2025
Udin Amstrong: Menertawakan Hidup dengan Cara Paling Jujur

Udin Amstrong: Menertawakan Hidup dengan Cara Paling Jujur

2 Desember 2025
'Aku Suka Thrifting': Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism.MOJOK.CO

‘Aku Suka Thrifting’: Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism

1 Desember 2025
Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO

Tragedi Sumatra Timbulkan Trauma: “Saya Belum Pernah Lihat Gayo Lues Seporak-poranda ini bahkan Saat Tsunami Aceh”

2 Desember 2025
Warung makan gratis buat Mahasiswa Asal Sumatra yang Kuliah di Jogja. MOJOK.CO

5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana

4 Desember 2025
Kuliah Jurusan Pendidikan Bahasa Mandarin di Unesa. MOJOK.CO

Sulitnya Masuk Jurusan Bahasa Mandarin Unesa, Terbayar usai Lulus dan Kerja di Perusahaan Tiongkok

3 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.