Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Kilas Hukum

Pakaian Dalam Perempuan dan Mispersepsi Tradisi Buang Sial di Situs Nagara Padang

Ahmad Effendi oleh Ahmad Effendi
24 Oktober 2022
A A
pakaian dalam perempuan mojok.co

Ilustrasi pakaian dalam perempuan. (Mojok.co)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – 10 karung sampah pakaian dalam yang kebanyakan milik perempuan dibersihkan di Situs Nagara Padang, Kacamatan Ciwidey, Bandung. Belakangan diketahui bahwa ritual buang sial yang dilakukan sejumlah pengunjung situs tersebut adalah penyebabnya.

Para pengunjung percaya, membuang pakaian dalam setelah mandi di mata air dekat situs tersebut, merupakan cara untuk buang sial. Sayangnya, ritual ini banyak dikecam karena selain dianggap hanya mengotori Situs Nagara Padang dengan sampah, tradisi ini juga dianggap keliru.

Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Barat, misalnya, menganggap para pengunjung telah salah mengartikan ritual ini. Menurut Sekretaris MUI Jabar Rafani Akhyar, tradisi buang pakaian dalam adalah salah kaprah, terlebih itu dilakukan saat peringatan Maulid Nabi.

“Mereka salah memaknai esensi Maulid Nabi. Harus diberi pemahaman oleh ustaz, kyai, yang ada di sana,” ungkap Rafani, seperti dikutip Detik.

“Peringatan [Maulid Nabi] seperti itu salah. Itu malah mengotori lingkungan, malah menimbulkan penyakit juga,” sambungnya.

Pihak kepolisian, yang dibantu sejumlah elemen masyarakat, telah membersihkan tumpukan pakaian dalam perempuan berupa bra dan CD. Bahkan, mereka secara tegas juga telah melarang segala bentuk aktivitas yang berpotensi mengotori Situs Nagara Padang, termasuk tradisi membuang pakaian dalam.

“Kami telah melarang tindakan membuang pakaian bekas ataupun sampah di sekitaran Situs Budaya Nagara Padang, Desa Rawabogo, Kecamatan Ciwidey,” jelas Kapolresta Bandung, Kombes Pol Kusworo Wibowo.

Dalam budaya tradisional, tradisi buang sial memang menjadi sesuatu yang lumrah. Di banyak daerah di Indonesia, tradisi ini banyak ditemui dengan bentuk dan istilah yang berbeda-beda.

Misalnya, di masyarakat Jawa terdapat tradisi ruwatan yang dilakukan untuk menolak bala. Adapun, bagi mayoritas penduduk suku Anak Dalam Jambi, buang sial dilakukan dengan cara meninggalkan tempat tinggal mereka sejauh mungkin dalam tradisi Melangun.

Kendati demikian, untuk tradisi buang sial di Situs Nagara Padang, sebuah studi justru menunjukkan bahwa ada mispersepsi atau kekeliruan masyarakat dalam memaknai ritual ini. Budayawan sekaligus penulis buku Cerita Rakyat Karawang Asep Ruhyani Sundapura mengatakan, sebenarnya di Situs Nagara Padang ada banyak hal yang dilarang, termasuk mengotori lokasi tersebut.

“Tidak boleh mengotori. Ketika ingin naik [ke Situs Nagara Padang] kita hanya diperkenankan mengambil air untuk sembahyang. Untuk bicara yang kotor saja dilarang,” katanya, sebagaimana dikutip Arifudin dkk. dalam penelitiannya di Jurnal Prima.

Asep juga mempertanyakan, sejak kapan tradisi ini bermula. Hal ini karena curug-curug di situs tersebut, yakni Cigentis dan Kejayaan, sejak awal memang tidak digunakan untuk ritual buang sial. Bahkan, masyarakat setempat pun tidak pernah mengenal tradisi itu.

“Pengunjung yang salah persepsi melakukan ritual buang sial di sana. Lantas ini diikuti yang lain dan mungkin dibiarkan saja oleh warga setempat selama itu tidak menggangu mereka,” duga Asep.

Situs tersebut, lanjut Asep, hanyalah lokasi wisata ziarah saja. Di sana, juga terdapat kuncen-kuncen yang akan mengarahkan tentang apa yang boleh dan dilarang. Setelah berziarah, ritual yang diperbolehkan hanya mandi di curug-curug di situs tersebut.

Iklan

“Masyarakat memerlukan lambang untuk melengkapi ritualnya. Buang pakaian dalam pun dianggap sebagai buang sial,” lanjutnya.

Akhirnya, karena dianggap sebagai sesuatu yang lumrah dan dianggap sakral, tradisi membuang pakaian dalam di sana pun terus berlanjut. Bahkan hingga hari ini.

Penulis: Ahmad Effendi
Editor: Purnawan Setyo Adi

BACA JUGA Partai Artificial Intelligence Muncul di Denmar, Siap Rebut Kekuatan Ekonomi-Politik Lewat Algoritma

Terakhir diperbarui pada 26 Oktober 2022 oleh

Tags: pakaian dalam perempuanritualritual buang sialsitus nagara padang
Ahmad Effendi

Ahmad Effendi

Reporter Mojok.co

Artikel Terkait

goa langse gunungkidul.MOJOK.CO
Catatan

Kisah Juru Kunci Gua Langse Gunungkidul yang Mengaku Temani Jokowi Bersemedi Sebelum Jadi Wali Kota Solo

2 Februari 2024
Misteri di Desa Petarangan dan Kisah Pertarungan Ayam Melawan Ular
Histori

Misteri di Desa Petarangan dan Kisah Pertarungan Ayam Melawan Ular

16 Desember 2022
Sajen, bagian dari ritual
Geliat Warga

Blusukan ke Pasar, Mencari Sajen dan Jajan Pasar yang Disukai Lelembut

23 September 2022
ritual melasti mojok.co
Liputan

Ritual Melasti di Parangkusumo

2 Maret 2022
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

jogjarockarta.MOJOK.CO

Mataram Is Rock, Persaudaraan Jogja-Solo di Panggung Musik Keras

3 Desember 2025
waspada cuaca ekstrem cara menghadapi cuaca ekstrem bencana iklim indonesia banjir longsor BMKG mojok.co

Alam Rusak Ulah Pemerintah, Masyarakat yang Diberi Beban Melindunginya

1 Desember 2025
Guru sulit mengajar Matematika. MOJOK.CO

Susahnya Guru Gen Z Mengajar Matematika ke “Anak Zaman Now”, Sudah SMP tapi Belum Bisa Calistung

2 Desember 2025
Gen Z fresh graduate lulusan UGM pilih bisnis jualan keris dan barang antik di Jogja MOJOK.CO

Gen Z Lulusan UGM Pilih Jualan Keris, Tepis Gengsi dari Kesan Kuno dan Kerja Kantoran karena Omzet Puluhan Juta

2 Desember 2025
Para penyandang disabilitas jebolan SLB punya kesempatan kerja setara sebagai karyawan Alfamart berkat Alfability Menyapa MOJOK.CO

Disabilitas Jebolan SLB Bisa Kerja Setara di Alfamart, Merasa Diterima dan Dihargai Potensinya

2 Desember 2025
'Aku Suka Thrifting': Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism.MOJOK.CO

‘Aku Suka Thrifting’: Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism

1 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.