Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Kilas

Misteri Senyuman Jenderal Soeharto: Jadi Korban Bullying karena Dipanggil “Den Bagus Tai” Saat Kecil

Hammam Izzuddin oleh Hammam Izzuddin
17 Juli 2023
A A
Misteri Senyuman Jenderal Soeharto: Jadi Korban Bullying karena Dipanggil Den Bagus Tai Saat Kecil. MOJOK.CO

Ilustrasi Misteri Senyuman Jenderal Soeharto: Jadi Korban Bullying karena Dipanggil Den Bagus Tai Saat Kecil. MOJOK.Co

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Presiden ke-2 Republik Indonesia, Jenderal Soeharto punya julukan The Smiling General atau Jenderal yang Tersenyum. Namun, di balik itu, sosoknya juga dinilai sebagai orang yang pendendam. Dalam biografinya, Soeharto tak melupakan ‘dosa’ teman main masa kecilnya yang memanggilnya ‘den bagus tai mabul’.

Masa kecil Soeharto yang berkuasa menjadi Presiden Indonesia dari 1967-1998 ternyata jauh dari kata bahagia. Selain orang tuanya yang berpisah, ia harus menghadapi bullying atau perundungan dari teman-temannya. 

Pembawa acara Jas Merah di YouTube Mojok, Muhidin M Dahlan menggambarkan masa kecil Soeharto yang harus menghadapi ganasnya dunia. Selain keluarga yang berantakan, Soeharto kecil atau saat usianya 8 tahun harus menghadapi risakan teman-teman mainnya di Kemusuk, Kapanewon Sedayu, Kabupaten Bantul.

Muhidin mengatakan, peristiwa bullying yang Soeharto hadapi saat kecil jadi bagian penting dalam perjalanan hidup Jenderal Besar. “Peristiwa ini menjadi bagian penting karena masuk dalam biografi dia. Bagi Anda, tidak terlalu penting, tapi bagi Soeharto itu menjadi penting,” kata Muhidin.

Soal bullying itu dibahas secara khusus dalam buku biografi “Soeharto : Pikiran, Ucapan, dan Tindakan Saya” karya Ramadhan KH dan G Dwipayana. Kisah perundungan itu ada di bab Akar Saya dari Desa.

Soeharto anggap bully jadi bagian penting dalam hidupnya

Menurut Muhidin, jika melihat anatomi biografi Soeharto, maka fase ketika ia menjadi korban bullying teman-temannya sangat penting. Isi bab tersebut tentang masa kecil Soeharto yang jadi korban perisakan saat kecil. 

Dalam biografinya, Soeharto menyatakan, ia tidak mengingat nama perundungnya, tapi dia sangat ingat ciri-ciri fisik pembulinya. “Saya ingat terus kepada seseorang yang jelek rupanya, merongos dan ngece, mencemooh saya. Dia teman main saya, tetapi umurnya lebih tua dari saya. Ia kemudian mengajak teman-teman lain untuk ngece saya,” kata Muhidin menirukan omongan Soeharto. 

Saat itu, teman-temannya memanggilnya, “den bagus tai mabul”

Sebuah ungkapan yang menyakitkan Soeharto karena ia disamakan dengan kotoran manusia. Soeharto kecil jadi anak pendiam dan pemalu. 

Bully-an itu menjadikan masa kecilnya makin suram. Sejak kecil, ibunya atau Sukirah tidak menyusuinya karena sakit-sakitan. Selain itu, ia tidak mendapat kasih sayang dari ayahnya karena nggak lama setelah ia lahir, kedua orang tuanya bercerai. Kakeknya yang kemudian mengasuhnya.

Soeharto mengatakan, peristiwa masa kecilnya itu membuatnya benar-benar sedih karena ia yang orang tidak punya masih juga ada yang mengejek. 

“Saya merasa sedih, orang tidak punya masih saja diejek, tetapi saya tidak mengadu kepada siapa pun,” kata Muhidin menirukan omongan Soeharto. Muhidin menyoroti bahwa peristiwa atau memori masa kecil itu ternyata Soeharto bawa hingga berkuasa menjadi presiden.

Muhidin menggaris bawahi omongan Soeharto tersebut. Pertanyaannya, jika Soeharto tidak mengadu kepada siapapun, kemana Soeharto cilik membawa rasa sakit hati yang dipendam? Kalau Tan Malaka bilang, terbentur, terbentur, terbentuk, Soeharto bisa saja, pendam, pendam, dendam. 

Lalu apa hubungannya peristiwa masa kecil itu dengan tindakan Soeharto saat berkuasa? Simak ulasan selengkapnya di Jasmerah YouTube Mojok di bawah ini. 

Iklan

 

 

Penulis: Hammam Izzuddin
Editor: Agung Purwandono

BACA JUGA Saatnya Militer Masuk Kampus, Menjadi Diskursus, Dibedah Biar Nggak Jadi Hantu

Cek berita dan artikel lainnya di Google News

Terakhir diperbarui pada 17 Juli 2023 oleh

Tags: bullybullyingjenderal soehartoSoeharto
Hammam Izzuddin

Hammam Izzuddin

Reporter Mojok.co.

Artikel Terkait

Nasib buruh usai Marsinah jadi pahlawan nasional. MOJOK.CO
Ragam

Suara Hati Buruh: Semoga Gelar Pahlawan kepada Marsinah Bukan Simbol Semata, tapi Kemenangan bagi Kami agar Bebas Bersuara Tanpa Disiksa

12 November 2025
Kami Berdoa Setiap Hari agar Soeharto Jadi Pahlawan Nasional MOJOK.CO
Ragam

Kami Berdoa Setiap Hari agar Soeharto Jadi Pahlawan Nasional. Sejarawan: Pragmatis dan Keliru

11 November 2025
Suara Marsinah dari Dalam Kubur: 'Lucu! Aku Disandingkan dengan Pemimpin Rezim yang Membunuhku'.MOJOK.CO
Ragam

Suara Marsinah dari Dalam Kubur: ‘Lucu! Aku Disandingkan dengan Pemimpin Rezim yang Membunuhku’

10 November 2025
Alasan Soeharto tak layak dapat gelar pahlawan, referensi dari buku Mereka Hilang Tak Kembali. MOJOK.CO
Aktual

Buku “Mereka Hilang Tak Kembali”, Menyegarkan Ingatan bahwa Soeharto Tak Pantas Dapat Gelar Pahlawan, tapi Harus Diadili Mantan Menantunya

1 November 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

30 November 2025
Warung makan gratis buat Mahasiswa Asal Sumatra yang Kuliah di Jogja. MOJOK.CO

5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana

4 Desember 2025
UGM MBG Mojok.co

Gadjah Mada Intellectual Club Kritisi Program MBG yang Menyedot Anggaran Pendidikan

28 November 2025
Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO

Tragedi Sumatra Timbulkan Trauma: “Saya Belum Pernah Lihat Gayo Lues Seporak-poranda ini bahkan Saat Tsunami Aceh”

2 Desember 2025
Para penyandang disabilitas jebolan SLB punya kesempatan kerja setara sebagai karyawan Alfamart berkat Alfability Menyapa MOJOK.CO

Disabilitas Jebolan SLB Bisa Kerja Setara di Alfamart, Merasa Diterima dan Dihargai Potensinya

2 Desember 2025
Bencana Alam Dibuat Negara, Rakyat yang Disuruh Jadi Munafik MOJOK.CO

Bencana Alam Disebabkan Negara, Rakyat yang Diminta Menanam Kemunafikan

3 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.