MOJOK.CO – Si polisi ngakunya minta nomor WA korban buat kenalan doang, tapi caranya nggilani banget. Dari kirim WA dini hari, memakai panggilan “bos”, sampai minta dibolehkan main ke kosan.
Inilah contoh abuse of power, Bunda. Bukan cuma bisa dilakukan pejabat tinggi, bahkan seorang polantas udah ngerasa berhak main-main dengan profesinya. Seorang polisi lalu lintas (polantas) di Tangerang, berinisial FA, kini tengah diperiksa oleh Divisi Profesi dan Pengamanan Polres Metro Tangerang Kota karena minta nomor WA seorang perempuan yang ia tilang, tanpa ada keperluannya sama masalah lalu lintas.
Tak cuma minta nomor WA, menurut korban, FA juga berulang kali mengirim pesan WhatsApp, menelepon di jam setengah 4 pagi, dan puncaknya, memaksa korban memberi alamat tinggalnya agar FA bisa bertandang. Ewww.
Gimana si polisi bisa sampai minta nomor hape bermula ketika korban ditilang karena melanggar lampu merah di Cipondoh, Tangerang, dini hari dua minggu lalu (19/9). Abaikan sejenak kejutan bahwa di Tangerang polantas masih bertugas di sepertiga malam terakhir. Saat ditilang, mulanya korban disuruh melakukan hal standar: meminggirkan kendaraan, menyerahkan surat-surat.
Tapi bukannya ditilang karena jelas-jelas melanggar aturan, yang ada korban malah ditanyai sudah menikah atau masih lajang, serta dimintai nomor teleponnya.
Permintaan itu kemudian diladeni korban. Tapi setelahnya justru teror ganjen yang ia terima. “Enggak gue bales, dia nelpon-nelponin gue sambil nge-chat begitu… serem banget…. Segala-gala mau main ke kosan pula,” cerita korban, dikutip Kompas.
Ya gimana mau ngebalas kalau isi chatnya seperti ini. Mengutip skrinsut chat yang dibagikan korban, beberapa chat pelaku bunyinya:
tes
lg di mn bos
bole main ke kosan
sombong ya
Ini menurut kami lho ya, Mas FA. Pertama, Anda itu polisi. Coba Anda bayangkan jadi warga sipil, lalu di-WA polisi isinya nanya lokasi dan dipanggil bas-bos-bas-bos. Ini mau kenalan apa ngegerebek? Kedua, lha ya sangat beralasan chat itu tidak dibalas. Wong menurut skrinsut, pesan itu dikirimnya pagi buta pukul 02.39. Itu bukan sombong, itu jam orang tidur.
Tindakan tak menyenangkan si polantas agresif itu masuk radar Propam Polres Metro Tangerang Kota setelah korban curhat di Twitter, seminggu kemudian (28/9).
Terbaru, Polres Metro Tangerang Kota mengatakan sudah menonaktifkan pelaku sampai kasusnya selesai. Sementara Polda Metro Jaya, instansi yang berada di atas Polres Metro Tangerang Kota, berjanji pelaku akan diberi sanksi. Korban sendiri menyerahkan kasus ini kepada polisi.
Kepada wartawan, pelaku mengakui perbuatannya. Katanya sih, dia minta nomor WA karena mau nyari temen aja. “Ya nggak ada maksud apa-apa saya, cuman nyari teman siapa tahu saya jadi teman dia kan,” demikian pernyataan FA kepada Detik yang menurut kami perlu dikoreksi.
Ya nyari teman itu kan sebuah maksud, masak masih bilang nggak ada maksud sih. Ke depannya, selain perlu belajar cara nyari teman yang lebih elegan, kami sarankan agar FA giat belajar logika bahasa. Sebab, jika masih ada banyak kasus seperti ini, baik korban dan kepolisian hanya dapat rugi, sementara yang menang banyak jelas admin @txtdrberseragam.
BACA JUGA Jutaan Orang Indonesia Tidak Menyadari Mereka Pernah Jadi Terpidana dan kabar terbaru lainnya di KILAS.