Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Kilas

Mengapa Belakangan Banyak Berita Negatif tentang Polisi?

Tiap hari beritanya polisi lagi polisi lagi.

Purnawan Setyo Adi oleh Purnawan Setyo Adi
26 Oktober 2021
A A
Mengapa Belakangan Banyak Berita Negatif tentang Polisi? mojok.co
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Pengamat media menyebut, riuhnya berita negatif kepolisian karena masyarakat mendapat momentum untuk mengkritik masalah yang sudah lama ada di tubuh Polri.

Serangkaian berita kriminal yang pelakunya adalah polisi sedang gencar-gencarnya muncul beberapa minggu terakhir. Paling baru adalah video viral pemukulan anak buah oleh Kapolres Nunukan di Kalimantan Utara dan polisi menembak rekan sendiri hingga tewas di NTB. Berbagai kekerasan yang dilakukan polisi itu ramai diperbincangkan di media sosial. Tak jarang warganet malah curhat berjamaah soal pengalaman negatifnya saat bersinggungan dengan polisi.

Kamu mungkin merasakan hal yang sama. Tiba-tiba merasa dijejali berita polisi tiap hari. Mungkin kamu pun sama dengan kami, bertanya-tanya: apa yang sedang terjadi?

Dosen Komunikasi UGM yang juga pengamat media, Wisnu Prasetya Utomo, menyebut fenomena ramainya berita negatif tentang kepolisian adalah hal yang wajar. Alasannya, kepolisian merupakan salah satu institusi di Indonesia yang berpengaruh dan sehari-hari berinteraksi dengan warga. Macam-macam curhat di media sosial menunjukkan, banyak dari interaksi tidak menyenangkan. Akibatnya, ketika ada berita negatif, warga lain yang pernah merasakan hal serupa merasa perlu ikut menggaungkannya.

“Pengalaman negatif itu kan sifatnya kolektif, artinya bisa dirasakan banyak orang. Nah, menurutku itu yang membuat kenapa berita-berita itu bisa muncul berhari-hari di media. Kemudian problem ini (kinerja polisi) kan sebetulnya sudah lama, cuma baru belakangan saja ramai di media,” ungkap Wisnu kepada Mojok.

Wisnu menyebut, kasus-kasus yang membelit kepolisian menjadi momentum warga untuk mengkritik kinerja kepolisian. “Kita berada di era keterbukaan di mana semua institusi negara nggak bisa berlindung dari transparansi. Karena ada yang akan mendokumentasikan berbagai pelanggaran yang muncul, baik itu di video, karya jurnalistik, atau sesederhana rekaman video. Itu kan bukan karena warga mengekspose ada masalah, tapi karena institusi polisi ini yang mengekspose masalahnya sendiri,” jelas Wisnu.

Sayangnya, sebagaimana yang Wisnu dan publik lihat, respons awal kepolisian malah mengecewakan. Pakemnya, kritik dijawab dengan sanggahan, ancaman, serta label hoax pada media massa yang memberitakan. Poin terakhir ini sempat dialami Project Multatuli dan Republika. Padahal seharusnya Polri memaknai kritik sebagai masukan untuk memperbaiki diri alih-alih serangan.

Di tengah respons tak asyik kepolisian, Wisnu mengapresiasi sikap Kapolri yang mulai meminta jajarannya menindak tegas anggota yang bermasalah. Gestur ini memang tak cukup, belum sampai pada reformasi Polri, namun ada tanda-tanda baik berupa pendekatan yang berbeda atas kritik.

“Denial menurutku juga percuma karena lagi-lagi kita tidak bisa memaknai kritik dari warga sebagai serangan, saya kira institusi kepolisian mestinya terbuka dengan kritik karena dibiayai oleh dana publik, dan kita sebagai publik juga berhak untuk melakukan kritik ketika menemui ada penyimpangan,” pungkasnya.

BACA JUGA Brigadir Sony yang Dipukul Kapolres Nunukan Minta Maaf Kepada Pelaku dan kabar terbaru lainnya di KILAS.

Terakhir diperbarui pada 26 Oktober 2021 oleh

Tags: berita negatifkritik polisiPolisipolri
Purnawan Setyo Adi

Purnawan Setyo Adi

Redaktur Liputan Mojok.co

Artikel Terkait

rkuhap, kuhap, polisi.Mojok.co
Mendalam

Catatan Kritis KUHAP (Baru) yang Melahirkan Polisi Tanpa Rem Hukum, Mengapa Berbahaya bagi Sipil?

19 November 2025
Ortu kuras tabungan buat anak jadi polisi malah kena tipu. Sempat bikin stres tapi kini bersyukur tak jadi sasaran amuk tetangga MOJOK.CO
Ragam

Ortu Kuras Tabungan buat Anak Jadi Polisi malah Kena Tipu “Intel”, Awalnya Stres tapi Kini Bersyukur

6 September 2025
Polisi gelontorkan uang banyak untuk gas air mata yang digunakan dalam demo. MOJOK.CO
Aktual

Saat Duit Rakyat Hanya Dipakai buat Membeli Gas Air Mata Kadaluwarsa oleh Polisi

31 Agustus 2025
PoliceTube Adalah Ide Brilian Kepolisian yang Patut Diapresiasi! Mojok.co
Pojokan

PoliceTube Adalah Ide Brilian Kepolisian yang Patut Diapresiasi!

26 Juni 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Lulus S2 dari UI, resign jadi dosen di Jakarta. MOJOK.CO

Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar

5 Desember 2025
'Aku Suka Thrifting': Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism.MOJOK.CO

‘Aku Suka Thrifting’: Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism

1 Desember 2025
Bakpia Mojok.co

Sentra Bakpia di Ngampilan Siap Jadi Malioboro Kedua

1 Desember 2025
pendidikan, lulusan sarjana nganggur, sulit kerja.MOJOK.CO

Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada

5 Desember 2025
8 tahun merantau di Jakarta akhirnya resign. MOJOK.CO

Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama

4 Desember 2025
Bencana Alam Dibuat Negara, Rakyat yang Disuruh Jadi Munafik MOJOK.CO

Bencana Alam Disebabkan Negara, Rakyat yang Diminta Menanam Kemunafikan

3 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.