Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Kilas Memori

Jalan Raya Pos: Karya Raksasa Daendels yang Membunuh 12 Ribu Pekerjanya

Ahmad Effendi oleh Ahmad Effendi
25 September 2023
A A
Jalan Raya Pos: Karya Raksasa Daendels yang Membunuh 12 Ribu Pekerjanya. MOJOK.CO

Litografi pantai utara Jawa dekat Semarang yang menjadi salah satu rute Jalan Raya Pos (Franz Wilhelm Junghuhn, 1853)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Jalan Raya Pos, atau yang sering disebut  dengan “Jalan Daendels”, merupakan sebuah jalan pos terpanjang di Pulau Jawa. Ia membentang sepanjang 1.000 kilometer, bermula dari Anyer di Banten hingga Panarukan di Jawa Timur.

Sebelum ada Tol Trans Jawa, Jalan Raya Pos menjadi rute andalan bagi para pemudik dari ibu kota. Kini, ia menjadi bagian dari Jalan Nasional Rute 1 (Cilegon-Jakarta, Cirebon-Panarukan), Jalan Nasional Rute 2 (Jakarta-Bogor), Jalan Nasional Rute 3 (Anyer, Cianjur-Bandung), dan Jalan Nasional Rute 5 (Bandung-Cirebon).

Sebagai informasi, kata “Daendels” yang tersemat dalam penamaan jalan tersebut berasal dari nama, Gubernur Jenderal Hindia Belanda ke-36 yang memerintahkan pembangunan jalan.

Selama empat tahun memerintah Hindia Belanda (1808-1811), Daendels punya visi memodernisasi Jawa, khususnya dalam bidang pertahanan dan pemerintahan. 

Namun, harus diakui bahwa dalam konteks masa tersebut, pembangunan jalan raya punya makna politis. Jalan yang punya nama Belanda De Grote Postweg ini awalnya untuk kepentingan perang.

Jalan Raya Pos awalnya untuk kebutuhan militer

Sejarawan Denys Lombard dalam bukunya, Nusa Jawa: Silang Budaya (1992) mencatat, sejak awal kedatangannya ke Hindia Belanda, Daendels mendapat tugas berat oleh Louis Bonaparte. Selain membenahi administrasi pemerintahan, Daendels juga harus mempertahankan Jawa dari serbuan Inggris.

Maka, pada April 1808, ia blusukan dari Semarang ke ujung timur Jawa untuk memetakan masalah yang ia hadapi. Pada Mei 1808, perintah untuk membangun Jalan Raya Pos pun turun. Daendels memerintahkan untuk memperbaiki dan menghubungkan jalan-jalan desa yang telah ada sebelumnya. 

Namun, mengingat biaya yang minim, ia hanya meratakan jalan dari Batavia ke Buitenzorg (Bogor). Pembangunan Jalan Raya Pos pertama mulai dari Buitenzorg ke Karangsambung (kini Kecamatan Tomo di Sumedang). Sementara sisanya, yakni jalur Cirebon hingga Surabaya, pengerjaannya oleh para bupati di daerahnya masing-masing.

Lombard mencatat, awalnya penggunanan jalan ini hanya untuk kebutuhan pos dan militer. Hingga akhirnya ia buka untuk umum pada tahun 1857. 

“Jalan ini juga tidak boleh dilewati oleh kendaraan milik orang Jawa yang harus menggunakan jalur khusus gerobak yang berada di sisi jalan. Yang boleh melewati Jalan Raya Pos hanya kereta kuda Belanda yang ada kusir dan kenek,” tulis Lombard, dikutip Jumat (22/9/2023).

Hasilnya melebihi ekspektasi Daendels

Meski awalnya untuk menahan pendaratan para serdadu Inggris, di kemudian hari dampaknya malah melebihi ekspektasi Daendels. Kehadiran Jalan Raya Pos berhasil mengubah kondisi ekonomi di Jawa. Bahkan, Denys Lombard menyebut kalau “Jalan Raya Pos berhasil mempersatukan bumi Pasundan dan tanah Jawa”.

Bayangkan saja, sebelum adanya jalan raya ini, perjalanan Batavia ke Surabaya membutuhkan waktu dua minggu perjalanan menggunakan kereta kuda. Dengan kendaraan yang sama, melalui Jalan Raya Pos perjalanan hanya memakan waktu lima hari.

Alhasil, sektor lain pun ikut berkembang, termasuk pertanian, perkebunan, dan komersialisasi produk-produk kolonial. Seperti dicatat Lombard, sejak jalan ini ada, lahir kelompok sosial baru yang perannya amat penting, yakni kelompok pedagang perantara.

Banyak pasar dan toko pun bermunculan. Masyarakat yang awalnya menggantungkan jalur transportasi-perekonomian melalui air (sungai) kini perlahan bergeser ke jalur darat. Pemukiman di sepanjang rute jalan ini juga mulai bermunculan.

Iklan

Namun, yang paling penting lagi, banyak yang meyakini Jalan Raya Pos berhasil menggusur mentalitas feodal ke modern. Cita-cita awal Daendels semenjak datang ke Hindia Belanda.

Benarkah Jalan Raya Pos membunuh 12 ribu pekerja?

Di luar pencapaiannya, pembangunan Jalan Raya Pos juga memicu banyak perdebatan. Salah satunya terkait indikasi kerja paksa yang menewaskan 12 ribu pekerjanya. 

Namun, sejarawan BRIN Asvi Warman Adam sangsi pada dugaan tersebut. Melalui kolomnya yang berjudul “Karya Raksasa Daendels” di Majalah Tempo (2005), ia menulis bahwa narasi itu merupakan anggapan lawan politik Daendels akibat dugaan tak adanya uang dalam pembangunan jalan tersebut.

Oleh karena tak ada uang, Daendels konon memanfaatkan orang-orang Jawa sebagai buruh tanpa bayaran. Mereka bahkan menuliskan ada 12 ribu pekerja tewas, termasuk 500 orang di Megamendung.

Namun, perlu penelitian lebih lanjut dari dugaan ini karena tak ada jumlah pasti mengenai korban pembangunan Jalan Raya Pos. Kebanyakan angka korban hanya berasal dari buku-buku bahasa Belanda yang notabene ditulis oleh lawan politik Daendels.

Penulis: Ahmad Effendi
Editor: Agung Purwandono

BACA JUGA Sejarah Jalur Pantura, Ada Sejak Mataram Islam yang Tumbalkan Nyawa Ribuan Pribumi di Masa Belanda

Cek berita dan artikel lainnya di Google News

 

 

Terakhir diperbarui pada 25 September 2023 oleh

Tags: deandlesjalan raya pospantura
Ahmad Effendi

Ahmad Effendi

Reporter Mojok.co

Artikel Terkait

Rembang amat butuh kereta api karena perjalanan pakai bus di pantura amat menyiksa MOJOK.CO
Ragam

Rembang Sangat Butuh Kereta Api karena Perjalanan di Jalan Pantura Amat Menyiksa

19 November 2025
sejarah kopi pangku.MOJOK.CO
Ragam

Kopi Pangku, Jejak Kolonial yang Menyala Remang di Pantura

6 November 2025
Ibuku penjual warung kopi pangku di pantura MOJOK.CO
Ragam

Ibuku Penjual Kopi Pangku, Dicap Kotor dan Memalukan karena Layani Sopir Truk tapi Beri Kami Hidup

6 November 2025
Trembesi di jalan Pantura jadi oase di tengah panas matahari yang terasa menyiksa MOJOK.CO
Ragam

Trembesi di Pantura: Oase Teduh di Tengah Panas Matahari yang Menyiksa Pengendara

12 September 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Warung makan gratis buat Mahasiswa Asal Sumatra yang Kuliah di Jogja. MOJOK.CO

5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana

4 Desember 2025
Lulus S2 dari UI, resign jadi dosen di Jakarta. MOJOK.CO

Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar

5 Desember 2025
Gowes Ke-Bike-An Maybank Indonesia Mojok.co

Maybank Indonesia Perkuat Komitmen Keberlanjutan Lewat Program Gowes Ke-BIKE-an

29 November 2025
Bakpia Mojok.co

Sentra Bakpia di Ngampilan Siap Jadi Malioboro Kedua

1 Desember 2025
Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

30 November 2025
S3 di Bandung, Istri PNS Makassar- Derita Jungkir Balik Rumah Tangga MOJOK.CO

Jungkir Balik Kehidupan: Bapak S3 di Bandung, Istri PNS di Makassar, Sambil Merawat Bayi 18 Bulan Memaksa Kami Hidup dalam Mode Bertahan, Bukan Berkembang

1 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.