Menjelang perayaan malam natal beberapa hari yang lalu, ((( netizen ))) dihebohkan dengan beredarnya sebuah video yang menggambarkan sosok Ma’ruf Amin sedang memakai kostum Sinterklas sambil mengucapkan selamat natal.
Video tersebut dianggap sebagai bagian dari perang politis antara dua kubu pendukung capres-cawapres nomor urut 01 dan 02. Belakangan diketahui bahwa video tersebut merupakan editan. Pelaku pengedit video tersebut adalah seorang lelaki Aceh bernama Safwan.
Tak butuh waktu lama bagi kepolisian untuk menangkap Safwan. Ia ditangkap oleh kepolisian Aceh Utara. Safwan diperiksa dan kemudian ditetapkan sebagai tersangka.
Tak berselang lama setelah Safwan ditangkap. Keluarga Safwan kemudian berusaha meminta Ma’ruf Amin agar memaafkan Safwan. Bahauddin, paman tersangka, melalui awak media mengungkapkan permintaan maafnya.
“Kami mohon maaf atas nama keluarga. Saya yakin perbuatan itu tidak terencana, apalagi dia selama ini tidak terlibat politik praktis. Saya mohon dimaafkan. Mungkin nanti Safwan juga akan membuat pernyataan permintaan maaf secara pribadi,” terang Bahauddin.
Safwan pun tak berselang lama langsung membuat surat permintaan maaf. Surat tersebut disampaikan kepada Ma’ruf Amin melalui Tim Kampanye Daerah (TKD) Provinsi Aceh.
“Saya Safwan bin Ahmad Dahlan dengan ini menyampaikan permintaan maaf yang sedalam-dalamnya atas perbuatan saya yang menulis kata-kata yang tidak pantas pada editan foto Kiai Ma’ruf Amin diakun YouTube saya pada tanggal 24 Desember 2018.
“Yang dengan perbuatan saya tersebut telah merugikan berbagai pihak. Terus terang yang saya lakukan bukan unsur kesengajaan untuk menyebarkan ujaran kebencian. Tetapi, gerak reflek tanpa tujuan untuk menjatuhkan pihak-pihak terkait.
“Namun demikian, sekali lagi saya minta maaf atas ketelanjuran saya, terutama kepada Kiai Ma’ruf Amin dan keluarga besar tim Jokowi-Ma’ruf dan kepada seluruh masyarakat Indonesia, dan kepada semua pihak terkait. Saya berjanji tidak akan mengulangi perbuatan saya.”
Begitu isi surat permintaan maaf tersebut.
Ma’ruf Amin sendiri kendati mengaku sangat dirugikan oleh video editan tersebut mengatakan bakal memaafkan perbuatan pelaku.
“Sebagai seorang kiai tuh, kalau ada orang minta maaf itu, ya seperti saya katakan kemarin, juga tentu harus saya maafkan. Karena memang polisi belum memberi tahu saya. Hanya memang ini harus menjadi peringatan bagi siapa saja untuk tidak menyebar hoax,” ujar Ma’ruf Amin. “Kalau soal maaf, saya pasti akan maafkan. Tindakan pihak kepolisian untuk mencegah penyebaran hoax secara lebih luas dan merugikan suatu pihak itu patut dipuji dan diapresiasi.”
Yah, ini tentu menjadi pelajaran penting bagi Ma’ruf Amin. Betapa sebagai seorang calon wakil presiden, foto dan videonya diedit menjadi Sinterklas boleh jadi adalah hal yang masih biasa. Nanti kalau sudah beneran jadi wakil presiden, netizen bakal lebih kejam dan nggak kenal ampun.
Masih mending Sinterklas, dulu Jokowi fotonya diedit wajahnya dari mulai jadi Hitler, Pinokio, bahkan sampai anjing.
Brace yourself, Pak Haji Ma’ruf Amin. Brace yourself.