Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Kilas

Makna Sarung dan Peci di Upacara Peringatan Hari Santri 

Ahmad Effendi oleh Ahmad Effendi
21 Oktober 2022
A A
Hari santri pakai peci dan sarung

Hari santri pakai peci dan sarung

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Peringatan Hari Santri akan jatuh pada Sabtu (22/10/2022) besok. Kementerian Agama (Kemenag) RI, menginstruksikan bahwa seluruh peserta upacara wajib beratribut sarung dan peci.

“Peserta upacara menggunakan sarung, atasan putih, berpeci hitam bagi laki-laki, dan untuk perempuan dapat menyesuaikan,” kata Sekjen Kemenag Nizar Ali, dikutip dari laman Kemenag.go.id, Jumat (21/10/2022). Perintah tersebut tertuang dalam Surat Edaran (SE) Nomor 27 tahun 2022 tentang Pelaksanaan Upacara Bendera Peringatan Hari Santri 2022,

“Khusus Upacara Bendera Peringatan Hari Santri di kantor pusat, dilaksanakan di halaman Kantor Kementerian Agama JI. Lapangan Banteng Barat Nomor 3-4 Jakarta Pusat, dimulai pukul 09.00 WIB dan disiarkan secara langsung melalui kanal media sosial Kementerian Agama,” sambungnya.

Nizar juga menambahkan, surat edaran yang terbit tanggal 10 Oktober 2022 ini ditujukan kepada seluruh pejabat Eselon I dan II pusat. Pimpinan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam, Kepala Kanwil Kemenag Provinsi, Kepala Kantor Kemenag Kabupaten/Kota. Kepala Unit Pelaksana Teknis, Kepala Madrasah, Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan, dan pegawai Kementerian Agama.

“Mereka juga diminta memublikasikan upacara peringatan Hari Santri Nasional di website, media sosial, dan media lainnya,” terang Nizar.

Sarung dan peci, simbol identitas Islam Nusantara

Sarung dan peci yang diwajibkan sebagai atribut wajib dalam upacara 22 Oktober nanti, memang menjadi dua hal yang sudah identik dengan para santri. Bahkan, peneliti Pusat Studi Islam dan Kenegaraan (PSIK) Jakarta, Toto Sugiarto, menyebut sarung dan peci secara simbolik menegaskan identitas Islam Nusantara, yang berbeda dengan budaya lain.

“Sarung sebagai pembeda dengan budaya lain, dengan budaya Arab, misalnya. Sarung menjadi ciri khas Islam Nusantara, tidak perlu kearab-araban,” kata Toto, dalam penelitiannya.

Lebih jauh, Toto juga menyebut, dalam dimensi politik sarung dan peci seringkali dilihat sebagai simbol kepahlawanan. Dalam konteks perjuangan merebut kemerdekaan, kata Toto, sarung dan peci sering dipakai oleh para pejuang dari kalangan santri.

“Selain identitas kesantrian, sarung memiliki berbagai simbol seperti makna kepahlawanan, santri yang sedang berjuang melawan penjajah untuk merebut kemerdekaan, kelas sosial, kebaikan, kehormatan,” paparnya.

Kaitannya dengan kepahlawanan, sejumlah bukti historis menunjukkan bahwa beberapa aktivis kemerdekaan awal yang berasal dari kalangan santri menggunakan sarung untuk melakukan berbagai macam aktivitas. Baik itu aktivitas kenegaraan, maupun keperluan ibadah.

Misalnya, kisah unik mengenai penggunaan sarung dan peci pernah dialami salah satu tokoh pendiri Nadhlatul Ulama, KH. Abdul Wahab Chasbullah. Suatu ketika, beliau pernah diundang Presiden Soekarno ke istana.

Saat itu, protokol kepresidenan sebenarnya memintanya untuk berpakaian lengkap dengan jas dan dasi. Namun, saat menghadiri upacara kenegaraan, ia datang menggunakan jas tetapi bawahannya sarung.

Ternyata, Abdul Wahab ingin menunjukkan pentingnya menggunakan sarung sebagai warisan budaya dan identitas nasonalisme. Ia ingin menunjukkan, perjuangan berat kaum santri untuk menegakkan identitas sarung sebagai simbol perlawanan terhadap budaya kaum kolonialis Belanda, akhirnya berbuah hasil.

Penulis: Ahmad Effendi
Editor: Agung Purwandono

Iklan

BACA JUGA Hari Santri Nasional: Nostalgia Santri dan Pondok Pesantren

 

Terakhir diperbarui pada 29 September 2025 oleh

Tags: Hari SantripecisantriSarung
Ahmad Effendi

Ahmad Effendi

Reporter Mojok.co

Artikel Terkait

Tayangan Trans7 tentang pesantren memang salah kaprah. Tapi santri juga tetap perlu berbenah MOJOK.CO
Aktual

Trans7 Memang Salah Kaprah, Tapi Polemik Ini Bisa Jadi Momentum Santri untuk “Berbenah”

17 Oktober 2025
Etika santri di pondok pesantren bukan pengkultusan pada kiai MOJOK.CO
Ragam

Dari Sungkem hingga Minum Bekas Kiai, Dasar Etika Para Santri di Pondok Pesantren yang Dituding Perbudakan

14 Oktober 2025
Sisi Gelap Sebuah Pesantren di Tasikmalaya: Kelam & Bikin Malu MOJOK.CO
Esai

Sisi Gelap Sebuah Pesantren di Tasikmalaya: Mulai dari Pelecehan Seksual Sesama Jenis, Senioritas, Kekerasan, Hingga Senior Memaksa Junior Jadi Kriminal

9 September 2025
Pendiri Ponpes Tuli di Sleman. MOJOK.CO
Sosok

Perjalanan Keliling Asia untuk Belajar Bahasa Isyarat demi Ajari Ngaji Anak-anak Tuli di Sleman

13 Februari 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Warung makan gratis buat Mahasiswa Asal Sumatra yang Kuliah di Jogja. MOJOK.CO

5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana

4 Desember 2025
Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

1 Desember 2025
S3 di Bandung, Istri PNS Makassar- Derita Jungkir Balik Rumah Tangga MOJOK.CO

Jungkir Balik Kehidupan: Bapak S3 di Bandung, Istri PNS di Makassar, Sambil Merawat Bayi 18 Bulan Memaksa Kami Hidup dalam Mode Bertahan, Bukan Berkembang

1 Desember 2025
Bencana Alam Dibuat Negara, Rakyat yang Disuruh Jadi Munafik MOJOK.CO

Bencana Alam Disebabkan Negara, Rakyat yang Diminta Menanam Kemunafikan

3 Desember 2025
Udin Amstrong: Menertawakan Hidup dengan Cara Paling Jujur

Udin Amstrong: Menertawakan Hidup dengan Cara Paling Jujur

2 Desember 2025
Guru sulit mengajar Matematika. MOJOK.CO

Susahnya Guru Gen Z Mengajar Matematika ke “Anak Zaman Now”, Sudah SMP tapi Belum Bisa Calistung

2 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.