Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusian (UN OCHA) memberikan gambaran komprehensif mengenai krisis kemanusiaan yang tengah berlangsung di Gaza. Hingga 15 November 2023, UN OCHA melaporkan dampak perang telah merenggut lebih dari 12.278 jiwa.
Rincian laporan tersebut terdiri dari 11.078 warga Palestina tewas dan 27.490 terluka, lebih 1.200 warga Israel tewas dan sekitar 5.431 terluka. Perang ini juga menimbulkan dampak kerusakan. OCHA mencatat, di Gaza terdapat lebih 41.000 perumahan hancur dan 1,6 juta orang mengungsi.
UN OCHA juga menggambarkan kondisi terkini yang terjadi di Gaza. Pada 15 November, pasukan Israel beserta tank-tanknya memasuki kompleks Rumah Sakit (RS) Al-Shifa di kota Gaza. Mereka menguasai beberapa bagian RS, menggeledah, dan menginterogasi orang. Tidak ada laporan yang jelas mengenai dampak operasi militer ini.
Operasi Militer Israel ini memberikan dampak serius terhadap pelayanan kesehatan ini. OCHA mencatat dari 24 rumah sakit dengan kapasitas rawat inap di wilayah utara, hanya satu, yaitu Al Ahli di kota Gaza yang masih beroperasi dan menerima pasien.Â
Delapan rumah sakit terpaksa tutup sejak dimulainya perang. Sementara lima rumah sakit lainnya, termasuk RS Shifa, memberikan layanan yang sangat terbatas kepada para pasien. Rumah sakit ini tidak dapat diakses, tidak memiliki listrik, tidak memiliki persedian, dan tidak menerima pasien baru.Â
The Palestine Red Crescent Society Kewalahan
The Palestine Red Crescent Society (PRCS) atau bulan sabit merah Palestina melaporkan bahwa mereka tidak mampu menanggapi ratusan panggilan untuk membantu mengevakuasi orang-orang yang terluka dan terjebak di bawah reruntuhan bangunan.
OCHA mencatat pengungsi yang melarikan diri dari utara melaporkan adanya mayat di jalan-jalan. Setidaknya hingga 10 November 2023, sekitar 2.700 orang, termasuk sekitar 1.500 anak-anak, masih hilang. Diperkirakan terjebak atau tewas di bawah reruntuhan, seperti laporan Kementerian Kesehatan di Gaza.
Pabrik Pangan Dihantam dan Perusahaan Telekomunikasi Tiarap
Tengah hari 15 November, Pabrik As Salam di Deir Al Balah dilaporkan hancur terkena serangan. As Salam adalah pabrik terakhir yang masih berfungsi di Gaza. Kehancurannya berarti produksi tepung lokal tidak akan tersedia di Gaza dalam waktu dekat.
Sementara itu, perusahaan telekomunikasi Gaza mengumumkan penghentian secara bertahap layanan komunikasi dan internet di Jalur Gaza. Hal ini akibat habisnya cadangan bahan bakar untuk mengoperasikan generator.Â
Kondisi Palestina Tanpa Listrik Sejak 11 Oktober
Sejak 11 Oktober, Jalur Gaza mengalami pemadaman listrik setelah pemerintah Israel memutus pasokan listrik dan cadangan bahan bakar untuk satu-satunya pembangkit listrik di Gaza habis.Â
Ketahanan Pangan di Wilayah Utara Palestina
UN OCHA mencatat, sejak 7 November, tidak ada lagi toko roti yang aktif lantaran kekurangan bahan bakar, air, dan tepung terigu. Akses untuk bantuan di wilayah udara sangat sulit, sehingga banyak bantuan yang tidak dapat masuk. Masyarakat dilaporkan beralih ke pola makan yang tidak lazim, seperti mengonsumsi kombinasi terong mentah dan bawang mentah.
Air dan Sanitasi Jalur Gaza
Karena tidak adanya bahan bakar, pada tanggal 14 November, layanan pembuangan limbah padat UNRWA mulai ditutup, sehingga menimbulkan bahaya lingkungan, dengan sekitar 400 ton sampah setiap hari terakumulasi di kamp-kamp yang penuh sesak dan tempat penampungan pengungsi.
Tidak hanya itu, stasiun pompa limbah umum, 60 sumur air di selatan, pabrik desalinasi di Wilayah Tengah, dua pompa limbah utama di selatan, dan instalasi pengolahan air limbah Rafah semuanya telah berhenti beroperasi dalam beberapa waktu terakhir. hari. Pabrik desalinasi air laut di Khan Younis beroperasi dengan kapasitas 5 persen (sekitar 300 meter kubik per hari). Ditambah dengan terhentinya pekerjaan sanitasi kota, hal ini menimbulkan ancaman serius terhadap kesehatan masyarakat, meningkatkan risiko kontaminasi air dan berjangkitnya penyakit.
Sumber utama air minum di wilayah selatan adalah dua jaringan pipa yang berasal dari Israel yang memasok sekitar 1.100 meter kubik per jam. Sejumlah sumur pribadi dan fasilitas desalinasi yang masih beroperasi diperkirakan akan ditutup dalam dua hari mendatang karena kekurangan bahan bakar. Hal ini memperburuk kondisi Palestina.
Di wilayah utara, pabrik desalinasi air dan jaringan pipa Israel tidak berfungsi. Tidak ada distribusi air kemasan kepada para pengungsi yang ditampung di tempat penampungan selama lebih dari seminggu. Hal ini meningkatkan kekhawatiran mengenai dehidrasi dan penyakit yang ditularkan melalui air akibat konsumsi air dari sumber yang tidak aman.
Data lengkap kondisi Palestina lihat di Laporan Kilat UN OCHA
Penulis: Ibil S Widodo
Editor: Agung Purwandono
BACA JUGA Brigade Al Qassam, Sayap Bersenjata Hamas yang Bikin Pasukan Israel Pusing Cek berita dan artikel Mojok lainnya di Google News