Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Kilas Ekonomi

KNPK: Sri Mulyani Memang Ingin Membunuh Industri Strategis Bangsa Ini

Puthut EA oleh Puthut EA
4 November 2022
A A
sri mulyani mojok.co

Ilustrasi petani tembakau (Mojok.co)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Beberapa tahun lalu, ada meme yang beredar di media sosial tentang harga sebungkus rokok yang seharga 50.000 rupiah. Tentu itu hanya hoaks. Tapi perlahan, di bawah Menteri Sri Mulyani harga sebungkus rokok tahun depan mulai mendekati angka tersebut.

Menurut Moddie Alvianto M.A, penggiat lembaga Komite Nasional Pelestarian Kretek (KNPK), hal itu memang tampaknya sudah menjadi agenda di kepala Sri Mulyani, yang rekam jejaknya memang menunjukkan ketidakberpihakan pada Industri Hasil Tembakau (IHT).

“IHT itu ditekan dari tiga penjuru. Pertama, industri ini belum pulih dari pukulan corona. Kedua, daya beli masyarakat kita juga terpukul. Itu artinya konsumsi masyarakat kita akan kena pada industri ini juga. Ketiga, rokok ilegal merejalela tanpa pernah bisa dibasmi oleh pemerintah.”

“Industri ini memang sengaja mau ‘dimatikan’ oleh Sri Mulyani. Mungkin hanya gara-gara dia tidak suka perokok. Dia mencampur-adukkan antara penilaian pribadi dengan jabatan publiknya. Pernah enggak dia datang ke sentra-sentra pertanian tembakau atau kebun-kebun cengkeh? Pernah enggak dia mendengarkan keluh kesah mereka? Pernah enggak dia bertanya kepada gabungan pengusaha rokok, betapa beratnya situasi saat ini?”

Hal senada juga diungkapkan oleh Fathonah, salah satu anggota Komunitas Kretek. “Ibu Sri Mulyani ini perempuan. Katanya, termasuk pembela hak-hak perempuan. Buruh linting tembakau itu mayoritas perempuan. Pekerja kebun cengkeh dan tembakau juga dikerjakan secara kolektif keluarga. Kalau perekonomian petani terkena imbasnya, perempuan sebagai garda penting dalam keluarga, pasti juga pontang-panting dan menderita.”

“Dia sih enak, dapurnya ngebul karena pintar dan jadi menteri? Tapi bagaimana dengan nasib para buruh linting pabrik? Para perempuan di sektor pertanian tembakau dan cengkeh apakah juga terlintas di pikirannya? Rasanya kok tidak.”

Di tempat yang berbeda, salah satu aktivis pro-kretek yang mantan ketua Komunitas kretek, Aditia Purnomo, dia mengeluarkan pendapatnya “Orang sering salah sangka tentang apa itu industri dan apa itu pabrikan. Industri Hasil Tembakau itu ya ekosistem ekonomi. Dari hulu ke hilir. Kalau pabrikan itu pengusaha yang memproses dan menjual.”

“Bagi pengusaha, sederhana saja, kalau sudah tidak ekonomis lagi industri ini ya bakal ditinggal. Kalau mereka meninggalkan industri ini, lalu bagaimana nasib petani dan buruh? Sementara belum ada komoditas yang bisa mereka andalkan untuk mengganti keekonomian harga tembakau dan cengkeh. Saya tidak tahu, apakah hal seperti ini nyampai di otak Sri Mulyani atau tidak? Jangan-jangan dia hanya tahu angka-angka tanpa tahu soal kehidupan manusia, terutama para petani dan buruh.”

Moddie menambahkan pernyatannya, “Coba sekarang lihat saja, mana industri besar di Indonesia yang dari hulu ke hilir seperti IHT ini? Bahan bakunya, 95% lebih dari negeri ini. Sebagian besar pengusahanya juga dari negeri ini. Memang ada yang sudah dimiliki asing. Tapi tetap dari persentasenya tetap paling besar pengusaha kita, baik sekala besar maupun menengah. Mata rantai ekonominya juga panjang sekali.” Begitu papar Moddie yang juga staf pengajar di salah satu perguruan tinggi di Yogyakarta ini.

Moddie dan Aditia sama-sama sepakat, kebijakan negeri ini, terutama Menteri Sri Mulyani, memang tidak berpihak pada industri nasional. “Andalannya hanya industri ekstraktif yang kalau mau diperbandingkan, anggap saja merokok itu merusak kesehatan, dampak buruk industri ekstraktrif ini lebih mengerikan lagi.” Ungkap Aditia.

“Sri Mulyani itu orangnya pintar, tapi keberpihakannya pada masyarakat terutama kelas bawah, nol besar!” Pungkas Moddie.

Penulis: Puthut EA
Editor: Purnawan Setyo Adi

BACA JUGA Komunitas Kretek Menyatakan Berduka atas Matinya Hati Nurani Sri Mulyani

Terakhir diperbarui pada 7 November 2022 oleh

Tags: CukaiHarga rokokkomunitas kreteksri mulyani
Puthut EA

Puthut EA

Kepala Suku Mojok. Anak kesayangan Tuhan.

Artikel Terkait

Tembakau Hidupi 6 Juta Orang tapi Mau Dibunuh? Bajingan Sekali! MOJOK.CO
Esai

Industri Hasil Tembakau Menghidupi 6 Juta Petani dan Rakyat Kecil tapi Kamu Mau Membunuh Sumur Rezeki Ini? Kamu Jahat Sekali

2 Oktober 2025
cukai rokok, tembakau.MOJOK.CO
Ragam

Cukai Rokok Tak Naik: Melawan Tekanan Antirokok, Menjaga Nafkah Jutaan Petani dan Buruh

1 Oktober 2025
Purbaya Hendak Selamatkan Petani, tapi Malah Dijegal (Rokok Indonesia:Ekosaint)
Pojokan

Niat Mulia Purbaya Mencegah Kematian Industri Tembakau Malah Dihalangi, Sementara Aksi Premanisme Sri Mulyani Memeras Keringat Petani Dibela

1 Oktober 2025
Sebaiknya Kita Berhenti Menganggap Guru Itu Profesi Mulia, agar Mereka Bisa Digaji Jauh Lebih Layak
Pojokan

Sebaiknya Kita Berhenti Menganggap Guru Itu Profesi Mulia, agar Mereka Bisa Digaji Jauh Lebih Layak

4 September 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Perantau Sidoarjo nekat jadi wasit futsal demi bertahan hidup di Jogja hingga akhirnya menyerah MOJOK.CO

Perantau Sidoarjo Nekat Jadi Wasit Futsal demi Hidup di Jogja, Berujung Menyerah Kejar Mimpi di Kota Pelajar karena Realita

28 November 2025
Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

30 November 2025
Bioskop NSC Rembang, bangunan kecil di tanah tandus yang jadi hiburan banyak orang MOJOK.CO

Bioskop NSC Rembang Jadi Olok-olokan Orang Sok Kota, Tapi Beri Kebahagiaan Sederhana

1 Desember 2025
Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO

Tragedi Sumatra Timbulkan Trauma: “Saya Belum Pernah Lihat Gayo Lues Seporak-poranda ini bahkan Saat Tsunami Aceh”

2 Desember 2025
'Aku Suka Thrifting': Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism.MOJOK.CO

‘Aku Suka Thrifting’: Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism

1 Desember 2025
8 tahun merantau di Jakarta akhirnya resign. MOJOK.CO

Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama

4 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.