Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Kilas Kesehatan

Tradisi Brandu dalam Pusaran Wabah Antraks di Gunungkidul

Iradat Ungkai oleh Iradat Ungkai
6 Juli 2023
A A
tradisi brandu dan antraks mojok.co

Ilustrasi wabah Antrax (Mojok.co)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Kabupaten Gunungkidul kembali menghadapi kasus antraks. Kali ini tak hanya memakan korban hewan ternak, melainkan juga manusia. Ada dugaan tradisi brandu jadi penyebabnya. 

Seorang warga Dusun Jati, Candirejo, Kecamatan Semanu, Gunungkidul meninggal dunia setelah mengonsumsi daging sapi yang sudah mati.

Sebelum peristiwa itu terjadi, kabarnya terdapat 12 ekor ternak berupa 6 sapi dan 6 kambing warga Dusun Jati yang mati karena terpapar antraks. Melansir Detik.com, Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Gunungkidul Wibawanti Wulandari mengatakan warga menyembelih 3 ekor sapi yang mati mendadak akhir Mei lalu.

“Sakit, sudah mati dan dikubur melalui SOP. Tapi, sama masyarakat itu ada yang satu digali lagi dan dikonsumsi,” kata Wibawanti ditemui di Kantor Pemkab Gunungkidul, DIY, Rabu (5/7/2023).

Tradisi Brandu bisa jadi penyebab penyebaran kasus antraks

Retno kemudian juga menyinggung tradisi brandu yang masih jamak warga Gunungkidul lakukan. Tradisi brandu adalah tradisi menyembelih sapi yang sakit atau sekarat lalu menjual dagingnya. Kegiatan ini sejatinya punya maksud yang baik yakni kepedulian melihat tetangga lain yang mengalami kesusahan.

Tradisi brandu membantu peternak terhindar dari kerugian yang besar. Ketika hewan piaraan mati, dagingnya masih bisa mendatangkan keuntungan meski sedikit. Namun, Retno mengimbau agar warga tidak mengonsumsi daging sapi yang terjangkit antraks.

“Pas saya di sana bilang kalau mau brandu ya brandu barang sehat gitu, barang bermutu, jadi tidak membahayakan manusia. Karena gini, kalau brandu itu tidak akan membuat antraks berhenti muncul di sini,” jelasnya.

Retno menambahkan bakteri dari darah sapi yang mati karena antraks itu berbahaya. Bisa menjadi spora yang bertahan puluhan tahun di tanah. Bahkan dalam penanganannya membutuhkan formalin.

“Spora itu yang tahan puluhan tahun, 40-80 tahun di tanah makanya 1 meter persegi tanah yang terkontaminasi spora direndam dengan 50 liter formalin 10 persen,” imbuh Retno.

Tanggapan Gubernur DIY dan Wakil Bupati Gunungkidul

Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X angkat bicara terkait merebaknya kasus antraks di Gunungkidul. Sultan meminta petugas terkait untuk melakukan pengawasan ketat terhadap lalu lintas ternak yang masuk ke Jogja.

“Pengawas lalu lintas untuk hewan antar wilayah itu kan ada posnya, sekarang bagaimana petugas itu lebih teliti,” kata Sultan di kantornya, Rabu (5/7/2023).

Selain itu, Sultan juga mengkhawatirkan warga dengan ekonomi rendah nekat mengonsumsi sapi yang mati karena antraks.

“Saya khawatirnya itu tahu kalau sapi itu kena antraks, daripada mati rugi lebih baik dijual, biarpun harganya lebih murah,” jelas Sultan.

Di lain tempat, Wakil Bupati Gunungkidul Heri Susanto mengaku telah mengedukasi dan menyosialisasikan melalui Pemkab terkait bahaya mengonsumsi daging hewat ternak mati.

Iklan

“Kalau sosialisasi saya pikir sudah terus menerus ya. Kawan-kawan dari dinas peternakan sudah mengedukasi mensosialisasikan agar yang sakit itu tidak di-mbrandu, tidak dikonsumsi. Kalau itu sudah berulang-ulang. Tapi kembali lagi faktor masyarakat itu sehingga eman-eman ya,” ujar Heri di Kantor Bupati Gunungkidul, Rabu, melansir CNN.

Penulis: Iradat Ungkai
Editor: Purnawan Setyo Adi

BACA JUGA 4 Kafe di Jogja yang Menyisakan Nostalgia, Punya Banyak Cerita buat Pelanggannya

Cek berita dan artikel lainnya di Google News

 

Terakhir diperbarui pada 6 Juli 2023 oleh

Tags: antraksantraks gunungkidulgunungkidul
Iradat Ungkai

Iradat Ungkai

Kadang penulis, kadang sutradara, kadang aktor.

Artikel Terkait

Pembukaan Pameran Gelar Olah Rupa dalam Festival Kebudayaan Yogyakarta (FKY) 2025 di Gunungkidul MOJOK.CO
Kilas

“Kulonuwun Gunungkidul” Jadi Upaya Merawat Hubungan Sosial Lewat Olah Rupa, Bertamu Tak Sekadar Bertemu

11 Oktober 2025
Adoh Ratu Cedhak Watu jadi tema Festival Kebudayaan Yogyakarta (FKY) 2025 di Gunungkidul MOJOK.CO
Kilas

Festival Kebudayaan Yogyakarta (FKY) 2025: Menyerap Etosa Budaya Gunungkidul dalam Adoh Ratu Cedhak Watu

4 Oktober 2025
Pantai Watu Kodok, Gunungkidul, Jogja. MOJOK.CO
Catatan

Jalan-jalan ke Pantai Watu Kodok Jogja Jadi Tak Menyenangkan karena “Orang yang Mencurigakan”

17 September 2025
Pilih slow living di Gunungkidul, Jogja usai pindah kerja di sebuah perusahaan yang ada di Dubai. MOJOK.CO
Ragam

Merelakan Gaji Besar dari Perusahaan di Dubai daripada Mental Rusak karena Tekanan Hidup dan Pilih Slow Living di Gunungkidul

12 Juni 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

20 Desember 2025
Petung Jawa dan Seni Berdamai dengan Hidup

Petung Jawa dan Seni Berdamai dengan Hidup

23 Desember 2025
Benarkah Keturunan Keraton Jogja Sakti dan Bisa Terbang? MOJOK.CO

Benarkah Keturunan Keraton Jogja Sakti dan Bisa Terbang?

18 Desember 2025
Anugerah Wanita Puspakarya 2025, penghargaan untuk perempuan hebat dan inspiratif Kota Semarang MOJOK.CO

10 Perempuan Inspiratif Semarang yang Beri Kontribusi dan Dampak Nyata, Generasi ke-4 Sido Muncul hingga Penari Tradisional Tertua

23 Desember 2025
Elang Jawa terbang bebas di Gunung Gede Pangrango, tapi masih berada dalam ancaman MOJOK.CO

Balada Berburu Si Elang Jawa, Predator Udara Terganas dan Terlangka

19 Desember 2025
Menteri Kebudayaan Fadli Zon dan Wali Kota Agustina Wilujeng ajak anak muda mengenal sejarah Kota Semarang lewat kartu pos MOJOK.CO

Kartu Pos Sejak 1890-an Jadi Saksi Sejarah Perjalanan Kota Semarang

20 Desember 2025

Video Terbaru

Petung Jawa dan Seni Berdamai dengan Hidup

Petung Jawa dan Seni Berdamai dengan Hidup

23 Desember 2025
Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

20 Desember 2025
SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.