Rangkaian Audisi Umum PB Djarum 2025 mulai memasuki tahap turnamen pada Rabu (10/9). 1.729 peserta yang sebelumnya memadati GOR Djarum Jati, Kudus, Jawa Tengah, kini tersisa 383 atlet belia. Mereka semua berjuang mengerahkan seluruh kemampuan terbaik guna bisa melaju ke babak berikutnya. Tak sedikit yang sudah pernah mencicipi kerasnya persaingan meraih Super Tiket dalam audisi di tahun-tahun sebelumnya.
Salah satunya ialah Jisrel Elfiano Lumoindong yang tergabung di U-11 Putra. Talenta asal Manado, Sulawesi Utara ini pertama kali mengikuti Audisi Umum PB Djarum pada 2022 ketika masih berusia 7 tahun. Saat itu, ia mampu melaju sampai tahap turnamen hari pertama. Keberhasilan itu membuatnya semakin tertantang untuk kembali berjuang pada Audisi Umum PB Djarum 2023 dan 2025. Di samping itu kesuksesan sang kakak, Aurellia Florenza Lumoindong yang sudah lebih dulu bergabung dengan PB Djarum dari tahun 2023 semakin menginspirasi Jisrel.
“Di tahun 2024, saya memang sengaja tidak ikut Audisi Umum PB Djarum karena ingin fokus latihan untuk meningkatkan kemampuan. Tahun ini saya kembali berjuang di Kudus dan optimis melangkah lebih jauh dari sebelumnya serta meraih Super Tiket. Saya ingin mengikuti jejak kakak yang sudah berhasil menjadi atlet PB Djarum dengan banyak prestasi,” ujar peserta yang masih berusia 10 tahun ini.

Tekad Menjadi Atlet Bulu Tangkis
Perjuangan tak kenal lelah juga diperlihatkan peserta KU 12 Putri, Natthania Alaika Djamal. Dalam Audisi Umum tahun lalu, ia berhasil meraih Super Tiket dan melaju ke Tahap Karantina. Sayang, ia gagal bergabung dengan PB Djarum lantaran kurang optimal saat menjalani latihan di asrama PB Djarum. Tahun ini, ia bertekad untuk bisa menjadi keluarga besar klub bulutangkis yang bermarkas di Kudus tersebut.
“Tekad saya menjadi atlet bulutangkis semakin bulat usai berhasil melangkah hingga tahap karantina Audisi Umum PB Djarum 2024. Namun, saat itu karena kondisi badan kurang fit membuat saya tidak bisa terus tampil maksimal. Tahun ini, saya lebih percaya diri bisa mewujudkan mimpi menjadi atlet PB Djarum, karena sudah melakukan persiapan lebih matang dan menjaga kondisi kesehatan,” ucap Atta.
Menariknya, Attha, sapaan akrab atlet asal PB Anugerah Denpasar tersebut berjuang dengan hasil keringat sendiri guna kembali menginjakkan kaki ke Kudus. Selain persiapan teknik dan mental, Attha mengumpulkan ‘modal’ dari hasil ia menjuarai berbagai turnamen di tahun 2024. Diantaranya adalah Juara 1 Kejurprov Bulutangkis Bali, Juara 2 Walikota Cup Denpasar, Juara 1 Anugerah LMATS Open 2024.
“Kegagalan tahun lalu membuat saya semakin giat berlatih dari hari Senin sampai Sabtu, tiga jam setiap harinya bersama PB Anugerah, ditambah latihan fisik sendiri. Saya juga mengikuti banyak turnamen untuk terus mengukur kemampuan. Selain itu hadiah yang saya dapat selama mengikuti turnamen selalu saya tabung supaya bisa kembali ke Kudus tahun ini dan mewujudkan mimpi menjadi atlet PB Djarum,” ujar Attha yang menyukai bulu tangkis dari 2022.
Kualitas Meningkat dan Merata
Hendrawan, pemegang titel Juara Dunia Tunggal Putra tahun 2001, kini Technical Advisor Men’s & Women’s Singles PB Djarum mengatakan bahwa Audisi Umum sangat penting. Hal ini untuk menjaga regenerasi atlet masa depan. Menurutnya tiga kelompok usia yang disasar pada audisi yakni U-11, KU 11, dan KU 12. Usian ini tepat untuk dibina sejak dini.

“Saya melihat secara general talenta-talenta yang ada di Audisi Umum PB Djarum 2025 hampir merata. Perlu ditekankan bahwa bakat-bakat yang terpilih bukan berarti nantinya pasti akan menjadi juara. Kami tentu berusaha memberikan yang terbaik agar talenta mereka terus berkembang, tapi tentu banyak faktor yang mempengaruhi mereka dapat sukses atau tidaknya di masa depan,” kata Hendrawan.
Sementara mengenai kriteria, menurutnya teknik dasar serta daya juang menjadi acuan utama. Ini nantinya akan ‘dipoles’ ketika sudah resmi bergabung ke klub PB Djarum. “Di Audisi Umum ini, kriteria yang kami cari tentunya sudah memiliki kemampuan dasar cukup lengkap secara teknik dasar bermain, footwork, dan semangat juang. Kemudian, di tahap karantina kami bisa melihat lebih jelas lagi kesehatan fisik, karakter, dan mental pemain apakah sudah siap untuk ditempa menjadi seorang atlet,” ucapnya menambahkan.
Perjuangan Gabung PB Djarum
Sementara itu ganda campuran legendaris. Peraih medali emas Olimpiade Rio de Janeiro 2016 yang menjabat Penasihat Teknik PB Djarum, Liliyana Natsir dan Tontowi Ahmad kembali memantau bakat para peserta. Mereka menilai bahwa di setiap tahunnya, para pebulutangkis belia selalu mengalami peningkatan secara kualitas.
“Audisi Umum tahun ini saya melihat lebih baik ya secara kualitasnya. Tapi bukan hanya kualitas yang kami lihat, mental bertanding, daya juang dan sektor lainnya juga kami perhatikan,” ujar Liliyana.
Liliyana Natsir mengapresiasi perjuangan mereka yang tak kenal lelah untuk bergabung PB Djarum. Pasalnya, ada peserta yang telah mengikuti Audisi Umum PB Djarum lebih dari satu kali. Ia berharap agar melalui audisi ini semakin banyak atlet dari setiap sektor maupun kelompok usia, sehingga prestasi bulutangkis Indonesia semakin gemilang.
“Mereka yang ikut audisi lebih dari sekali artinya punya daya juang dan keinginannya besar untuk masuk PB Djarum. Mereka yang belum berhasil harus melihat patokan kualitas atlet yang bergabung PB Djarum dari audisi ini seperti apa. Hal ini bisa untuk introspeksi dan evaluasi agar di tahun depan bisa lebih baik. Kami ingin menemukan bibit unggul supaya ada regenerasi. Karena jika sudah ada atlet di top layer, layer-layer berikutnya juga harus ada, jangan terlalu jauh gap-nya,” tegas Liliyana.
BACA JUGA Ribuan Atlet Muda Bersaing di Audisi PB Djarum, Siap Lanjutkan Kejayaan Bulu Tangkis Indonesia atau liputan Mojok lainnya di rubrik Liputan.












