MOJOK.CO – Citra Jokowi sebagai presiden kartu semakin kuat setelah Jokowi memperkenalkan tiga “kartu sakti” baru
Sejak menjabat sebagai Presiden pada 2014 lalu, Jokowi tercatat sudah menerbitkan setidaknya lima kartu sakti. Lima kartu sakti ini merupakan program subsidi dari pemerintah untuk masyarakat untuk kepentingan tertentu.
Lima kartu tersebut antara lain adalah Kartu Indonesia Pintar, Kartu Indonesia Sehat, Kartu, Keluarga Sejahtera, Kartu Program Keluarga Harapan, dan Kartu Beras Sejahtera.
Saking banyaknya program subsidi yang terealisasikan dalam bentuk kartu, sampai-sampai banyak yang menyebut Jokowi sebagai Presiden kartu.
Nah, citra Jokowi sebagai seorang Presiden kartu ini agaknya akan bertahan lama dan justru akan semakin menguat, sebab, pada hari Sabtu, 9 Maret 2019 kemarin, Jokowi kembali memperkenalkan tiga kartu sakti barunya saat menghadiri acara Deklarasi Alumni Sriwijaya Bersatu di Palembang.
Tiga kartu sakti terbaru ini adalah Kartu Indonesia Pintar Kuliah, Kartu Sembako Murah, dan Kartu Pra-Pekerja.
Kartu Indonesia Pintar Kuliah digunakan untuk membantu pembiayaan pendidikan lanjutan. Kartu Sembako Murah digunakan untuk mempermudah mendapatkan sembako dengan harga yang sangat terjangkau. Sedangkan kartu Pra-Pekerja digunakan untuk membantu para pemuda dalam mendapatkan fasilitas pelatihan sebelum masa kerja.
“Tiga kartu ini dari hasil penelitian ilmiah, bukan mengada-ada. Jadi saya titipkan tiga kartu ini,” kata Jokowi.
Seperti diketahui, jurus “Kartu Sakti” selama ini memang menjadi salah satu program kerja dan senjata utama Jokowi dalam berkampanye.
Walau mendapatkan banyak dukungan, namun tak sedikit pula yang mengkritik penambahan program “kartu sakti” Jokowi. Maklum saja, lima kartu sebelumnya yang sudah ada dianggap masih mempunyai banyak kekurangan, baik secara teknis maupun secara pelaksanaan. Dari mulai soal ketidaktepatan penerima, kesulitan dalam akses, sampai distribusi yang dianggap masih belum merata sepenuhnya.
Mangkanya, ketika Jokowi memperkenalkan tiga kartu baru, banyak pihak yang langsung nyinyir. “Yang lama masih belum beres, Sudah nambah kartu lagi”, kira-kira begitu poin nyinyir yang muncul.
Yah, semoga saja, program-program berbasis kartu sakti yang dicanangkan oleh Jokowi bisa berjalan dengan baik dan lancar. Hal tersebut tentu demi kemajuan NKRI, Negara Kartu, eh, Kesatuan Republik Indonesia.