MOJOK.CO – Jumlah kasus corona di Indonesia yang terus meningkat dan belum juga melandai menjadi peringatan serius tentang potensi Indonesia sebagai episentrum baru corona di Asia.
Romantisme masa lalu tentang Indonesia macan Asia tampaknya bakal bisa benar-benar diraih dalam waktu dekat ini. Sayangnya ke-macan-an ini bukan lagi tentang pertahanan militer maupun olahraga, melainkan jumlah kasus positif corona.
Per hari ini, jumlah pasien positif corona di Indonesia sudah mencapai angka 84.882 kasus. Jumlah tersebut secara resmi sudah menyalip China, negara asal corona, yang jumlah kasus positifnya tercatat sebanyak 83.660.
Tingginya angka kasus corona di Indonesia ini tentu saja harus diperhatikan dan diwaspadai, sebab bila tidak, pasti akan semakin memburuk.
Ahli Epidemiologi Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman, mengatakan bahwa dengan kondisi yang terus seperti ini, Indonesia sangat berpotensi menjadi episentrum corona baru di Asia.
“Dengan eskalasi pertambahan eksponensial yang akan menyentuh 100 ribu, dan kapasitas testing dan tracing di berbagai daerah yang belum meningkat, maka potensi kita jadi episentrum baru di Asia bisa terjadi,” terang Dicky kepada CNN Indonesia.
Menurut Dicky, jumlah kasus corona di Indonesia saat ini masih tergolong sangat kecil bila dibandingkan dengan rasio jumlah pengetesan yang sudah ada. Seandainya jumlah tes yang ada diperbanyak, maka jumlah kasus corona di Indonesia diyakini akan naik berkali-kali lipat dari data yang sudah ada.
“Dengan jumlah kasus yang hampir sama, kita baru melakukan tes pada orang sekitar 700 ribu. Sedangkan China hampir 90 juta,” kata Dicky.
Pendapat Dicky ini senada dengan peringatan WHO yang sempat ditujukan kepada Indonesia pada pertengahan bulan April lalu. WHO saat itu sempat memperingatkan Asia Tenggara, utamanya Indonesia yangdisebut punya potensi besar untuk menjadi episentrum baru corona di regional Asia.
Kini, dengan pertumbuhan kasus di Indonesia yang sangat mencolok, peringatan berbalut prediksi dari WHO tersebut tampaknya memang benar-benar sedang terjadi.
Saat ini, berdasarkan data dari Johns Hopkins University, lima besar negara Asia dengan kasus corona tertinggi memang masih ditempati oleh India, Iran, Pakistan, Arab Saudi, dan Bangladesh. Namun dengan jumlah tes yang memadahi, bukan tak mungkin Indonesia bisa menyodok masuk dan menggeser salah satunya.