Selalu ada kabar gembira untuk mereka yang senantiasa setia mendukung para kontestan politik menjelang Pilpres 2019. Setelah beberapa hari yang lalu kelompok #2019GantiPresiden merasa bahagia karena rencana terbentuknya Koalisi Keummatan semakin nyata, kini, giliran kelompok #2019TetapJokowi yang mendapat suntikan tenaga besar berupa kabar bahwa Jokowi terpilih menjadi pejabat yang paling banyak kembalikan gratifikasi ke KPK.
Kabar membahagiakan ini datang langsung dari Direktur Gratifikasi KPK Giri Suprapdiono yang memberikan pers rilis di Gedung KPK, Jalan Kuningan Persada, Jakarta Selatan, Senin 4 Juni lalu.
Dalam pers rilis tersebut dikatakan bahwa Presiden Jokowi memimpin dalam daftar teratas dalam urusan pengembalian hadiah yang pernah diterimanya kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Tak tanggung-tanggung, sampai saat ini, Jokowi sudah mengembalikan hadiah senilai 58 miliar.
“Total nilai gratifikasi milik negara terbesar dari pengembalian Presiden Jokowi Rp58 miliar,” kata Giri Suprapdiono.
Selama ini, Jokowi memang beberapa kali diketahui melaporkan dan menyerahkan hadiah-hadiah yang pernah ia dapat kepada KPK. Hal tersebut bahkan sudah rutin ia lakukan sejak ia menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.
Pertengahan tahun 2013, misalnya, Jokowi melaporkan dan menyerahkan kepada negara bass pemberian dari Roberto Trujilo, bassist Metallica yang saat itu memang sedang mengadakan konser di Jakarta.
Kemudian di awal tahun 2014, Jokowi menyerahkan kacamata bermerek Hawker pemberian dari pembalap Moto GP Jorge Lorenzo.
Lalu Jokowi pernah juga menyerahkan hadiah berupa tea set pemberian dari perusahaan minyak Rusia, Rosneft Oil Company.
Yang cukup heboh adalah tahun lalu, di mana Jokowi menyerahkan kepada KPK dua ekor kuda seharga Rp170 juta yang merupakan pemberian dari warga Nusa Tenggara Timur.
Hampir semua hadiah yang didapat oleh Jokowi dilaporkan kepada KPK. Tak heran jika kemudian hadiah-hadiah yang dikembalikan oleh Jokowi nilainya fantastis.
Kabar soal ditetapkannya Jokowi sebagai pejabat negara yang paling banyak melaporkan penerimaan gratifikasi ini tentu saja menjadi hal yang baik bagi iklim pemerintahan. Sebab ia menjadi contoh yang nyata sikap jujur di kalangan pejabat.
Bagi kelompok #2019TetapJokowi, kabar ini merupakan amunisi yang cantik untuk terus mendukung Jokowi utamanya di Pilpres mendatang, sedangkan bagi kelompok #2019GantiPresiden, kabar ini mungkin cukup membuat perut mual.
Yah, memang begitulah politik.