MOJOK.CO – Angka pertambahan kasus Covid-19 terus meningkat pesat, sementara tingkat kesembuhan punya kecenderungan menurun. Hal tersebut membuat Jokowi kecewa berat.
Sembilan bulan sudah Indonesia bergumul kelewat mesra dengan pandemi Covid-19. Selama sembilan bulan itu pula harapan akan membaiknya keadaan tak pernah muncul. Kondisi yang diharapkan semakin baik justru semakin parah.
Hal tersebut, tak pelak, membuat Presiden Jokowi kecewa berat. Kekecewaan tersebut ia luapkan saat memimpin rapat terbatas pembahasan Laporan Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional, di Istana Merdeka, pada Senin, 30 November 2020 lalu.
“Ini semuanya memburuk semuanya,” ujar Jokowi dengan wajah yang begitu dingin dan layu seperti dikutip dari CNBC Indonesia.
Seperti diketahui, per November 2020, rata-rata kasus aktif Covid-19 di Indonesia memang meningkat 13,41%.
Bulan November ini, Indonesia berkali-kali memecahkan rekornya sendiri terkait angka pertambahan kasus harian. Setelah bulan Oktober lalu Indonesia pecah rekor dengan penambahan kasus harian mencapai 4.850 kasus, di bulan November, rekor bulan Oktober kembali pecah. Pada 13 November 2020, jumlah penambahan kasus harian mencapai 5.444 kasus. Dan puncaknya, pada 29 November 2020, jumlah penambahan kasus harian mencapai 6.267 kasus.
Saat ini, jumlah total kasus Covid-19 di Indonesia sudah mencapai angka 539 ribu kasus dengan 451 ribu di antaranya sembuh dan 16.945 lainnya meninggal dunia.
Dengan pola yang sudah ada, tanpa adanya perbaikan penanganan, bukan tak mungkin jika bulan Desember nanti, jumlah angka penambahan kasus harian bisa tembus angka 7 ribu atau bahkan 8 ribu.
Hal tersebut semakin diperburuk dengan menurunnya angka kesembuhan.
“Tingkat kesembuhan juga sama. Minggu lalu 84,03%, sekarang 83,44%,” terang Jokowi masih dengan wajah yang dingin dan layu.
Dalam kesempatan yang sama, Jokowi juga sempat menyinggung Jawa Tengah dan DKI Jakarta yang saat ini menjadi dua provinsi dengan angka peningkatan kasus yang sangat pesat.
“Jawa Tengah dan DKI Jakarta agar dilihat betul-betul kenapa peningkatannya begitu sangat drastis.”
Ah, soal kecewa, tentu saja bukan hanya Jokowi yang kecewa, melainkan juga segenap masyarakat. Bedanya, Masyarakat punya sasaran kekecewaan, yaitu kepada pemerintah, termasuk Jokowi. Sedangkan Jokowi pastilah bingung, mau kecewa kepada siapa.
Sesama orang kecewa memang dilarang saling mendahului.
BACA JUGA Harus Gimana Lagi sama Orang yang Percaya Konspirasi Wahyudi Covid-19? dan artikel KILAS lainnya.