MOJOK.CO – Puluhan ribu suporter bola dari berbagai klub berkumpul di Stadion Mandala Krida. Mereka berdoa bersama dan menyampaikan dukacita atas tragedi Kanjuruhan. Momen ini sekaligus jadi ajang untuk bersatu dan hentikan rivalitas kebencian antarsuporter.
Suasana haru dan tak biasa terlihat di Stadion Mandala Krida, Selasa (4/10/2022) malam. Puluhan ribu suporter berbagai klub sepakbola tanpa melihat perbedaan menggelar salat ghaib dan doa bersama atas tragedi memilukan di Stadion Kanjuruhan yang menewaskan 131 orang. Basis suporter PSIM, Brajamusti dan Maident mengundang sejumlah elemen suporter dalam doa bersama ini.
Sejumlah elemen suporter diundang dalam doa bersama kali ini. Sebut saja CNF, Paserbumi, Slemania, BCS, DIJ, Viking Jogja, Pasjog, Lajog, Bonek Jogja, Ultras Garuda, LA Grande, Sriwijaya, Maczman, Smeck, Arema Jogja, Persipura dan suporter Persis.
Sebelum doa bersama, Brajamusti menjemput suporter dari klub lain. BCS dijemput pada pukul 18.00 WIB di Jalan Solo. Sedangkan Slemania dijemput langsung di Jombor.
Dalam kesempatan ini, beberapa perwakilan klub pun menyampaikan refleksi atas tragedi yang memilukan di Kanjuruhan. Sembari berdoa bersama, para suporter menyalakan lilin dan flashlight atau lampu gadget. Mereka pun bersama-sama menyanyikan lagu ‘Indonesia Pusaka’ sebagai bentuk kecintaan bersama atas bangsa Indonesia.
Ketua DPP Brajamusti, Muslich Burhanuddin mengungkapkan, doa bersama tersebut rencananya hanya dihadiri oleh Brajamusti dan The Maident. Namun banyak elemen suporter yang akhirnya ikut.
“Saatnya semua untuk membuat sejarah bahwa mulai saat ini, semua akan menghentikan kebencian-kebencian. Mari kita mewariskan hal positif ke anak-cucu kita agar sepak bola Indonesia penuh sukacita,” paparnya.
Di akhir seremonial doa bersama, suasana haru dan syahdu di Mandala Krida muncul. Dua lagu yang menjadi anthem PSIM dan PSS Sleman di kumandangkan. Anthem ‘Aku Yakin Dengan Kamu’ milik PSIM terdengar lebih dulu dinyanyikan suporter. Disusul kemudian anthem PSS Sleman, ‘Sampai Kau Bisa’. Dua lagu ini diharapkan menjadi penanda hilangnya rivalitas antarsuporter.
Sementara Kapolresta Yogyakarta, Kombes Idham Mahdi mengungkapkan doa bersama yang digelar para suporter kali ini baru pertama kali terjadi sejak dia menjadi polisi selama 25 tahun. Peristiwa yang membanggakan ini menjadi momen yang sangat istimewa dalam mengeratkan persaudaraan antarsuporter.
“Kami memohon maaf sebagai pihak kepolisian. Kejadian [di kanjuruhan] membuat polri lebih instropeksi dalam tugas-tugas kedepannya. Sepakbola adalah seni dan pemersatu bangsa dan suporter merupakan bagian dalam pengamanan,” paparnya.
Perwakilan Aremania yang ikut hadir, Husein mengungkapkan rasa terimakasih atas acara doa bersama ini. Apalagi tragedi di Kanjuruhan merupakan musibah terkelam di tanah air.
“Duka mendalam bagi kita semuanya. Bukan hanya suporter, tapi seluruh masyarakat,” tandasnya.
Dia dan Aremania berharap momentum bersama kali ini membuat seluruh suporter menjadi lebih dewasa dan bijak lagi dalam menyikapi sebuah rivalitas. Apalagi tidak ada sepak bola yang lebih dari nyawa manusia.
“Sepak bola adalah hiburan, bukan ladang pembantaian. Semoga ada hikmah yang besar dengan adanya peristiwa ini,” imbuhnya.
Reporter: Yvesta Ayu
Editor: Purnawan Setyo Adi