MOJOK.CO – Indonesia mengajar adalah salah satu jejak Anies Baswedan di bidang pendidikan. Sebelum terjun sebagai pejabat publik dan politisi, Anies terlebih dahulu membangun karir sebagai akademisi.
Anies Baswedan salah satu bakal calon presiden (capres) di Pemilu 2024. Sebelum mengincar posisi nomor satu di Indonesia, Anies pernah menjadi Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022. Gubernur bukanlah pengalaman Anies sebagai pejabat publik yang pertama, sebelumnya Anies pernah sempat dipercaya oleh Presiden RI Joko Widodo mengemban posisi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud). Anies resmi dilantik pada 2014 dan kena reshuflle pada 2016.
Sebelum sibuk menjadi pejabat publik, pria kelahiran Kuningan, Jawa Barat itu terlebih dahulu membangun karir sebagai akademisi. Ia pernah menjadi rektor Universitas Paramadina selama delapan tahun. Anies diangkat menjadi rektor pada 15 Mei 2007. Di usianya yang masih 38 tahun, ia menggantikan posisi rektor sementara, Sohibul Iman, ini menjadikan Anies sebagai rektor termuda di Indonesia pada saat itu. Ia kembali diangkat menjadi Rektor Universitas Paramadina pada 5 Mei 2011 hingga 2015.
Kepercayaan Yayasan Wakaf Paramadina menunjuk Anies sebagai Rektor bukan tanpa alasan, Anies menang cemerlang di bidang akademik. Setelah menyelesaikan pendidikan jenjang sarjana di Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada, Anies melanjutkan pendidikan S2 di University of Maryland, School of Public Policy, College Park, Amerika Serikat. Sementara jenjang S3 ia tempuh di Northern Illinois University, Department of Political Science, Dekalb, Illinois, Amerika Serikat. Pendidikannya di luar negeri ia tempuh dengan beasiswa.
Karirnya di bidang pendidikan tidak sebatas itu. Pria kelahiran 54 tahun silam itu juga menggagas adanya Indonesia Mengajar. Indonesia Mengajar adalah lembaga nirlaba yang merekrut, melatih, dan mengirim generasi muda ke berbagai daerah di Indonesia untuk mengabdi sebagai pengajar muda di sekolah dasar selama satu tahun.
Melanjutkan gagasan rektor UGM
Rancangan ide Indonesia Mengajar sebenarnya sudah muncul sekitar 1990-an. Saat itu Anies masih menjadi mahasiswa UGM yang banyak berguru dan belajar dari Koesnadi Hardjasoemantri atau Pak Koes, rektor Universitas Gadjah Mada periode 1986–1990.
Pak Koes sempat membuat gagasan bernama Pengerahan Tenaga Mahasiswa atau PTM sekitar 1950-an. Program itu bertujuan mengisi kekurangan guru SMA di daerah-daerah terpencil, khususnya di luar Pulau Jawa. Tidak sebatas mengisi kekurangan guru, dalam beberapa kasus, PTM juga membangun sekolah baru di suatu daerah.
Pak Koes merupakan salah satu angkatan awal program ini. Pada saat itu ia pergi ke Kupang selama beberapa tahun. Saat pulang dari Kupang, Pak Koes mengajak beberapa siswa paling pandai untuk berkuliah di UGM. Salah satunya Adrianus Mooy yang kemudian pernah menjadi Gubernur Bank Indonesia periode 1988–1993.
Program inilah yang menginspirasi Anies mendirikan Indonesia Mengajar. Ia tidak ingin kegiatan-kegiatan bermanfaat seperti itu hanya jadi sebatas program. Ia ingin menjadikannya sebuah gerakan.
Indonesia Mengajar justru belajar dari masyarakat
Indonesia Mengajar lahir pada 2009. Selain terinspirasi dari apa yang dilakukan Koesnadi Hardjasoemantri, landasan Indonesia mengajar adalah janji kemerdekaan mencerdaskan kehidupan bangsa. Seluruh masyarakat Indonesia belum merasakan janji ini. Padahal dengan pendidikan yang mereka raih, mereka bisa mencapai kehidupan yang lebih baik untuk diri dan keluarganya. Pendidikan yang layak bisa mengangkat sisi ekonomi dan sosial keluarga.
Sementara di luar sana banyak sekali pemuda potensial yang memiliki kepedulian pada bangsanya. Indonesia Mengajar berupaya mengajak para pengajar muda menyelami kehidupan di penjuru Indonesia dengan tinggal, hidup, dan belajar dari masyarakat setempat selama satu tahun.
“Hal itu hal mengantarkan kami untuk merekrut mereka, mengetuk pintu hatinya, dan mengajak mereka terlibat langsung untuk melunasi janji kemerdekaan. Kami menyebut mereka sebagai Pengajar Muda,” mengutip dari laman resminya Indonesia Mengajar.
Sejak berdiri hingga 2022, setidaknya Indonesia Mengajar sudah mengirim 1.157 pengajar muda ke 38 kabupaten di 25 provinsi di Indonesia. Mereka yang diterjunkan bukanlah pahlawan yang datang dengan jutaan harapan dan kemampuan untuk menyelamatkan suatu daerah. Indonesia Mengajar percaya, semua orang adalah guru dan semua tempat adalah sekolah. Mereka meyakini masyarakat sebenarnya telah berdaya terhadap dirinya sendiri, kehadiran pengajar muda lebih sebagai pemantik untuk aksi-aksi lokal.
Selain program Pengajar Muda, Indonesia Mengajar menginisiasi program-program kerelawanan lain seperti Kelas Inspirasi, Ruang Berbagi Ilmu, Tembokpedia, Taman Teman Bermain, Indonesia Mengajar Learning Institute (IMstitute), dan Lab Gerakan.
Penulis: Kenia Intan
Editor: Purnawan Setyo Adi
BACA JUGA Menengok Eloknya Desa Kelahiran Anies Baswedan yang Namanya Berasal dari Sebatang Pohon
Cek berita dan artikel Mojok lainnya di Google News