MOJOK.CO – Penyelidikan bantuan sosial (bansos) yang terkubur di lahan parkir JNE, Kelurahan Sukmajaya, Depok, Jawa Barat terus berlanjut. Diketahui, bansos yang ditimbun itu merupakan beras bantuan presiden (banpres) yang berjumlah 289 karung atau setara untuk 139 keluarga penerima manfaat (KPM). Beratnya mencapai 3.675 kilogram.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divisi Humas Polri Brigjen Pol. Ahmad Ramadhan menjelaskan, perusahaan logistik JNE telah mengubur atau memendam banpres tersebut. Namun, menurut keterangan pihak JNE, beras yang dikubur pada tanggal 5 November 2021 dalam kondisi tak layak untuk disalurkan.
“Menurut pihak JNE, beras yang dikubur rusak karena basah kehujanan, sehingga pihak JNE menyatakan tidak layak dibagikan ke KPM. Itu alasan JNE,” ungkap Ramadhan, Selasa (2/8/2022) seperti dikutip dari Antara.
Kronologi penemuan
Penimbunan beras banpres pertama kali terungkap dari keterangan RS, selaku pemilik lahan. Ia menyebutkan telah terjadi penimbunan atau pemendaman beras sumbangan sembako bansos di lahan miliknya. Pada Sabtu (30/7/2022) RS melaporkan ke Polres Depok dan melakukan penggalian dengan menggunakan alat berat. Dari penggalian itu ditemukan beras banpres bermerk ‘Kita Premium’ dengan kemasan ukuran 5 Kg, 10 Kg, 20 Kg, serta beberapa beras yang sudah berhamburan di tanah.
Usai penemuan itu, polisi langsung melakukan pengamanan di sekitar lokasi dan memasang garis polisi. Terkait laporan tersebut, penyidik Polri menggali keterangan lebih lanjut dari Vice President Qualilty and Fasility JNE berinisial SJ. Menurut pengakuan SJ, pemendaman beras di Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok itu sudah sesuai dengan perjanjian kerja sama antara pembukuan kantor cabang utama PT Tiki Jalur Nugraha Eka Kurir dengan PT Indah Berkah Bersaudara.
“Yang melaksanakan pemendaman beras adalah PT Indah Berkah Bersaudara,” kata Ramadhan. Adapun dalam standar operasional prosedur (SOP) JNE, tidak ada pengaturan cara pemusnahan apabila barang kiriman rusak. Akan tetapi, pemendaman itu sudah seizin JNE pusat.
Beras kehujanan
Senada dengan keterangan yang disampaikan oleh pihak JNE, Menteri Sosial Tri Rismaharini mengatakan, bansos yang terkubur tidak layak disalurkan karena basah kehujanan saat pengiriman. Hal ini ia dengar dari Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy saat melakukan tinjauan ulang pekerjaan di Kementerian Sosial (Kemensos) sebelum masa kepemimpinannya.
Risma menceritakan, pengiriman bantuan beras dilakukan oleh Bulog. Dalam perjalannnya, pengirim melaporkan barang kehujanan.
“Sehingga saat itu diputuskan, menurut Pak Menko, untuk diganti berasnya,” ujar Risma, Selasa (2/8). Dalam pengiriman memang ada perjanjian, bila beras tidak layak kirim akan dilakukan penggantian. Sehingga akhirnya, setelah dikoordinasikan, beras basah akibat kehujanan harus dilakukan penggantian oleh pihak pengiriman.
Masih ditelusuri
Mensos Risma menjelaskan, untuk menelusuri asal usul terkait bansos terkubur tersebut, Inspektorat Kemensos telah bekerja sama dengan Polda Metro Jaya, Bareskrim Polri, Dinas Sosial Depok, TKSK, pendamping sosial, pendamping PKH dan sebagainya untuk pengecekan.
Sebelumnya, Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kesejahteraan Sosial Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Andie Megantara mengatakan, menurut hasil koordinasi Tim Bantuan dan Subsidi Tepat Sasaran dengan Kementerian Sosial serta Dinas Sosial dan Kepolisian Resor Kota Depok, beras yang dipendam di Depok itu merupakan beras Bantuan Khusus Presiden atau Banpres tahun 2020. Beras yang ditemukan diduga berasal dari penyaluran Banpres Tahap 2 dan 4 Tahun 2020.
Menurut dia, pemerintah pada tahun 2020 membagikan Bantuan Presiden berupa beras kepada 1,9 juta keluarga penerima manfaat di wilayah Jakarta-Bogor-Depok-Tangerang-Bekasi. Dalam hal ini, setiap keluarga yang terdampak pandemi COVID-19 mendapat bantuan 25 kg beras.
Tidak hanya beras
Inspektur Jenderal Kemensos Dadang Iskandar menyebutkan, bansos yang terkubur tidak hanya beras. Hal ini diketahuinya setelah tim dan dua orang auditor mengecek langsung ke lapangan.
“Jadi kalau dilihat dari kondisi yang ada, ini sebenarnya bukan bantuan beras saja, tapi ada tepung, ada telur,” kata Dadang, Selasa (2/8/2022) seperti yang dikutip dari Antara. Dadang menambahkan ketika dilakukan pengecekan, kondisi lapangan seperti berbau telur busuk.
Dadang bilang, pihaknya masih belum meyakini bansos terkubur di Depok adalah milik Kementerian Sosial. Tim Inspektorat Kemensos mencocokkan data fisik karung beras yang ditemukan seberat 20 kg dan 5 kg di lapangan. Dadang mengatakan pada bantuan Kemensos 2020 diluncurkan untuk beras 20 kg, terdapat stiker tulisan “Bantuan presiden melalui Kemensos” pada karung berasnya.
“Pemda pun melakukan pemberian bantuan yang sejenis ada gula, ada telur. Kalau Kemensos sendiri tidak ada telur, tidak ada tepung. Tapi di lapangan kondisinya itu bau busuk, bau telur dan segala macam,” kata Dadang.
Penulis: Kenia Intan
Editor: Purnawan Setyo Adi