Gelaran JogjaROCKarta Festival (JRF) akan kembali mengguncang Kota Jogja pekan ini, Sabtu-Minggu, 6-7 Desember 2025 di Stadion Kridosono.
Setelah dua dekade lamanya, kini festival rock-metal terbesar di selatan Jawa tersebut hadir dalam momen yang sarat makna, yakni deklarasi persatuan skena rock Jawa Tengah dan DIY lewat inisiatif baru bernama “Mataram is Rock”.
Menurut head of creative Rajawali Indonesia selaku promotor JRF 2025, Iwe Ramadhan, inisiatif ini bukan sekadar jargon marketing, melainkan manifestasi nyata dari persaudaraan antar dua poros besar skena kota pelajar Jogja dan kota budaya Surakarta.
Festival musik legendaris Surakarta, Rock In Solo, yang tahun ini telah mencapai usia 21 tahun, dan JRF yang sekarang genap 8 tahun, hadir bergandengan, menyatukan akar budaya dan semangat rock dalam satu dentuman distorsi.
Bagi Iwe, ini adalah wujud dari sebuah sinergi, bukan rivalitas.

“Kami ingin membuktikan bahwa Jogja dan Solo tetap terikat dalam sebuah persaudaraan. Bukan rivalitas, namun bagaimana kita dapat membangun ekosistem yang suportif dan menunjukkan bahwa diplomasi dapat dimulai dari hal sederhana termasuk melalui festival musik.” ujar Iwe dalam keterangan tertulisnya kepada Mojok, Rabu (3/12/2025).
Salah satu wujud nyata dari persaudaraan ini adalah hadirnya band legendaris metal asal Surakarta, Down For Life. Band ini bukan akan tampil sebagai “band tamu biasa”, tetapi sebagai simbol “mandat budaya”.
Kehadiran mereka di panggung JRF hadir bukan hanya sebagai penghibur, melainkan simbol deklarasi bahwa tlatah Mataram (Solo–Jogja) memiliki denyut nadi rock yang sama.
JogjaROCKarta 2025, perpisahan emosional di Kridosono
Selain menjadi ajang reuni musik keras, edisi 2025 juga menandai momen emosional. Sebab, kemungkinan besar, tahun ini akan menjadi gelaran terakhir dari festival musik legendaris kota gudeg itu.
Line-up yang dirilis panitia jauh sebelum hari H sudah cukup membuat bulu kuduk merinding. Raksasa trash-metal dunia, Anthrax, didapuk sebagai headliner, lengkap dengan barisan band lokal dan internasional lainnya.
Pada hari pertama pada 6 Desember 2025, Ugly Kid Joe dan Down For Life akan memimpin panggung, didampingi band-band Indonesia seperti lain seperti Jamrud, Rebellion Rose, Andromedha, Rolland Band, hingga Kaisar.
Sementara sehari setelahnya, akan dimeriahkan oleh Anthrax serta legenda heavy-metal Asia asal Jepang, Loudness, bersama band internasional lain seperti The HU (Mongolia).
Nama-nama tanah air dari skena rock-metal dan punk juga akan ikut memeriahkan hari kedua. Di antaranya Inferal Lamentation, The Panturas, Usman dan The Blackstone hingga Marjinal.

Selain nostalgia dan headliner internasional, JRF 2025 tetap memberi ruang bagi regenerasi lewat program “Band Submission”. Festival membuka peluang bagi musisi rock/metal tanah air untuk tampil di panggung besar bersama legenda.
Dua band terbaik dari seleksi nasional akan dipilih untuk berbagi energi dengan nama besar dunia.
Visual dan estetika pun mendapat perhatian khusus. Festival tahun ini dipercayakan kepada ilustrator kenamaan Dwiky KA. Karyanya yang khas: gaya fiksi ilmiah, ekstraterestrial, nostalgia komik era 1950-an, memberi warna tersendiri pada penyelenggaraan dan merchandise resmi.
Dari Solo ke Jogja, meneruskan warisan
Sebelumnya, edisi terbaru Rock In Solo Festival digelar pada 22–23 November 2025 di Benteng Vastenburg, Surakarta yang menandai usia ke-21 festival ini.
Format dua hari penuh di lokasi sejarah kota Solo itu kembali membuktikan bahwa skena rock/metal di Jawa Tengah terus hidup dan relevan.
Dengan “Mataram is Rock”, para inisiator berharap tidak saja merayakan dua festival besar, tapi membangun ekosistem yang suportif: tanpa sekat kota, tanpa paradigma rivalitas antar skena.
View this post on Instagram
Bagi penikmat musik cadas, JogkaROCKarta 6-7 Desember jadi lebih dari sekadar konser. Ia adalah perayaan paseduluran, penghormatan atas sejarah skena, dan selebrasi ulang dari semangat musik keras yang mengalir di nadi tlatah Mataram.
Penulis: Ahmad Effendi
Editor: Muchamad Aly Reza
BACA JUGA: Wall of Love: Merayakan Lebaran Metal dengan Berpelukan di Tengah Moshpit Down For Life












