Selalu ada kejutan dalam setiap kontestasi politik, tak terkecuali di ajang Pilpres 2019 mendatang. Salah satu jenis kejutan yang lazim dalam setiap kontestasi politik adalah munculnya nama-nama tak terduga yang masuk dalam daftar usulan calon presiden yang akan maju.
Nah, di Pilpres 2019, ada cukup banyak nama yang masuk dalam daftar usulan capres dan/atau cawapres. Dari mulai yang punya kemungkinan besar untuk maju seperti Jokowi dan Prabowo, sampai sosok-sosok “sekunder” seperti Gatot Nurmantyo, Muhaimin Iskandar, Agus Harimurti Yudhoyono, Zulkifli Hasan, san masih banyak lagi.
Dari sekian banyak usulan nama, agaknya tak ada yang yang lebih mengejutkan ketimbang munculnya nama Habib Rizieq Shihab atau HRS dalam daftar usulan nama capres/cawapres.
Seperti diketahui, Habib Rizieq beberapa waktu yang lalu memang membuka peluang kemungkinan bagi dirinya untuk mencalonkan diri sebagai presiden.
Hal tersebut diaungkapkan oleh Ketua Umum Persaudaraan Alumni 212 (PA 212) Slamet Maarif. Ia mengatakan bahwa Habib Rizieq Shihab siap maju Pilpres 2019 andai diminta umat dan ulama. “Insya Allah jika diminta ulama dan umat (Habib Rizieq siap maju Pilpres 2019),” kata Slamet yang juga jubir FPI itu melalui WhatsApp.
Sebelumnya, Habib Rizieq disebut ikut aktif dalam kontestasi Pilpres 2019 dengan memberi arahan kepada Gerindra, PKS, PAN, dan PBB untuk berkoalisi menghadapi Jokowi.
Munculnya nama Habib Rizieq ini kemudian memunculkan tanggapan-tanggapan dari dari banyak pihak, tak terkecuali dari partai-partai yang oleh Habib Rizieq diberi arahan untuk berkoalisi.
PKS, misalnya, menganggap Habib Rizieq lebih cocok sebagai penjaga capres cawapres ketimbang sebagai capres atau cawapres. “Untuk capres, posisi HRS tidak sebagai calon. Tapi sebagai penjaga dan pengawal capres dan cawapres agar bangsa ini diberkahi,” kata Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera.
Sementara itu, PAN, melalui Ketua DPP Mulfachri Harahap, mempersilakan jika memang Habib Rizieq maju sebagai capres atau cawapres, namun, dia mengingatkan bahwa rakyatlah yang akan jadi penentunya.
Senada dengan PKS, Gerindra meminta Habib Rizieq fokus menjadi Imam Besar. Sedangkan PBB, sejauh ini masih tetap fokus untuk memperjuangkan ketua umumnya, Yusril Ihza Mahendra agar bisa mendapatkan tiket sebagai capres atau cawapres.
Yah, apakah mungkin Habib Rizieq menjadi capres dan cawapres di Pilpres 2019? Mungkin saja. Tak ada yang tak mungkin dalam dunia politik. Yang jelas, kalau Habib Rizieq mau jadi capres atau cawapres, syarat yang paling utama dan pertama adalah satu: Pulang ke Indonesia. Sebab tak mungkin ia jadi capres atau cawapres Indonesia, tapi kampanyenya di Madinah atau Jeddah sana.
Bukan begitu, Bib?