Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Kilas

Gali Alun-alun Utara, Keraton Yogyakarta Ingin Kembalikan ‘Laut Tak Berpantai’

Yvesta Ayu oleh Yvesta Ayu
15 April 2022
A A
keraton yogyakarta ganti tanah alun-alun utara

Penggantian tanah pasir di Alun-alun Utara dilakukan Keraton Yogyakarta. (Yvesta Ayu/Mojok.co)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Keraton Yogyakarta menggali Alun-alun Utara untuk dikembalikan seperti semula. Revitalisasi yang rencananya berlangsung empat bulan ini akan menjadikan kawasan tersebut layaknya laut tak berpantai. 

Sejak beberapa hari terakhir, Keraton Yogyakarta punya gawe. Alun-alun Utara yang sejak pertengahan 2021 lalu dipagari tanpa aktivitas saat ini mulai nampak dibenahi.

Dua eskavator melakukan pengerukan tanah yang berada di dekat dua pohon beringin kurung Kiai Dewadaru dan Kiai Wijayadaru. Truk pasir pun keluar masuk kawasan tersebut dengan penjagaan sejumlah pekerja.

Wakil Penghageng II Tepas Panitikisma Keraton Yogyakarta, KRT Suryo Satriyanto, Kamis (14/04/2022) mengungkapkan, aktivitas ini dilakukan Tepas Panitikisma selaku penanggungjawab aset-aset Keraton. Mereka tengah melakukan pemuliaan Alun-alun Utara dengan melakukan penggantian pasir.

Tanah di Alun-alun Utara telah mulai digali secara bertahap sejak Minggu (03/04/2022) silam. Ditargetkan penggantian pasir akan selesai dalam empat bulan ke depan pada Juli 2022.

“Aktivitas itu dilakukan untuk memperbaiki kondisi tanah di Alun-alun Utara. Selama ini, terdapat banyak aktivitas yang menyebabkan kondisi alun-alun kurang ideal. Material asli penyusun alun-alun yakni pasir, telah tercampur dengan banyak material lain karena kegiatan yang dilaksanakan di Alun-alun Utara sering tidak inline dengan kelestarian alun-alun ditambah lagi sistem drainase kurang memadai,” paparnya.

Menurut Suryo, sejak pemuliaan dilakukan, terdapat tumpukan benda-benda yang tidak seharusnya berada di alun-alun. Tak hanya timbunan sampah, spanduk, namun juga pondasi beton untuk kegiatan temporer yang pernah digelar di alun-alun. 

“Oleh karenanya, kami mengembalikan tanah Alun-alun Utara ke material aslinya yakni pasir, sangat penting untuk menjaga kemuliaan serta kelestarian alun-alun sebagaimana mestinya,”  jelasnya. 

Mengutip laman Kratonjogja.id, bentuk awal dari Alun-alun Utara adalah permukaannya ditutup dengan pasir lembut. Ini sebagai penggambaran laut tak berpantai yang merupakan perwujudan kemahatakhinggaan Tuhan. Di tengah-tengah alun-alun ada dua beringin yang menggambarkan konsepsi mangunggaling kawula Gusti, atau bersatunya rakyat dengan raja  dan bertemunya manusia dengan Tuhan. 

Suryo menambahkan, pasir yang digunakan untuk mengganti tanah di alun-alun tersebut merupakan pasir yang berasal dari tanah Kasultanan. Pengambilan pasir telah melalui proses pemilihan dan pertimbangan tim di internal Kasultanan. 

Sebelum melakukan proses penggalian, Tepas sudah melakukan rapat koordinasi dengan berbagai instansi serta dinas terkait maupun masyarakat di sekitar lokasi pengambilan pasir. Prosesnya dilakukan bergantian dengan menukar material yang ada di Alun-alun dengan pasir yang telah dipilih. 

“Material dari Alun-alun Utara tersebut kami gunakan untuk menutup bekas galian pasir di wilayah pengambilan pasir,” paparnya.

Suryo menyebutan, proses pemuliaan ini juga merupakan langkah keraton dalam merawat aset-aset Kagungan Dalem Keraton Yogyakarta. Selain itu sebagai bentuk dukungan dalam mewujudkan Jogja sebagai Kota Warisan Dunia. 

“Hal ini juga termasuk sebagai salah satu pengejawantahan konsep menjaga dan memperindah keindahan dunia, Memayu Hayuning Bawono,” paparnya.

Iklan

Sebelumnya Penghageng Kawedanan Hageng Panitrapura atau Sekretariat Negara Keraton Yogyakarta, Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Condrokirono mengungkapkan pengerukan tanah di Alun-alun Utara tersebut bukan tanpa alasan. Keraton Yogyakarta ingin mengembalikan Alun-Alun Utara sesuai fasadnya.

“Iya, fasadnya dikembalikan seperti dulu,” jelas puteri kedua Raja Keraton Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X tersebut.

Tanah Keraton seluas 300 x 300 meter persegi tersebut, menurut Condrokirono dibersihkan. Sebab selama puluhan tahun, banyak sampah yang mengendap di Alun-Alun Utara.

Beragam aktivitas masyarakat seperti Pasar Malam dan lainnya seringkali menyisakan sampah. Akhirnya sampah yang tak terbuang masuk ke dalam tanah di kawasan tersebut.

“Alun-alun [utara] dibersihkan, banyak sampah yang puluhan tahun mengendap disitu,” paparnya.

Selain dikeruk dan dibersihkan sampah yang mengendap, Keraton Yogyakarta juga mengganti tanah di Alun-alun tersebut dengan yang baru. Karenanya terlihat truk pasir sering keluar masuk kawasan tersebut. Namun Condrokirono tidak menyebutkan dari mana Keraton Yogyakarta mengambil pasir baru untuk Alun-alun Utara.

Penambahan pasir baru tersebut sesuai fasad Alun-alun Utara. Dalam laman Keraton Yogyakarta, dahulu kala seluruh permukaan Alun-alun Utara ditutup dengan pasir lembut. Hal ini merupakan penggambaran laut tak berpantai yang merupakan perwujudan dari kemahatakhinggaan Tuhan.

Secara keseluruhan, makna alun-alun beserta kedua pohon beringin di tengahnya menggambarkan konsepsi manunggaling kawula Gusti, yakni bersatunya raja rakyat dengan raja dan bertemunya manusia dengan Tuhan.

“Kan yang kemarin [tanah alun-alun utara] itu sudah kotor, jadi diganti baru, dikembalikan seperti dulu,” tandasnya.

Kehadiran Alun-Alun Utara sesuai fasadnya memenuhi berbagai fungsi dan peran keraton sebagai pusat pemerintahan. Ruang terbuka luas ini menjadi perangkai berbagai elemen kawasan di sekitarnya, baik secara tata ruang maupun secara sosial. Misalnya antara keraton dan Masjid Gedhe, atau antara Sultan dan rakyatnya.

Berdasarkan informasi Keraton Yogyakarta, kawasan tengah Alun-alun Utara berdiri dua pohon beringin kurung yang bernama Kiai Dewadaru dan Kiai Janadaru atau saat ini dinamai Kiai Wijayadaru. Menurut Serat Salokapatra, benih Kiai Janadaru berasal dari Keraton Pajajaran, sementara Kiai Dewadaru benihnya berasal dari Keraton Majapahit.

Sedangkan di sisi utara dan sisi selatan juga berdiri sepasang pohon beringin. Beringin di utara bernama Kiai Wok dan Kiai Jenggot dan pohon di sisi selatan bernama Agung dan Binatur.

Sebanyak 62 pohon beringin mengelilingi Alun-Alun Utara. Dengan tambahan dua pohon beringin di tengah alun-alun, maka total terdapat 64 pohon beringin di kawasan tersebut. Jumlah ini menggambarkan usia Nabi Muhammad SAW ketika meninggal dalam perhitungan Jawa.

Reporter: Yvesta Putu

Editor: Agung Purwandono

BACA JUGA Sultan Ground Kena Tol, GKR Mangkubumi: Yang Penting Tanah Kami Tidak Hilang  dan kabar terbaru lainnya di KILAS.

Terakhir diperbarui pada 25 November 2025 oleh

Tags: alun-alun utaraJogjakeraton YogyakartaKilas
Yvesta Ayu

Yvesta Ayu

Jurnalis lepas, tinggal di Jogja.

Artikel Terkait

Kisah Kelam Pasar Beringharjo Jogja yang Tak Banyak Orang Tahu MOJOK.CO
Esai

Kisah Kelam Pasar Beringharjo Jogja di Masa Lalu yang Tak Banyak Orang Tahu

24 Desember 2025
Jogja Macet Dosa Pemerintah, tapi Mari Salahkan Wisatawan Saja MOJOK.CO
Esai

Jogja Mulai Macet, Mari Kita Mulai Menyalahkan 7 Juta Wisatawan yang Datang Berlibur padahal Dosa Ada di Tangan Pemerintah

23 Desember 2025
Pasar Kolaboraya tak sekadar kenduri sehari-dua hari. Tapi pandora, lentera, dan pesan krusial tanpa ndakik-ndakik MOJOK.CO
Liputan

Kolaboraya Bukan Sekadar Kenduri: Ia Pandora, Lentera, dan Pesan Krusial Warga Sipil Tanpa Ndakik-ndakik

23 Desember 2025
Benarkah Keturunan Keraton Jogja Sakti dan Bisa Terbang? MOJOK.CO
Esai

Benarkah Keturunan Keraton Jogja Sakti dan Bisa Terbang?

18 Desember 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Omong Kosong Pemuja Hujan Musuh Honda Beat dan Vario MOJOK.CO

Pemuja Hujan di Bulan Desember Penuh Omong Kosong, Mereka Musuh Utama Pengguna Beat dan Honda Vario

27 Desember 2025
Warteg Singapura vs Indonesia: Perbedaan Kualitas Langit-Bumi MOJOK.CO

Membandingkan Warteg di Singapura, Negara Tersehat di Dunia, dengan Indonesia: Perbedaan Kualitasnya Bagai Langit dan Bumi

22 Desember 2025
Olahraga panahan di MLARC Kudus. MOJOK.CO

Regenerasi Atlet Panahan Terancam Mandek di Ajang Internasional, Legenda “3 Srikandi” Yakin Masih Ada Harapan

23 Desember 2025
elang jawa.MOJOK.CO

Kala Sang Garuda Diburu, Dimasukkan Paralon, Dijual Demi Investasi dan Klenik

27 Desember 2025
elang jawa.MOJOK.CO

Melacak Gerak Sayap Predator Terlangka di Jawa Lewat Genggaman Ponsel

23 Desember 2025
38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal. MOJOK.CO

Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal

26 Desember 2025

Video Terbaru

Petung Jawa dan Seni Berdamai dengan Hidup

Petung Jawa dan Seni Berdamai dengan Hidup

23 Desember 2025
Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

20 Desember 2025
SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.