MOJOK.CO – Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengabarkan bahwa terjadi peningkatan kemunculan penyakit gagal ginjal pada anak-anak di Indonesia. Penyebabnya masih misterius.
Berdasarkan catatan IDAI, kasus gagal ginjal misterius ini sudah menyerang sekitar 100 anak sejak Januari 2022. Namun, menurut Dokter Spesialis Anak Nefrologi, dr. Henny Adriani Puspitasari SpA (K) dalam Podcast IDAI, Senin (10/10/2022) menyampaikan jika kasus gagal ginjal pada anak ini meningkat dalam dua bulan terakhir.
Meskipun penyebabnya masih misterius, IDAI untuk sementara menggunakan isitlah yang dalam dunia kesehatan disebut gangguan ginjal akut progresif atipikal karena lonjakan kasusnya yang cepat. Hingga September 2022, IDAI melaporkan terdapat 131 anak yang terkena gagal ginjal.
Sekretaris Unit Kerja Koordinasi (UKK) Nefrologi IDAI, dr. Eka Laksmi Hidayati, SpA (K) mengungkapkan jika gangguan ginjal akut ini banyak terjadi pada anak-anak di rataan umur 5 tahun untuk di wilayah Jakarta. Bahkan menurut dr. Eka di luar Jakarta ada yang lebih dari 5 tahun.
“Ada juga yang di luar Jakarta sampai (umur) belasan tahun, di Jakarta kami belum mendapatkan yang di atas delapan tahun,” ungkap dr. Eka dalam konferensi pers Selasa (11/10/2022) dilansir Detik Health
Gagal ginjal bukanlah penyakit yang sepele, penyakit ini dapat menyebabkan terkumpulnya racun di tubuh akibat ginjal tak bisa menjalankan fungsi sebagaimana semestinya. Pakar kesehatan dari IDAI pun membagikan gejala-gejala apa saja yang mengindikasikan anak bisa terkena gagal ginjal.
Dr. Eka mengungkapkan jika tanda-tanda gagal ginjal misterius pada anak ini dapat muncul dari adanya infeksi ringan. Infeksi ringan tersebut diantaranya adalah batuk, pilek, diare, atau muntah. Infeksi ini dianggap ringan karena secara teoritis infeksi tersebut seharusnya tak menyebabkan gagal ginjal. Maka dari itu dr. Eka cukup terheran dengan temuan ini.
“Bukan temuan infeksi yang seharusnya menyebabkan gagal ginjal akut secara teoritis kami pelajari di kedokteran. Itulah yang membuat kami heran,” ungkap dr. Eka.
Kemudian setelah terkena infeksi, dalam tiga sampai lima hari mendadak anak tidak mengeluarkan urine, sehingga tidak bisa buang air kecil. Umumnya frekuensi anak kecil buang air kecil adalah setiap tiga sampai empat jam sekali. Orang tua dapat memeriksa popok buah hatinya secara berkala apakah urinenya banyak atau sedikit.
Sayangnya karena penyebab masih misterius, dr. Henny menyampaikan jika anak sudah tidak buang air kecil selama 6 jam langkah terbaik yang harus diambil orang tua adalah membawanya ke fasilitas kesehatan untuk dibawa ke dokter atau dokter anak.
Lalu apakah langkah untuk orang tua menjaga anaknya dalam mencegah terkena gagal ginjal akut? Melansir Alodokter para orang tua bisa mencegah gagal ginjal akut pada anak dengan memastikan anak meminum segalas air putih yang cukup, tidak menahan buang air kecil, memakan asupan yang sehat dan bergizi seperti sayur dan buah-buahan, ikan, ayam, nasi cokelat, dan lain sebagainya.
Penulis: Pramudhito Pasthiko
Editor: Purnawan Setyo Adi